love letter: Leon Goretzka

240 16 1
                                    

Dedicated to Draxtzka

~~~~

"sedikit lagi and done!" aku segera memasukkan lipatan kertas berisi surat tentang perasaanku kepada Leon -teman seklub Mats dan juga teman satu komplekku- kedalam amplop.

"apa kau akan memberikannya kepada Leon?" tanya Mats, kakakku yang tiba-tiba masuk kedalam kamarku tanpa mengetuk dan berhasil membuatku terkejut.

"Mats! First of all, biasakan mengetuk pintu kalau masuk ke kamarku. And second, aku tidak akan memberikan surat ini kepadanya." Mats memijit pelipisnya.

"untuk apa kau membuat surat cinta padanya tapi tidak kau berikan kepada Leon?!" Seru Mats frustasi. Lalu menepuk pundakku.

"Leon pasti akan menyukai nya, percayalah padaku." Mats mencoba meyakinkan diriku, aku menggeleng dengan kuat.

Aku memang sudah membuat 3 surat cinta padanya dan aku simpan di kotak yang aku taruh didalam lemari. "aku tetap tidak akan memberikan ini kepadanya. Hush hush Mats, i wanna sleep." aku mengusir Mats keluar dari kamarku, lalu segera membaringkan tubuhku diatas kasur dan tidur.

Aku lupa untuk mengunci kamar dan surat itu masih tergeletak diatas meja.

Keesokan harinya.

Suara gelak tawa Mats dan Leon yang berasal dari teras rumah berhasil membuatku terbangun dari tidur indahku.

"Nancy, ada Leon nih." seru ibu dari bawah, dengan berat hati aku menuruni setiap anak tangga dan berjalan menuju teras. Terlihat Mats dan Leon tertawa bersama sambil menyeruput jus mangga buatan ibu.

"Hai Nancy!" sapa Leon sambil tersenyum kearahku. Jantungku langsung berdetak kencang.

Tahan jantung, kau pasti bisa! Leon ini benar-benar suka bikin sport jantung ya.

"oh hai Leon." aku menguap kencang. Leon tertawa. Sambil menepuk kepalaku.

"ini masih pagi, jangan pasang wajah suntuk gitu dong." ledek Leon.

Mats tiba-tiba bangkit dari kursi, berjalan masuk kedalam rumah. "aku undur diri ya, aku tidak mau mengganggu kalian berdua."

Tinggal aku dan Leon saja di teras rumah. Kita berdua terdiam tidak tau harus berbicara apa.

"uh. Jus mangga buatan ibumu enak ya." Leon mulai membuka pembicaraan.

Aku tertawa kecil. "ibu memang sering membuat jus untuk aku dan Mats." Leon menatapku sejenak, bangkit dari kursi.

"aku pulang dulu ya." Leon mengacak-acak rambutku yang memang sudah berantakan. Lalu berjalan menjauh dari rumah. Aku melambai-lambai kearahnya.  Ketika aku hendak berbalik arah Leon memanggilku lagi.

"Kutunggu suratmu yang lain ya!" seru Leon sambil melambaikan keempat surat cintaku. Aku terkejut.

Ba-bagaimana bisa?!

Aku berlari menuju kamarku, membuka lemari dan melihat isi kotak yang ternyata sudah kosong.

"MAAAAATS!"

Football Imagines Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang