🍂TUJUH BELAS(q2)🍂

1K 263 1
                                    


Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan dari pintu membuat Suri yang sejak tadi sedang melamun segera tersadar. "Masuk."

Alice, Camilla, Jessica dan Alex memasuki kamar itu. Alex mengecek keadaan Suri dengan stetoskopnya. "Sudah merasa lebih baik?." Suri mengangguk.

"Ada apa hingga kalian bisa datang bersamaan seperti ini?." tanya Suri. Alice menyuruh Jessica untuk memulai. Dia merasa Suri akan lebih mendengarkan perkataan Jessica. "Suri!."

"..."

"Ada hal yang perlu kamu tau." ucap Jessica.

"Tentang kedatangan pria itu?." potong Suri.

Ketiganya terdiam. Tidak ada satupun dari mereka yang berbicara saat ini. "Aku sudah tau Jess. Saat ini pasti akan datang." Jessica mengambil tangan Suri untuk digenggamnya. "Aku minta maaf karena tidak ada disana disaat dirimu kesulitan."

"Bukan salahmu Jess." Balas Suri dengan tenang. "Suri, Apa kamu ingin tau alasan mengapa mereka menjauhimu?."

Suri menggeleng. "Aku takut Jess."

Mendengar suara Suri yang terdengar sangat menyedihkan membuat Camilla dan Alice mendekat. Kedua sahabatnya itu merangkul Suri. "Ada aku dan Cam disini. Mereka tidak akan menyakitimu."

"Aku takut."

"Suri. Aku mohon kasih kesempatan mereka untuk menjelaskan. Supaya semua beban yang kamu pikirkan selama ini bisa menghilang." Tambah Camilla.

"Aku takut." Air mata Suri kini mengalir. Tanpa ia perintah, air mata itu kini tumpah. Sakit yang selama ini di alaminya terjadi karena dia. Sekarang, disaat semua orang meminta dirinya untuk bertemu dengan pria itu. Dia tidak sanggup. Tatapan mata pria itu ketika dirinya kembali muncul bersamaan dengan kehadirannya waktu itu sangat menyakitinya.

Kini Alex mengambil tangan Suri yang berada di genggam Jessica. "Aku disini." Mendengar suara dokternya entah kenapa membuat Suri melihat pria itu dan tersenyum. "Alex..." Pria itu tersenyum dengan sangat hangatnya. Dia mengusap dengan pelan tangan Suri yang di dingin. "Jangan takut. Ada aku yang akan selalu berada didekatmu. Percayalah semua akan baik – baik saja Suri."

Melihat tatapan meyakinkan dari Alex membuat Suri menarik nafasnya dalam – dalam dan kembali menghembuskannya lagi. "Baiklah." Semua yang mendengar balasan Suri terlihat lega. Entah bagaimana caranya Alex bisa membuat Suri percaya. Yang terpenting Suri tidak akan takut lagi.

Suri mengalihkan tatapan matanya disaat ada orang lain yang masuk ke dalam kamarnya. Dia melihat kedua pasangan itu berjalan mendekat kearahnya. Rasa sakit itu kembali. Dia kembali memukul dadanya dengan hebat. Alex langsung mendekat dan memeluk Suri seperti sebelumnya. Dia kembali mengelurakan kata – kata teduhnya untuk menenangkan Suri.    

Disatu sisi Marsha terdiam. Langkahnya terhenti melihat reaksi Suri. Tetapi, perintah Jessica yang tetap menyuruhnya mendekat tidak bisa dielaknya.

Suri masih tetap memberikan reaksi yang sama. Tatapan wajah nya yang terlihat sangat menderita sungguh menyayat kedua orang tua itu. Hingga saat dimana Alex memberikan tangan Suri untuk digenggam oleh Marsha. Segala tekanan, rasa sakit yang menghentak dadanya dan gemetar yang dirasakannya menghilang tiba - tiba. Ada rasa lain yang dirasakan Suri. Yaitu kehangatan. Air matanya turun tiba – tiba. Diikuti Marsha yang kala itu langsung menggenggam dengan kencang tangan Suri.

Alex yang melihat reaksi Suri yang mulai tenang dan tidak kembali memukul dirinya. Kini ia mulai melepaskan tangannya hingga Marsha sekarang bisa membawa Suri kedalam pelukannya. "Oh anakku!." Ucap Marsha begitu dia berhasil merengkuh putrinya. Suri menangis. Tapi kali ini Alex melihat ada raut kebahagian di mata wanita itu. cara ini berhasil. Batinnya. Tangis Suri yang terdengar sangat menderita tumpah ruah didalam ruangan itu. Semua menangis haru melihat pertemuan keluarga kecil itu.

🍂🍂🍂

HIM (Amethyst Florist Series 1) (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang