"There is always a second chance."
🍂
🍂
🍂
🍂
Nathaniel masih belum berani mendekat. Padahal rasa rindu untuk memeluk Suri sudah sangat menumpuk di dadanya. Marsha masih setia didekat Suri. Dia menggenggam tangan Suri seakan dia tidak ingin melepasnya lagi. Ada kelegaan tersendiri melihat Suri yang mau menerimanya.
"Mama minta maaf sayang. Selama ini mama dan papa tidak memberi kabar." Air mata wanita tua itu kembali turun. Melihat hal itu membuat Suri menarik tangannya kearah wajah Marsha untuk menghapus air matanya. "Tidak apa – apa. Mama tidak salah."
Marsha menggeleng. "Jika mereka tidak mengancam akan menjual kamu dan Joe. Mama tidak akan mengirim mu kesini."
"Joe dimana?." Suri mengingat adik kecilnya. "Dia kami kirim ke jepang ke tempat adik papamu."
"Jadi dia juga diasingkan?." Marsha mengangguk. "Mama tidak bisa melihat kalian celaka. Hanya hal ini yang waktu itu terpikirkan oleh kami berdua. Maaf sayang. Maafkan kami berdua." Suri menggeleng. "Tidak apa ma. Aku bisa memakluminya."
Marsha tersenyum. Dia tahu anak perempuannya ini memang sangat baik. Hatinya yang tulus itu sudah dihancurkan dan disakiti oleh orangtuanya.
Suri melihat Nathaniel yang masih melihatnya dari jauh. Uluran tangan Suri untuk memanggil Nathaniel mendekat disambut riang olehnya. Pria itu langsung menggenggam tangan anak perempuannya. "Maafkan papa. Maafkan papa sayang." Wajah datar dan dingin yang selalu di perlihatkannya kini sirna. Hanya wajah penuh rasa bersalah dan khawatir yang saat ini bersemayang di wajahnya. Pun, juga wajah penuh kelegaan karena penerimaan anaknya.
"Iya pa." Pria itu menarik Marsha dan Suri kedalam pelukannya. Hal itu disambut suka ria oleh Jessica, Camilla, Alice dan Alex yang masih berdiri diruangan itu. Mereka terharu melihat pemandangan didepannya. Rasa syukur selalu mereka ucapkan melihat ada kebahagiaan dimata Suri.
🍂🍂🍂
Sero yang sedang berjalan dari kantin melihat kedua sahabat Suri berdiri di depan sebuah ruangan sempat membuatnya heran. "Apa yang mereka lakukan disini?. Apa Suri sakit lagi?."
Membayangkan hal itu membuat Sero melangkahkan kakinya mendekat. Ada rasa khawatir yang sangat besar yang saat ini ada di dalam pikirannya. Alex adalah orang pertama yang melihat kedatangan Sero. Dia sudah merasa pria itu pasti akan tahu.
"Cam, Al! Ada apa?." Camilla dan Alice terkejut bertemu dengan Sero disaat seperti ini.
"Apa Suri baik – baik saja?." Tidak mendapat respon. Sero berjalan hendak memasuki kamar didepannya. Tapi langkahnya dihalangi oleh Alex. "Maaf pasien sedang istirahat."
"Tapi, aku temannya. Aku ingin melihat keadaanya. Suri pasti senang melihatku disini." Tangan Alice menahan lengan Sero yang saat ini masih tetap saja mencoba masuk kedalam ruangan Suri. "Sudah lah Sero. Biarkan Suri istirahat dulu."
"Ada apa Al? Apa kalian menyembunyikan sesuatu lagi dariku?." Sero kesal setiap kali dirinya ingin bertemu Suri. Kedua sahabatnya ini selalu menghalangi jalannya. "Apa urusannya denganmu, Huh!" sentak Alice.
"Aku temannya. Tidak bisakah kalian memberikan aku kesempatan juga untuk melihat keadaannya?."
"Sudahlah Sero. Sahabatku tidak apa - apa. Lebih baik kamu pergi. Urus istrimu." Ucapan Alice membuat tubuh Sero kaku. Dia melihat Jessica yang hanya diam melihatnya. Suster itu sudah pasti tahu keadaannya.
"Berita mu sudah menyebar dirumah sakit ini Sero. Aku hanya tidak ingin Suri mengharapkanmu karena harapan yang sudah kamu berikan. Aku tidak ingin sahabatku sakit hati lagi." Ucap Alice.
"Apa masalahnya dengan Cassandra, Alice?. Kenapa aku tidak bisa bertemu Suri hanya karena aku sudah menikah?." Sero masih tidak habis pikir dengan ucapan Alice.
"Dia mencintaimu bodoh! Tapi, dia tau kalau kamu mencintai Cassandra. Suri tidak tau jika Cassandra yang dia tau kekasihmu itu, nyatanya adalah istrimu."
"..."
"Lebih baik kamu menjauh. Biarkan Suri melepaskan perasaannya terhadap kamu pelan – pelan." Saran Camilla.
🍂🍂🍂
KAMU SEDANG MEMBACA
HIM (Amethyst Florist Series 1) (COMPLETE)
RomansaA SERIES OF 'AMETHYST FLORIST'. 1st sequel 'HIM' 2nd sequel 'CONSEQUENCES' 3rd sequel 'CONQUERED' Do not copy my works. If you find any similarities in names, places, or situations. It is just inadvertence. Source cover: Pinterest