Cheating: Ben Davies

138 13 4
                                    

Sebenernya harusnya di publish nya pas dia ultah kemaren, barengan sama Vertonghen tapi yaudah lah ya

~~~~

"kenapa kau menangis?"

Aku mendongakkan kepalaku untuk mencari tahu siapa yang bertanya kepadaku. Padahal tadi tidak ada siapa-siapa di kelas, hanya ada aku.

"ah kau rupanya, Ben." aku menyeka air mata ku. "tidak apa-apa kok."

"bohong." ia menaruh buku sejarahnya di meja. Lalu melihat kearahku sambil menompang dagunya. "cerita saja."

Aku menaikkan alisku sebelah, Ben bisa peduli juga ya. Biasanya kan dia selalu sibuk dengan buku makanya dia cuek dengan teman-temannya.

Ku menghela napasku. Lalu mulai bercerita. "jadi pacarku bilang kepadaku bahwa selama ini ia punya perempuan dan sudah pacaran dengannya selama 4 bulan. Lalu dia memutuskan ku karena ia terus terang bilang bahwa ia sudah tidak suka kepadaku."

aku menutup wajahku dengan telapak tangan dan kembali menangis. Aku bisa merasakan Ben menepuk bahuku dengan pelan.

"jadi dia selingkuh lalu memutuskan mu?" tanya Ben, aku mengangguk.

"hei, lupakan saja sampah masyarakat seperti dia. Masih banyak yang lebih baik darinya. Tetap semangat okey?"  ucap Ben menghibur ku.

"terima kasih." ucapku sambil menatap mata Ben yang sepertinya berkaca-kaca.
"kau habis menangis?" tanyaku sambil menunjuk kearah matanya. Ben tersadar, lalu segera mengucek matanya. "ah tidak kok. Ini kelilipan."

"bohong, kau pasti habis menangis."
Ben tertawa pelan. "ketahuan juga ya."

"aku habis menangis di perpustakaan tadi."

"kenapa?"

"aku memutuskan pacark-"

"tunggu, kau punya pacar?!" tanyaku terkejut. Ben mengangguk.

"aku tidak percaya seorang Ben Davies si mr intelligent, teachers pet, punya pacar."

Ben memutar kedua bola matanya dengan malas. "tentu saja lah, aku kan manusia, butuh pasangan, tak selalu bisa hidup sendirian." cibirnya

Aku hanya tertawa. "aah okay, next"

"dan semalam, saat aku pergi kerumahnya, Ternyata ia sedang bercinta dengan pria lain. Dikamarnya." aku terhenyak mendengar cerita Ben.

"tadi pagi, ia mengampiriku untuk minta maaf. Tapi aku terlanjur sakit hati dan kecewa dengan nya sehingga aku memutuskannya. Tega nya dia bermain di belakangku." gantian kini aku yang menepuk punggung Ben.

"nasib kita sama-sama miris ya." ucapku yang diikuti oleh anggukan Ben.

"dasar Robert."

"dasar Camelia."

Kami berdua saling menoleh.

"tunggu, tadi kau bilang Robert?" tanyaku, Ben mengangguk lalu bertanya balik. "dan kau bilang Camelia?" aku mengangguk.

"small world, pacarku aka robert bilang kepadaku bahwa nama pacarnya adalah Camelia."

"Camelia juga terus menyebut nama Robert saat mereka sedang bercinta di kamar Camelia."

Kami berdua terdiam, hanya terdengar suara jarum jam berdetik.

Lalu kami tertawa bersama.

"ahahah astaga, jadi selama ini."

"pacar kita diam-diam pacaran di belakang kita." timpal Ben sambil memegang perutnya.

"small world huh hahaha" kami berdua masih asik tertawa bersama di kelas.

"hahaha kalau gitu kita pacaran yuk."

"haha very funny Ben-WHAT?!"

Football Imagines Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang