Surprise: Frenkie De Jong

271 19 17
                                    

Dedicated to courxtois13

~~~~

Kubuka kedua mataku yang masih terasa berat, namun terpaksa bangun karena suara alarm ponselku yang sungguh melengking. Lalu aku bergegas menuju kamar mandi.

Setelah sudah rapih dan bersih, aku menuruni setiap anak tangga yang mengarah ke dapur dan ruang makan. Terlihat Matthijs sudah ada di meja makan membaca koran sambil memakan roti.

"hai kak." sapaku. Matthijs hanya menjawab dengan bergumam, ia terlalu fokus dengan korannya.

"kemana si jelmaan lengkuas rendang?"

Matthijs menurunkan korannya. "maksudmu frenkie?" aku mengangguk. Matthijs menepuk jidatnya. "astaga, padahal pacar kamu sendiri loh, jahat banget manggilnya begitu." aku mendengus kesal.

"sejak minggu lalu dia manggil aku ampas kopi, yaudah aku balas dia begitu." Matthijs hanya bisa menggeleng-geleng kepalanya. Kulihat ada oreo nganggur di meja.

Ku raih satu oreo. "minta ya bang."

Matthijs segera menoleh. "eh jangan itu isiny-"

Sedetik kemudian aku batuk-batuk, lalu memuntahkan oreonya.

"isinya odol mint."

Aku meneguk segelas air mineral dengan cepat. "telat bang, ini pasti ulah Frenkie. Iya kan?" Matthijs mengangguk pelan. Ku lihat tanggal di ponselku.

"27 april, ulang tahun ku kan 2 hari lagi. Biasanya Frenkie begini kalau aku ulang tahun." gumamku.

"emangnya harus pas ulang tahun aja huh?" celetuk Matthijs. Lalu kudengar suara mesin mobil berhenti di depan rumah. "tuh pacarmu jemput."

"aku tahu, See you in johan cruyff arena." dengan cepat aku memakai sneakers abu-abu milikku lalu menghampiri mobil Frenkie yang sudah menunggu di depan rumah.

"hai. udah nyobain oreonya belum?" sapanya dengan wajah tanpa dosa. Aku mendengus. "kurang kerjaan banget sih kamu." Frenkie membalasnya dengan tertawa.

"tumben lama."

"iyanih, abis bantuin kiko, kucingnya Appie lahiran." jawabnya tanpa menoleh kearahku karena fokus menyetir.

Aku menaikkan alisku sebelah. "kiko bukannya laki-laki?"

"siapa bilang, sotil banget sih kamu." ujarnya sambil mencubit pipiku. Dengan cepat aku memukulnya pelan. "sakit bodoh." lagi-lagi responnya hanya tertawa.

Tiba-tiba aku mencium sesuatu yang menyakiti hidungku.

"FRENKIE KAMU KENTUT YA?!"

"YA MAAP, ABIS DIAJAK MAKAN RUJAK AMA APPIE TADI."

"JOROK BANGET SIH."

"HEHEHE."

"BUKA JENDELANYA FRENKIE CEPAT! AKU BISA MATI KERACUNAN GAS KENTUT KAMU NIH."

"TUNGGU, SABAR BEB." sedetik kemudian, jendela mobilnya pun turun. Aku segera mencari udara segar. "hampir saja aku mati konyol karenamu." dan untuk yang kesekian kalinya, Frenkie merespon nya dengan tawa.

"apakah tidak ada respon yang lain selain tertawa hah? Kusumpal juga mulutmu dengan tisu nih." ancamku sambil mendekati wajah Frenkie dengan tisu yang kugenggam.

"iih jangan-jangan itu tisu bekas ya? Gamau ih nanti wajah imut aku jadi luntur." ujar Frenkie geli.

"luntur palamu jedag jedug." cibirku. Lalu Frenkie memarkirkan mobilnya. Ku lihat kita berada di depan rumah Frenkie.

"uhh Frenkie, kenapa kita kerumah mu?"

"ada yang ketinggalan." jawabnya sambil mematikan mesin mobil nya.

"apa itu?"

"dompet." aku memijit pelipisku. "pelupa banget sih."

"tapi aku takkan melupakan cintaku padamu." wajahku memerah setelah digombal Frenkie.

"bisa aja nih kadal Chernobyl."

Frenkie membusungkan dadanya. "wah bisa dong, Frenkie gituloh. Udah ah mau ambil dompet dulu biar gak keliatan jiwa missqueen nya." lalu ia segera masuk kedalam rumahnya. Aku hanya menunggu diteras rumahnya.

Sudah setengah jam Frenkie tidak keluar dari rumah. Tumben-tumbenan dia lama banget ambilnya.

"Apakah ia ke kamar mandi? Ah tapi ke kamar mandi udah kayak pidato kepsek sih, lama banget." akhirnya aku masuk kedalam rumahnya. Aku langsung disambut dengan seisi ruangan yang gelap sekali.

"telat bayar tagihan listrik kali ya." aku coba untuk menyalakan saklar lampunya. Lampu pun menyala.

Dan muncul suara confetti.

"happy birthday!!!" kulihat ada ibu, ayah, kedua orangtua Frenkie, Matthijs dan Frenkie yang memegang cheesecake dengan lilin berbentuk angka dua dan nol.

terkejut aku terheran-heran. "tapi kan ulang tahun ku lus-"

"aku yang mengganti tanggal di ponselmu." sela Matthijs, menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil tersenyum kikuk.

Aku mengepalkan kedua tanganku, bersiap untuk menghajar kakakku ini. "Matthijs..."

"disuruh Frenkie, hajar dia saja aku ikhlas dan ridho kok." Serunya sambil bersembunyi dibelakang tubuh Frenkie.

"loh kok aku?! kan yang punya ide kamu, Mat." bela Frenkie gamau kalah.

"tapi kan kamu pacarnya."

"kan kamu kakaknya."

"Mengalah sajalah Frenkie, kan kamu lebih tua dari aku."

"tapi kamu lebih tinggi 8 senti dariku."

"yeu situ aja yang pendek."

"durhaka kamu sama yang lebih tua."

Aku hanya bisa menepuk jidat, lalu memijit pelipisku.

"ya Tuhan, dosa apa aku hingga punya pacar dan kakak seperti mereka?"

Football Imagines Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang