Miss You: Javi Sanchez

127 13 4
                                    

Dedicated to LuquiVasquez

~~~~

Susana disini terasa sepi senyap dengan angin sepoy menerpa tubuhku dan juga langit yang sedikit mendung. Lalu ku menghentikan langkahku sambil menyapa. "hai, bagaimana kabarmu? Sudah seminggu kita tak bertemu."

"kau tahu, aku belajar memasak bersama ibuku. Tapi makanannya gosong dan malah keasinan. Alhasil kita semua sakit perut." aku tertawa pelan.

"oh iya, minggu depan kamu ulang tahun ya? Padahal aku sudah menyiapkan kado untukmu." ku keluarkan kotak yang berisi senar biola.

"waktu itu kau mengeluh senar biola mu sudah putus kan? Ini untukmu." aku menaruh kotak tersebut di tanah.

"ingat teman-teman palsu mu yang menyiram kamu dengan air bekas pel dan memukul wajahmu? Mereka di skors seminggu dan tak bisa ikut ujian semester. Kau pasti bahagia sekali."

Aku memegang pusara Michella. "kenapa kau harus mengakhiri hidupmu, Chella? Hidup mu masih panjang padahal." tiba-tiba aku teringat ketika aku menghampiri rumahnya, Michella ditemukan tewas dengan menembak kepalanya sebanyak dua kali.

Ia memang mengidap penyakit lemah jantung, ditambah keadaan keluarganya yang broken home dan juga di bully oleh temannya membuat Michella semakin depresi. Sehingga ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya menggunakan pistol milik almarhum kakeknya.

Aku tak bisa menahan air mataku yang sudah membendung, dengan perlahan air mata ku bercucuran. "memang sudah terlambat untuk mengatakan ini. Tapi..."

"aku menyukaimu Michella, sudah lama sekali. Namun aku tak berani menyatakan langsung kepadamu karena aku tahu cintaku bertepuk sebelah tangan."

Semakin lama, tangisku semakin kencang sambil memeluk batu nisan Michella, aku berbisik. "aku merindukan mu, Michella. Sangat-sangat merindukan mu."

Football Imagines Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang