a girl with a crutch: Kepa Arrizabalaga

598 36 25
                                    

Dedicated to courxtois13

~~~~

Kepa terus berlari tanpa henti dari tempat latihannya menuju taman yang untung jaraknya tidak terlalu jauh.

Sesampai di taman, ia mendapati seorang gadis yang ia sayangi tengah duduk santai di bangku taman dengan tongkat yang disenderkan ke bangku ia melihat Kaki kirinya diperban. Kepa segera menghampirinya.

"Aretha." panggilnya, gadis yang ia panggil menoleh.

"Kepa? Bagaimana kau tau kalau aku ada disini?" gadis bernama Aretha itu terlihat terkejut dengan kedatangan Kepa.

"Eden."

Aretha mengepalkan tangannya. "kakak Eden sialan." umpat nya.

Kepa duduk disebelahnya. "kenapa tha?"

Aretha menaikkan alisnya sebelah. "kenapa apanya?"

"kenapa kau tidak memberitahu aku kalau kau mengalami kecelakaan sehingga kaki kirimu menjadi begini?" ujarnya, Nadanya sedikit membentak

"apa kau marah?" tanya Aretha.

Kepa mengangguk. "tentu saja, kekasih macam apa kau ini, seminggu ini menghilang dan tidak memberikan kabar."

Gadis itu menundukkan kepalanya. "aku takut."

"takut kenapa?"

"aku sengaja tidak memberitahu kepadamu agar kau tetap fokus untuk persiapan pertandingan yang akan datang."

"aku tidak mau kau bolos latihan hanya karena aku sakit kecil seperti in-"

"sakit kecil?! Kaki kirimu patah dan kau bilang sakit kecil?!" Kepa menunjuk kaki kiri Aretha dan tongkat yang bersender dibangku, nadanya semakin membentak Aretha.

"aku hanya tidak mau performa mu menurun hanya demi mengurusku. Kau pernah seminggu bolos latihan hanya karena menemaniku yang saat itu cuman demam."

"dan akhirnya kau dimarahi Coach kan?!" Kepa mengangguk pelan.

"bermain di liga inggris merupakan impian mu Kepa, dan kau sudah mendapatkannya. Seharusnya kau tidak boleh Menyia-nyiakan kesempatan ini!" Aretha membentak balik, dan ia tidak bisa membendung air matanya. Perlahan air matanya mengalir lalu mulai menangis.

Kepa sadar, ia salah, ia seharusnya bisa membagi waktu antara latihan dan juga Aretha.

"aku minta maaf Aretha, aku telah mengecewakanmu." lirihnya. Lalu ia memeluk Aretha.

Aretha memeluk Kepa dengan erat. "jangan kecewakan aku lagi ya, Kepa." ia mengangguk.

Tiba-tiba ponsel Aretha bergetar, tertera nama Worst Brother ever.

Aretha melepaskan pelukannya, lalu memecet tombol decline. "perusak suasana." gerutunya

Kepa tertawa, sudah pasti itu Eden yang menelfon. "Sepertinya kakak sialan mu menyuruh mu untuk pulang."

Gadis itu tertawa mendengarnya. "sepertinya begitu." tiba-tiba Kepa merendahkan tubuhnya, Lalu menepuk punggungnya.

"naik." titahnya. Ia menatap Kepa dengan aneh.

"naik ke punggung ku, akan ku gendong kau sampai rumah agar Eden melihat bahwa aku bukanlah laki-laki bangsat macam dia." Aretha tertawa, lalu ia menaiki punggung Kepa dan tak lupa sambil membawa tongkatnya.

Mereka berdua memang mempunyai satu kesamaan, yaitu menista Eden.

Meanwhile.

Eden bersin untuk yang kesekian kalinya, ia menggosok hidungnya.

"astaga, siapa sih yang sedang membicarakan aku?! Mengganggu aku bermain saja." Eden kembali fokus menatap layar komputer memainkan permainan counter strike

Football Imagines Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang