Seharian ini aku merasa badmood. Tadi pagi sesampainya aku di kampus, seisi kelas ku membicarakan Laisy, salah satu mahasiswi populer di kampusku mengajak Jan berkencan sabtu besok dan menjadi pacarnya, namun tidak ada yang tau apakah ajakan Laisy diterima atau tidak.
Aku yang notabene nya salah satu penggemar Jan tentu merasa sedih namun aku sadar diri kalau aku kalah jauh dengan Laisy. Aku merasa diriku ini hanyalah kentang.
Disaat aku badmood solusinya adalah menggambar, itu selalu membuatku lega. Aku pun duduk di bangku yang tak jauh dari mereka, mengeluarkan sketchbook, pensil dan tak lupa kamera untuk memotret objek yang akan ku gambar. Terkadang hasil gambarku ini ku tempel di mading kampus.
Lalu kulihat ada Jan dan teman-temannya yang bermain bola. Tiba-tiba saja aku berpikiran untuk menggambar Jan, akupun diam-diam memotretnya
Ckrek!
Ia terlihat lucu sekali disini. aku mulai menggambar nya secara perlahan, goresan demi goresan ku tuangkan di selembar sketchbook.
Sudah sekitar 15 menit aku menggambar, dan kulihat teman-temannya sudah selesai bermain bola. satu persatu meninggalkan lapangan dan pulang. Aku juga melihat Jan tengah bersiap-siap pulang bersama temannya yang lengannya penuh dengan tato, rambutnya klimis.
Aku pun kembali fokus menggambar, namun tak ku sadari bahwa ia berjalan menghampiriku.
"oi!"
Seruan itu membuatku terkejut, mengetahui yang menyeruku adalah Jan.
"J-Jan?!" ia tersenyum manis kearahku, melihatku yang tengah menggambar lalu duduk di sampingku.
"kau tengah menggambar apa?" tanyanya.
"a-aku hanya iseng menggambar." jawabku gugup, aku tidak bisa mengatur ritme detak jantungku.
"bolehkah aku lihat?" pintanya, dan bodohnya aku menyodorkan sketchbook miliku dan membiarkan dia melihat gambarku
Ps: pic from stormtrooper3326 at tumblr
"ini bagus sekali." ia menyerahkan sketchbook ku kembali. "dari gaya menggambarmu, rasa-rasanya aku pernah melihat ini deh." ia berpikir sejenak.
Ia menjentikkan jarinya. "apa kau yang sering menempelkan hasil gambarmu di mading kampus?" tebaknya.
Aku menelan salivaku, lalu mengangguk pelan.
"sudah kuduga! Aku penggemar gambarmu tau!" serunya.
Aku terkejut dan senang at the same time
"ka-kau suka karya gambar ku?" tanyaku
Ia mengangguk antusias. "setiap kali mading ganti tema, yang pertama kali aku lihat selalu gambarmu."
Pipiku bersemu merah mendengarnya. "waaw, thanks."
Jan kembali mengangguk. "apa kau dari jurusan seni?" tanyanya, aku menggelengkan kepalaku.
"nope, aku jurusan sastra. Sastra prancis lebih tepatnya. Menggambar hanya sebatas hobiku." ia berooh ria.
"ups, ku kira kau jurusan seni. Karena gambarmu ini bagus sekali." pujinya untuk yang kesekian kalinya. Tiba-tiba ia merebut pensil yang kugenggam lalu menandatangani gambarku di ujungnya.
Ku baca perlahan-lahan. "Jan B Vertonghen?"
"bert is my middle name." jawabnya dengan nada yang pelan. Aku berooh paham.
"apa kau free sabtu ini? Karena aku ingin mengenal lebih dekat denganmu" pertanyaan Jan membuatku kaget.
"tapi, bukannya kau ada kencan dengan Laisy?"
"hah?" sedetik kemudian ia berooh panjang. "ajakan Laisy tadi pagi?"
Aku mengangguk.
"aku menolaknya, she's not my type." aku hanya merespon dengan "oh"
Di dalam hati aku sangat senang mendengarnya. Ternyata ia menolak Laisy.
Lalu ia menulis nomor telefonnya di sketchbook aku.
"meet me at hotspur way saturday, kita akan berkencan. Byee!" ia bangkit dari bangku, melambaikan tangan dan berjalan keluar kampus
KAMU SEDANG MEMBACA
Football Imagines
FanfictionBerisi kumpulan cerita tentang pesepak bola kesukaan kalian