5 ••Will you be my girlfriend?

2.5K 151 6
                                        

Shafarina Quize & Farel Ravisqy Madava

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shafarina Quize & Farel Ravisqy Madava

Selamat membaca~~

☁☁☁☁☁

Arin menatap dirinya sekali lagi di cermin, ia menjadi sedikit gugup ketika tau bahwa Farel akan menjemputnya untuk pergi sekolah bersama, padahal biasanya ini adalah hal biasa.

Arin menghela nafas,"Arin harus hilangin perasaan ini, harus!" Tegasnya, kemudian Arin tersenyum ceria pada bayangannya di cermin.

Terdengar suara ketukan pintu, itu Ira, ibu Arin,"Arin itu Ditungguin Farel!"

"Iya bun sebentar," Arin lalu mengambil tas gendongnya dan keluar dari kamar.

"Duh anak bunda udah cantik," Puji Ira

"Iya bunda, kan bunda juga cantik," Jawab Arin cepat.

Ira terkekeh mendengar jawaban anak gadisnya itu ,"ya udah gih berangkat kasian Farel."

"Iya bun, Arin berangkat ya, bunda hati hati dirumah." Setelah menyalimi tangan bundanya, Arin berjalan menuruni anak tangga dan keluar dari rumah, ia melihat Farel kali ini memakai mobil.

"Pagi Farel!" Sapa Arin ramah.

"Pagi rin, berangkat sekarang?"

"Taun depan, Farel."

"Oh gitu oke oke." Farel malah bersender pada bagian depan mobil membuat Arin gemas sendiri.

"Farel ih!"

"Apa Arin manggil manggil, lo mau minta tanda tangan?"

"Ayo berangkat!" Ketus Arin.

"Katanya taun depan." Arin bersiap mencopot sepatunya dan dilemparkan ke wajah Farel, biar jelek sekalian, tapi niatnya itu dia urungkan.

"Galak banget dasar Macan!" Akhirnya Farel berjalan dan membuka pintu mobil untuk Arin.

"Lo bilang gue apa?" Tanya Arin sambil memasuki Mobil.

"Macan." Farel memamerkan deretan gigi nya, kemudian menutup pintu dan berjalan menuju pintu kemudi.

"Kalo gue Macan berarti Farel berteman sama Macan lah!" Ketus Arin.

Farel sedang memasang seatbelt saat Arin meracau tak jelas.

"Diem macam!"

"Macan ngga ada yang secantik Arin loh" Arin masih saja mengoceh, ia melipat kedua tangan didepan dada, matanya mengarah ke depan, bibirnya tak henti mengomel.

"Arin diem ah!"

Arin menatap Farel horor, ia tidak suka jika disuruh diam.

"Lo cantik kok," Puji Farel, ia mengacak puncak kepala Arin, mobilnya pun bergerak menjauhi pekarangan rumah Arin.

AWAN {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang