Baking: Raphael Varane

116 12 6
                                    

Dedicated to RMaab75

Sleepy varane 😴

~~~~

"hai Sophie! Kau datang juga akhirnya." sapa Raphael ketika ia membukakan pintu rumah lalu mengajakku untuk masuk kedalam dan menghentikan langkah kami sesampai di dapur.

"jadi begini. Hari ini merupakan hari pernikahan ayah dan ibuku. Nah aku ingin membuat kue untuk mereka tapi aku gatau caranya." aku mengangguk paham mendengar cerita Raphael

"nah kau ingin buat kue apa? Apakah bahan-bahan nya sudah ada?" tanyaku sambil memasang celemek.

"cupcake! Kami semua suka cupcake, dan untuk bahan-bahannya sudah dibeli tadi, sekarang mereka sedang jalan-jalan selagi aku membuat kue." Raphael terlihat kesulitan mengikat tali celemek. "help me?"

Aku tertawa pelan, lalu bantu mengikatnya. "tentu saja."

"jadi, apa langkah pertamanya bos?" tanya Raphael seusai celemek nya sudah terikat.

"buat adonannya lah yang pasti." aku mulai mencampur mentega dan gula.

"kalau begitu aku akan menyiapkan ovennya dahulu!" Raphael segera menyalakan oven dan memanaskan nya.

"oh iya, maafkan aku ya." kegiatanku terhenti mendengar ucapan Raphael. "untuk apa?"

"karena aku selalu merepotkan mu." aku terdiam sejenak, sedetik kemudian aku tertawa.

"astaga Raphael aku kira apaan, membuatku panik saja." setelah mencicipi sedikit adonan dan sudah terasa manis, dengan cepat aku menuangkan adonannya kedalam cetakan dan segera memasukkannya kedalam oven.

"dan kita tunggu sampai matang." aku hendak melepaskan ikatan celemek nya namun tiba-tiba Raphael melemparkan sisa tepung kearahku.

Sekujur tubuh ku mendadak putih. "Raph!" aku tak mau kalah. Aku melempar tepung dah mengenai persis wajahnya. Ia terbatuk-batuk karena menghirup tepung.

Aku tertawa kencang. "hahaha rasakan itu, aki-aki." ujarku menunjuk rambutnya yang putih karena tepung.

"liat saja kau Sophie." akhirnya kami berdua saling melempar tepung satu sama lain.

Lalu terdengar bunyi sesuatu dari oven, tandanya sudah matang. Segera aku kenakan sarung tangan untuk mengeluarkan kue nya dan menaruhnya di meja.

"mau memberikan topping?" Raphael mengangguk antusias. "tentu saja!" lalu kami segera menghias cupcake dengan whipped cream.

Aku tak sengaja melihat Raphael diam-diam memakan satu cupcake nya. "Raph!" ia menoleh, menyengir. "maaf, keliatannya enak sih jadi aku coba deh."

10 menit kemudian, kami selesai menghias kue dan menatanya diatas meja makan.

"selesai! Yey!" Raphael mengajak tos dengan ku, aku pun ikut bertos ria dengannya.

"aku akan cuci tangan." Raphael hendak berjalan menuju wastafel, namun sisa tepung yang bertaburan di lantai membuatnya terpeleset.

Aku mencoba menahan tubuhnya agat tidak terjatuh, tapi apesnya aku malah ikut terpeleset dan jatuh bersama Raphael.

Tubuhku terasa sakit, terutama punggungku. Namun aku merasakan sesuatu yang lembut di bibirku, ku membuka kedua mataku dan mendapati Raphael memelukku dan mencium tepat di bibirku.

Ini kali pertama aku berciuman, dan perasaan ku kini bercampur aduk. Senang, takjub, malu, kaget, bercampur menjadi satu.

Football Imagines Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang