29 •• Kehilangan

2K 92 2
                                        

I lost you, and everything about you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I lost you, and everything about you.

☁☁☁☁☁

"Rica?"

"Rica?"

"Bi, Rica mana?" Tanya Farel pada pembantunya yang sedang berada di dapur.

"Anu den, ngga pulang, tadi telpon katanya mau nginep dirumah neng Arin." Farel hanya mengangguk mengerti.

Farel berjalan menuju kamarnya, ia merasa sangat lelah sekali, masalah Rica, biar saja, nanti ada waktunya untuk berbicara, mungkin sekarang Rica hanya butuh ketenangan.

Farel merebahkan tubuhnya, memandang langit langit kamar yang masih diterangi nyala lampu. Pikirannya menerobos mengingat semua kejadian yang ia alami beberapa waktu terakhir. Arin sudah menjauh, Arin, yang sejak kecil sudah bersamanya kini perlahan menghilang.

Rica, adiknya, juga perlahan membencinya.

Apa yang salah?

Farel hanya ingin bersama Niken, cewek yang sudah membuat Farel benar benar jatuh cinta. Tapi mengapa semua jadi serumit ini?

Awalnya, Farel berfikir, ia tidak akan merasa berat jika hanya Arin menjauhinya, karna sudah ada Niken disampingnya, tapi salah, Farel merasa kehilangan, ya, sejujurnya Farel kehilangan.

Farel mengambil ponselnya yang berderin, nama Niken tertera disana.

"Halo?"

"Halo sayang, udah nyampe?" Tanya Niken di seberang sana.

"Iya udah." Jawab Farel dengan nada malas, ia sedang kacau sekarang.

"Kamu kenapa lemes gitu?"

"Ngga papa."

"Ya udah deh, besok jalan jalan yuk ke mall, make up yang waktu itu kamu beliin udah habis,lagian sekarang kan udah liburan."

"Besok lagi ya, aku capek." Tolak Farel.

"Ih kok kamu gitu si, aku cuma minta beli make up!" Nada Niken terdengar kesal.

"Iya besok lagi."

"Ih tau ah!" Panggilan terputus sepihak, Farel mengedikkan bahunya tidak ambil pusing, ia harus mengesampingkan Niken sekarang.

☁☁☁☁☁

Matahari belum menampakkan sinarnya. Tapi, suara ayam sudah menggema, Rica mengikat tali sepatunya, di sampingnya, Arin masih menguap karna merasa ngantuk.

"Kak Arin ayo buruan keburu panas!" Rica berdiri, ia menyampirkan sapu tangan pada pundaknya.

"Iya iya," Jawab Arin malas," hwaaa,"Arin menguap untuk kesekian kali.

AWAN {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang