Jealous: Andy Robertson

157 19 1
                                    

Am I the only one yg baru tau kalo Andy udh berkeluarga?!

~~~~

"Trent!" aku langsung berteriak memanggil Trent dan segera menghampirinya yang tengah menunggu kedatangan bus berikutnya.

"oh hai." sapanya, mengantongkan ponselnya kedalam saku celananya.

Aku memegang kedua lututku yang pegal karena berlari. "apa kau melihat Andy?" tanyaku sembari mengelap wajahku yang berkeringat dengan tisu.

"terakhir kali aku melihatnya saat kami latihan. Kenapa memangnya?" ia mengeluarkan ponselnya, lalu segera membalas sebuah pesan.

Trent mengeluarkan suara puh pelan. "ah ternyata acaranya nanti malam."

"ia berjanji akan menemaniku belajar di perpustakaan kota untuk ujian semester minggu depan." Trent berooh ria sambil mengangguk kepalanya pelan. "aku ikutan ya?" pintanya, aku langsung mengangguk.

"tentu saja."

"ah itu dia." ia menunjuk Andy yang tengah berjalan kemari, dengan seorang perempuan?

"hai! Oh ada Trent juga." sapa Andy.

Trent membalas sapaannya. "siapa dia?" menunjuk perempuan disampingnya.

"oh ini Monica, teman sd ku dulu." ia memperkenalkan wanita bernama Monica tersebut.

"kami papasan saat menunggu bis dan katanya Robbo ingin ke perpustakaan, jadi aku ikut dia saja." jelas Monica sambil tertawa dan menepuk pundak Andy.

Aku memicingkan mata. Dia baru saja memanggil Andy, Robbo? Ia paling tidak suka dipanggil Robbo. Dan dia dengan mudahnya memukul pundak Andy? Aku saja yang notabene nya teman dekat Andy jarang memukul pundaknya.

Ayolah, jangan seperti orang bodoh.

"okay, aku harus belajar." lalu kami berempat segera berjalan kedalam perpustakaan.

Sedaritadi Andy dan Monica ini berisik sekali,  bahkan saat di perpustakaan pun mereka asyik bernostalgia sambil tertawa ria dan itu sangat menganggu ku. Trent yang berada di sampingku merasa kalau aku terganggu.

"eh, kau tidak apa-apa?" tanyanya memastikan. Aku menggeleng pelan.

"tidak apa-apa kok." ucapku pelan, berbohong.

"dan kau ingat saat aku terpeleset di kelas saat aku membawa bekal sepotong pai krim dan pai itu mengenai wajahmu hingga penuh dengan krim? Lalu kau menangis saat itu juga hahahaha." Monica lalu tertawa setelah bercerita yang diikuti dengan tawa Andy

Aku mencoba menahan amarah ku untuk tidak marah, tapi aku tidak bisa konsentrasi karena suara tawa nya.

Lalu ku mengintip dari balik buku dan melihat Monica bersender di bahu Andy sambil menggodanya.

Aku benar-benar tidak tahan, aku membanting buku yang lumayan tebal ini ke meja. Mereka terdiam, Trent yang tengah tidur pun terbangun karena suara bantingan buku ku.

Ku bangkit dari kursi lalu berjalan keluar dari perpustakaan tanpa berbicara sedikitpun. "hei! Tunggu!" Trent segera mengikuti dari belakang.

"ada apa denganmu?" tanya Trent sesampai di luar gedung.

"mereka sungguh berisik, aku tidak bisa konsentrasi dengan buku ku!" seruku kesal hingga membanting ponselku ke ubin. Segera ku pungut ponselku dan untung tidak ada kerusakan

Trent menatapku sejenak. "tidak bisa konsentrasi, atau karena cemburu?" aku refleks menggeleng-geleng.

"yakin? Jangan kau pikir aku tidak tau bahwa kau menyukai Andy." Trent memasang wajah smirk

skakmat

Aku menghembus napasku. "fine, you win. Iya aku cemburu."

"Ha! Sudah kuduga." Trent berseru senang.

"aku cemburu karena aku tidak bisa seperti Monica. Aku tidak berani."

Tiba-tiba saja ada yang menepuk pundakku dari belakang.

"hei! Ku panggil tidak nengok-nengok." ternyata itu Andy. Lalu ia menyodorkan buku yang kubanting tadi.

"aku minta maaf, kalau aku tadi mengganggu kamu belajar. Jadi aku meminjam buku ini dari perpustakaan agar kamu bisa belajar dirumah." aku menerimanya dengan senang hati.

"it's okay, i forgive you." ia tersenyum.

"oh iya, ngomong-ngomong." Andy terlihat malu-malu ketika hendak bertanya.

"kalian berdua tidak pacaran kan?" tanyanya seraya menunjuk Trent dan aku, merah semu terpancar dari wajahnya.

Football Imagines Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang