Dedicated to Amndw_
~~~~
Aku melihat dibalik tirai panggung. Para tamu yang berdatangan semakin ramai, lalu aku melihat sosok Marc berdiri sambil melihat kearah panggung.
"Marc? Sedang apa dia disini?" tanyaku dengan perasaan panik dan heran bercampur menjadi satu.
Aku mondar-mandir kebingungan. "kok dia bisa tau sih, aduh malu aku kalau dilihat dia?"
"malu kenapa sih?" tanya Marc yang tiba-tiba sudah berada di depanku. Aku langsung berseru kaget.
"Aah! Marc??!" ia tertawa. Sambil menepuk kepalaku pelan.
"aku tidak tau kalau kau ikut klub teater."
Klub teater ku memang sedang menggalang dana dengan mengadakan pentas snow white. Uang hasil penjualan tiketnya akan dibagikan ke panti asuhan yang tengah kesusahan.
"siapa yang jadi putri salju?" tanya Marc. Aku menunjuk diriku sendiri. Ia melihat ku takjub. "oh ya? Wow."
tiba-tiba datang Mili yang lari terbirit-birit, lalu memegang lututnya kecapean.
"ada apa? Tergesa-gesa banget?" tanyaku pada Mili.
Mili mengeluarkan selembar tisu dari sakunya lalu mengusap wajahnya. "Pablo, dia tidak bisa datang. Istrinya tengah melahirkan saat ini."
Aku pun ikut panik. "haduh, gimana dong? Yang jadi pangeran nya siapa dong?" Mili mengangkat kedua bahunya, lalu menyadari adanya Marc di samping diriku.
"astaga, Marc Andre Ter-Stegen? Dia pacarmu?" tanya Mili. Aku membuang muka.
"aku tidak pa-" lalu Marc memotong ucapanku.
"iya, aku pacanya Dani." aku melotot kearahnya, mencubit lengannya. "seenak jidat ya kalo ngomong." bisikku di telinganya.
"tapi kamu mau kan? Buktinya muka kamu memerah tuh." jawabnya dengan santai. Aku mendengus kesal.
"oh begini saja. Tuan Stegen, apakah anda bersedia menggantikan Pablo sebagai pangeran?" ucap mili memohon kepada Marc.
Aku menghentak kaki ku, melotot kearah Mili. "Mili apaan sih? Lagian 5 menit lagi kita akan tampil, mana cukup waktunya buat hafalin Skrip nya?"
"aku bisa kok, lagian Snow White merupakan dongeng kesukaanku kok, jadi aku bisa improvisasi." sekali lagi, Marc menjawabnya dengan santai tanpa ada beban.
Yatuhan untung ganteng, jadi ku urungkan niatku untuk depak Marc ke afrika barat daya.
Mili menyerahkan kostum dan juga skrip kepada Marc. "terimakasih banyak tuan Stegen, ini kostumnya, dan skripnya."
"terimakasih, dan see you later my snow white." Marc melirik kearahku, mengedipkan matanya sebelah lalu berjalan menuju ke toilet untuk mengganti kostum.
Akhirnya drama kami pun dimulai, so far so good. Marc juga pandai berakting, improvisasi nya juga bagus. apakah ia belajar dari Neymar? sang ahlinya akting
if you know what I mean *smirk*
Setelah berbagai-bagai adegan, Akhrinya tiba adegan sang pangeran mencium putri salju agar terbangun dari tidurnya.
Sejujurnya aku gugup karena sedekat-dekatnya aku dengan Marc, kami tidak pernah ciuman.
Aku yang memejamkan mata, pura-pura tertidur diatas peti yang dikelilingi 7 kurcaci dengan pangeran alias Marc. Aku bisa merasakan nafasnya yang semakin dekat dengan wajahku.
Lalu mencium bibirku dengan lembut sejenak.
~~~~
Aku segera menghampiri Marc yang dikelilingi penggemar nya. "well, not bad juga aktingnya." sapaku sambil menepuk bahunya.
Ia membusungkan dadanya. "waiya jelas, siapa dulu."
"Dani! Tadi itu keren sekali." seru Mili, ia memelukku dengan erat sambil berseru senang.
"yaa, sama-sama Mili."
Mili bertepuk tangan. "aku paling suka saat Marc mencium mu di adegan terakhir."
Aku dan Marc pun saling menundukkan kepala sambil menyembunyikan wajah kami yang memerah.
"Mili, ayolah! Hentikan itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Football Imagines
Fiksi PenggemarBerisi kumpulan cerita tentang pesepak bola kesukaan kalian