"I found her.." Seorang pria saat ini terlihat sedang menghubungi seseorang di seberang sana. Dia yakin jika lawan bicaranya disana pasti terkejut. Karena setelah sekian lama, seseorang yang mereka cari – cari berhasil di temukannya. Butuh usaha dan cara yang panjang bagi dirinya untuk bisa kembali melihat sosok yang dirindukannya itu."Bagus. Sekarang kamu bisa membawanya kesini." Suara datarnya terdengar bergetar. Dia tahu jika lawan bicaranya itu begitu bahagia. Walau dengan sikap dinginnya. Dia tahu orang itu pasti merasa lega.
"Saya tidak bisa."
"Maksudmu?."
Pria itu mendesah. Dia tahu lawan bicaranya tidak akan menerima penolakan. Sudah sejauh ini usaha orang itu membantunya hingga dia bisa mendapatkan posisinya yang sekarang. Dan, akan susah untuknya tidak menuruti perkataanya.
"She's sick."
"..." cukup lama pria itu menunggu respon lawan bicaranya. Hingga dia mendesah kasar. "Apa parah? Kamu bisa menyembuhkan keadaannya kan? Untuk apa aku menyekolahkanmu tinggi – tinggi jika kamu tidak bisa menyembuhkannya." Selalu membahas hal yang sama. tentang rasa balas budi yang harus di balasnya.
"Saya mengerti akan hal itu. saya tidak akan melupakan jasa kalian hingga saya bisa sampai ke tahap ini. Tapi, penyakitnya tidak bisa disembuhkan hanya dengan kembali membawanya kesana."
"Apa masalahnya? Apa dia harus di operasi dan membutuhkan banyak uang? Kalau itu kamu tenang saja. Saya punya uang yang cukup untuk menyembuhkannya." Memang egois. Hal itu lah yang di nobatkannya untuk orang itu. Alex, pria yang saat ini masih memegang ponselnya mendesah kasar. Dia memang akan selalu berseteru dengan panas jika sudah membahas topik ini. Alex tahu bagaimana perasaan sang lawan bicaranya saat ini. Tapi sungguh, ini bukan waktu yang tepat.
"it's not that simple. her problem is your family. Dia tidak akan sembuh jika bertemu dengan kalian." Jelasnya lagi.
"Kau itu dokter apa? Aku selalu lupa title yang kau punya." Decakan kasar keluar dari mulut Alex. Sudah seing kali dirinya ingatkan jika Alex bergerak di bidang psikolog. Kenapa dia selalu lupa? Apa dia tidak merasa sayang akan semua uang yang sudah dikeluarkannya untuk Alex sekolah? Masa dia tidak tahu kemana uang yang selalu di keluarkannya selama ini mengarah kemana.
"Psychiatry."
"..."
"Sir."
"Apa parah?." Pria ini mendesah. apakah orang itu tidak paham kata – katanya? Harusnya dia paham dengan keadaan yang ada. "Psychosomatic disorder and delusional. Dan hal itu bisa membuatnya shock dan drop kembali."
"Kembali? Berarti dia pernah drop? Aku tidak mengerti penyakit apa yang kamu sebutkan. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Apa kamu tidak bisa menyembuhkannya?."
"Stop!." Dia kesal selalu disalahkan. Tugasnya adalah menemukan sosok yang di cari orang itu. Dan, membantunya dalam keadaan apapun. Tapi, dia saja baru bertemu setelah dia mendengar namanya di rumah sakit. Nama yang sama seperti nama orang yang dicarinya.
"Psychosomatic disorder adalah masalah yang ada di jiwanya. Delusional adalah keadaan yang dialaminya ketika khayalannya di anggap sebagai suatu kenyataan. Bisa diakibatkan trauma akan masa lalu, atau rasa sakit yang pernah dirasakannya. Apa anda lupa masalah apa yang anda buat dengannya? Apa anda mengingat umur berapa anda membuangnya dan tidak menganggapnya? Harusnya anda ingat jika masalah yang ada di dirinya ada karena ulah egois anda."
"..."
"Dia tidak lagi percaya diri. Dia selalu merasa jika dirinya tidak berarti di kehidupan ini. Bahkan, ketika saya mengucapkan kata 'kasih sayang' dan 'Indonesia' tubuhnya menunjukkan reaksi di luar ekspetasi saya. hal itu karena apa? Karena dia pernah merasakan bagaimana rasanya tidak diinginkan didunia ini. jadi, Jika anda memaksa saya untuk membawanya kembali. Maaf. Saya tidak bisa. Dan jika anda ingin meminta ganti rugi karena hutang saya. akan saya kembalikan."
Tidak ada sahutan dari lawan bicaranya. Dirinya pikir orang itu sudah mematikan sambungan telphonenya.
"Sembuhkan dia. Aku tidak akan menagih apapun darimu. Selamatkan dia. Karena aku ingin menemuinya."
"Akan saya coba. Tapi, hal ini membutuhkan waktu lama. Jiwanya masih belum bisa kuat menerima hal itu." balasnya.
"Aku tunggu kabar darimu mengenai perkembangannya. Jika kamu memang pria yang bisa menyembuhkannya. Akan aku jadikan kamu sebagai calon kuat untuk menikahinya."
Bodoh! Dia memberikan anaknya semudah itu? apa dia seorang ayah?, batinnya
"Tujuan saya belum sampai sejauh itu. Saya hanya ingin menyembuhkannya. Dan, biarkan semua ini berjalan dengan sendirinya. Jangan anda memaksakan hatinya lagi untuk hal penting seperti itu."
"Baiklah. Aku tunggu kabar apapun darimu. Jika dia kembali drop. Kabari aku. Karena aku akan segera berangkat untuk menyusulnya."
Keras kepala!
"Saya tutup dulu. Dia akan datang sebentar lagi." Lawan bicaranya itu pun mematikan sambungan telpon mereka.
Pria egois dan tidak tahu malu. Seharusnya dulu kalian tidak berbuat seperti itu terhadap wanita sebaik dirinya. Tindakan kalian salah.
🍂🍂🍂
KAMU SEDANG MEMBACA
HIM (Amethyst Florist Series 1) (COMPLETE)
RomanceA SERIES OF 'AMETHYST FLORIST'. 1st sequel 'HIM' 2nd sequel 'CONSEQUENCES' 3rd sequel 'CONQUERED' Do not copy my works. If you find any similarities in names, places, or situations. It is just inadvertence. Source cover: Pinterest