A day with him: Joshua Kimmich

329 21 9
                                    

Dedicated to Nadya_Anov

~~~~

"Josh cepatlah! Sebentar lagi gerbang akan ditutup!" ujarku panik sambil memukul pelan pundak Joshua

Joshua berdecih. "kalau kau begitu terus kita bisa jatoh dari motor Netta."

"aku tidak peduli, Josh." aku terus memaksa Joshua untuk menambah kecepatan motornya. Tiba-tiba Joshua mengerem motornya secara mendadak, aku hampir saja terjatuh.

"ada apa Jo?" tanyaku.

"Netta." Joshua memanggilku.

"kita terlambat." lirihnya, menunjuk gerbang sekolah yang sudah digembok.

Aku menepuk jidatku. "astaga, kita sudah telat." aku mengeluh

"bagimana kalau kita bolos?" tiba-tiba Joshua memberi usul yang menurutku gila. Selama sekolah aku tidak pernah bolos. Bisa dibilang kalau aku anak yang rajin karena daftar absenku selalu hadir

"apa?!" seruku.

"sekarang kan pelajaran Mr Tommy, kalau kita tetap masuk sekolah pasti kita akan langsung berhadapan dengan kepala sekolah." ucap Joshua memberi penjelasan. Aku mengangguk pelan. Masuk akal juga sih.

Aku membuang napas, dengan amat sangat terpaksa aku mengiyakan usul Joshua. Lebih baik aku bolos daripada harus berhadapan dengan kepala sekolah yang akhirnya berujung dengan surat peringatan.

"kau membawa baju ganti?" tanya Joshua, Aku mengangguk. aku selalu membawa baju ganti untuk keadaan darurat seperti ini.

Joshua mulai menyalakan motornya, lalu perlahan menjauh dari sekolah menuju McDonald's yang terdekat.

Sesampai disana, aku segera ke toilet untuk mengganti pakaian yang tadinya seragam menjadi hoodie biru gelap dan celana hitam selutut.

Kulihat Joshua sudah membeli mcdouble dan juga Cheeseburger serta 2 gelas soda.

Aku duduk didepan Joshua, menaruh tas disampingku lalu mulai melahap mcdouble "terimakasih Josh, tau saja ini burger kesukaanku."

Joshua memutar kedua bola matanya. "kau selalu memesan ini setiap kali kita kesini, jadi aku sudah hapal. Lagipula sahabat macam apa aku ini jika aku tidak tau makanan kesukaan sahabat sendiri."

Mendengar kata sahabat, aku tersenyum getir.

Sahabat ya? Selama ini ia menganggapku sebatas sahabat.

Kita memang sudah dekat sejak tk, namun rasa suka aku padanya mulai tumbuh saat kelas 8 smp.

"kau memang yang terbaik Josh." lalu kami fokus kepada makanan kami masing-masing dan tak terasa sudah 3 jam kami berada di McDonald's.

"jam berapa sekarang?" Tanya Joshua sambil menyeruput soda nya yang tinggal sedikit. Aku melihat jam pada layar ponsel.

"jam sebelas."

Joshua berooh panjang. "ke mall yuk?" ajaknya

Joshua benar-benar membuatku semakin merasa menjadi anak nakal. "tapi bagaimana kalau kita ketahuan berada di mall?" tanyaku cemas. Maklum aku tidak pernah bolos.

Joshua mengibas tangannya. "santai saja Netta, kau ini sungguh anak rajin ya. Lagipula kita sudah mengganti baju." ledeknya sambil mencubit pipiku gemas. Ku bisa merasakan wajahku pasti memerah saat ini.

Joshua bangkit dari kursinya. "aku tidak menerima kata tidak." Joshua menarik lenganku. Akhirnya aku mengangguk. "fine, you win." dengan cepat Joshua melajukan motornya menuju mall.

Sesampai di mall, Joshua menunjuk salah satu poster film yang sedang tayang "Nonton ini yuk, kata Toni film ini recomended banget." aku hanya bisa mengangguk mendengarnya.

Setelah pergi menonton, lalu kami membeli 2 scoop eskrim coklat vanila, kesukaan kami berdua.

"habis." ujar Joshua, membuang cup eskrim kedalam tempat sampah. Aku menatapnya tidak percaya.

"cepat sekali, itu laper apa doyan?" Joshua hanya bisa menyengir, lalu ia melihat ada photobooth yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Netta.." panggilnya dengan nada memelas. Aku berdecih, paham sekali maksud terselubung Joshua.

"kali ini mau apa?" nada memelas adalah salah satu strategi Joshua agar permintaan nya dituruti. Ia menunjuk photobooth

Aku membuang cup eskrim ku kedalam tong sampah, lalu menarik lengan Joshua. "okay ayo."

kami masuk kedalam photobooth, memasukkan selembar uang kedalam. Mesin agar menyala, lalu berfoto ria. Aku tidak menyangka kalau membolos bisa se asik ini, apalagi hanya dengan orang yang aku sukai sejak lama.

Setelah puas berfoto lalu melihat hasil foto, Joshua segera mengantarku pulang kerumah.

15 menit kemudian, ia menghentikan motornya. "sudah sampai nona." serunya, aku pun turun dari motornya lalu melihat jam pada layar ponsel. "setengah empat, eh not bad." kami saling saling tertawa.

"terima kasih atas seharian ini Josh." aku mulai berjalan masuk kedalam Rumah

Ia berdeham. Membuat langkahku terhenti lalu berbalik badan kearahnya. "kau tahu, aku punya satu rahasia." Joshua mulai membisikkan sesuatu di telingaku.

"i like me better when I'm with you." setelah mengatakan itu, dengan cepat ia melajukan motornya menjauh dari rumahku.

Kupu-kupu yang ada didalam perutku mulai memberontak.

"damn you Joshua Kimmich! That's why I like you."

Football Imagines Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang