Dedicated to sghrarev
~~~~
"terima kasih ya karena sudah mau datang ke acara makan kecil-kecilan tante." Ibunya Roberto mengucapkan terima kasih untuk yang kesekian kalinya.
Aku mengangguk pelan. "sama-sama tante, aku senang kok."
datanglah Roberto dan ayahnya sambil membawa 5 mangkuk berisi sup krim lalu ditaruh di meja.
"here you go. Enjoy your soup." ucap Robero sambil mengedipkan matanya sebelah.
Aku tersenyum geli. "thank you Bobby." lalu mereka berdua duduk di tempatnya masing-masing dan segera memakan sup tersebut.
"Ini yang masak Bobby loh." kini ayah Roberto yang berbicara. "katanya ini makanan kesukaanmu, makanya dia semangat banget belajar masak." Ucapnya sambil menggoda Roberto.
"Ayah! Sudah kubilang jangan buka kartu tentang ini." Keluh Roberto sambil menyembunyikan wajahnya yang memerah. Kami semua langsung tertawa bersama.
Tak lama kemudian, muncul suara petir yang sangat kencang disertai hujan deras.
"waduh, kayaknya hujannya deras banget. Aku akan menelfon ur mom." Ibu Roberto bangkit dari kursi lalu segera menelfon mamaku.
Adik kecil Roberto menghampiriku dan memeluk ku. "aku takut kak." ucapnya pelan.
Aku mengelus rambutnya pelan. "jangan takut, kan ada kakak." ku coba menghibur nya.
"halah sok takut kamu, biasanya juga gapapa kalau hujan." cibir Roberto kepada adiknya. "modus kamu dek."
"iri bilang bos." balas adiknya sambil menjulurkan lidahnya. Roberto terdiam. Ayahnya dan aku tertawa melihat keributan kecil antara Roberto dan adiknya.
Muncul Ibu Roberto. "kata mama mu, kamu disuruh menginap dulu semalam disini. Gapapa kan?"
aku yang tadinya tertawa langsung terdiam.
Aku. Menginap. Dirumah. Roberto?!
"a-aku gapapa kok tante. Aku bisa tidur di ruang tamu."
Roberto bangkit dari kursi. "aku saja yang tidur diruang tamu, kamu di kamarku saja."
"jangan Bobby, itu kamarmu. Aku diruang tamu saja."
"aku saja!"
"Bobby jangan!"
"that's okay Hun."
"no no no."
"kenapa ga kalian berdua tidur di ruang tamu aja?!" adiknya berseru, menghentikan pertikaian kami berdua.
"........."
"........."
"uhh...."
Jam di ruang tamu berdentang sepuluh kali. tanda sudah pukul 10 malam
Akhirnya aku dan Roberto memutuskan untuk tidur di ruang tamu
Bersama.
hanya berbekal dua bantal dan 2 sleeping bag.
"ummm, awkward isn't it?" Roberto bertanya kepadaku.
"Bobby were dating for almost 4 years."
"tapi tetap saja kan?"
Akhirnya aku mengangguk pelan. "sedikit sih, padahal kita berdua dulu sering ketiduran di sekolah-"
"dan kita berdua duduk sebangku." Roberto melanjutkan kalimatku, sedetik kemudian kita tertawa bersama.
"apakah begini rasanya pasutri yang baru nikah tidur di ruangan yang sama?" tiba-tiba ia melontarkan pertanyaan yang sedikit random.
aku pun memukulnya dengan bantal. Ia meringis sambil memegang pipinya yang terpukul bantal. "aww sakit." ia pun membalas dengan pukulan bantal dan akhirnya terjadi perang bantal selama kurang lebih 15 menit.
Setelah itu kami berdua tertidur dengan posisi kepalaku diatas dada Roberto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Football Imagines
FanfictionBerisi kumpulan cerita tentang pesepak bola kesukaan kalian