🍂SEPULUH(j1)🍂

1.3K 281 1
                                    

"A spark of hope that could be a patron from the darkness."

🍂

🍂

🍂

🍂

Beberapa menit setelah teriakan Suri.

       Suster Gabi menghubungi Jessica yang sedang berada di kantin dengan tergesa – gesa. Wanita itu ingat pesan Jessica yang menjadi seniornya. Dia  memintanya untuk menghubungi Jessica jika dia melihat Suri mengalami shock atau apapun itu. "Jess! Ke ruangan sekarang."

          Hanya kata – kata itu yang bisa membuat seorang Jessica langsung lari dengan kencang diikuti Alice. Dia hanya menyebut Suri. Dan Alice sudah tahu pasti ada sesuatu yang terjadi. Kumohon Suri bertahanlah. Doa Alice didalam hatinya.

        "Ada apa?!" tanya Jessica dengan nafas yang memburu begitu dia sudah melihat suster Gabi didepan ruangan Alex. "She's screaming and asking for a help." Kata – kata itu langsung membuat Alice membuka ruangan dokter Alex dengan kasar dan mengagetkan pria yang ada didalamnya yang masih terdiam karena reaksi Suri.

         "Apa yang kamu lakukan?!." Sentak Alice begitu dia melihat Suri yang masih teriak kesakitan sambil memegang dadanya. Alice mleihat dengan kepalanya sendiri bagaimana Suri memukul dadanya dengan sangat keras dan terus menerus berteriak minta tolong. Air mata Alice turun dengan sendirinya melihat betapa tersiksanya Suri. Alice mencoba mendekat untuk bisa membangunkan sang sahabat dari mimpi buruk itu. Hingga tangan Alex menahannya.

        Alice mendorong Alex menjauh dari sebelah Suri. Terlihat amarah yang memancar dari wajah Alice. Tapi Alex masih tetap menahannya. "Apa maumu, HUH!."

       "Alice tenanglah." Jessica menahan bahu Alice yang sepertinya ingin membuat pelajaran kepada dokter Alex.

        "Tenang? Apa kamu bisa lihat Suri yang seperti ini dengan keadaan tenang, Jess?!" Suara tinggi Alice membuat Jessica terkejut. Baru kali ini dia melihat Alice seemosional ini.

        "Maaf. Aku tahu. Aku juga sebenarnya tidak tega. Tapi, kita harus menunggu penjelasan dari dokter Alex terlebih dahulu." Dengan tenang Jessica menjelaskan hal itu kepada Alice. wanita tua itu terus mengelus lengan Alice dengan lembut untuk meredam emosinya.

        "Jadi apa hasil dari terapi mu?" ucap Alice dengan sarkas. Alice masih melihat Suri yang terus menerus berteriak. "Bangunkan dia!."

         "Jangan. Aku ingin dia mengeluarkan semua emosinya dengan tangisannya ini."

         Alice menatap Alex dengan tatapan mengejek. "Dokter gila. Apa kamu tidak lihat teman ku kesakitan?."

        Alex mencoba untuk tenang dalam menghadapi teman Suri. Dia tahu Alice sangat menyayangi sahabatnya. Tapi, dia harus tetap teguh akan terapinya. Alex menyadarkan dirinya untuk kembali fokus dan mencoba menjelaskan kepada Alice. "Saya hanya mencoba untuk mengenali jenis traumanya. Kata 'keluarga' dan 'kasih sayang' adalah hal yang membuat dirinya mengalami kondisi seperti ini."

          "Bukankah dokter Andre sudah menjelaskan kepada anda dokter Alex?" tanya Jessica tak habis pikir. Dokter itu tahu jika Suri tidak bisa membahas keluarganya dan apapun itu yang berhubungan dengan cinta, kasih sayang, dan juga perhatian,

          "Suster Jessica. Saya tau apa yang saya lakukan. Maka dari itu saya bisa mendiagnosa Suri dan memberikan metode yang bisa membuat jiwanya supaya lebih tenang jika menyangkut masalahnya." balas Alex dengan tegas.

HIM (Amethyst Florist Series 1) (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang