
Ada genggaman yang harus terlepas dan merelakan genggamannya digenggam orang lain.
☁☁☁☁☁
Semua siswa bernafas lega karna hari ini adalah hari terakhir ulangan kenaikan kelas, mereka telah melakukan ulangan itu satu minggu kemarin.
Farel berjalan santai menyusuri koridor bersama Niko dan Rafi.
"Aduh anjir hampir gue lupa!" Niko menepuk dahinya.
"Kenapa?" Tanya Rafi.
"Aduh anjir itu adik kelas bening bening banget gewlaa!" Farel berseru, matanya tidak henti meneliti setiap sudut koridor.
"Cewek aja otak lo!" Rafi menoyor kepala Farel kesal.
"Eh gue baru inget, rel gue nitip undangan buat adik lo, oke?" Niko mengambil undangan dari saku celananya kemudian diberikan kepada Farel yang merebutnya kasar, "gue peringatin buat lo ya, adik gue ngga doyan pedofil." Farel menjulurkan lidahnya, kemudian berjalan lebih cepat ke arah Niken yang sudah melambaikan tangannya tak jauh dari tempat Farel berdiri.
"WOI GUE BUKAN PEDOFIL ANJIR!" Seru Niko kesal.
☁☁☁☁☁
Arin sudah siap dengan dres warna maroon perpaduan yang kontras dengan wajahnya yang hanya dipoles make up tipis.
Malam ini adalah pesta ulang tahun Niko, yang diundang juga tidak terlalu banyak, hanya anak satu kelas, dan orang yang dekat dengan Niko.
Setelah meminta izin pada bunda nya, Arin berangkat bersama Mike. Tentu saja Mike. Farel? Sudah jelas bersama Niken.
Keadaan mobil sedikit canggung meski terkadang Mike masih berusaha mencari topik pembicaraan.
Setelah ungkapan perasaan Mike tempo hari, Arin masih belum menjawab, ia harus memastikan dulu perasaannya, karna bagaimanapun, Arin tidak mau jika menerima Mike hanya untuk pelarian.
Beberapa menit berlalu, Arin dan Mike sampai di sebuah rumah yang megah, mereka turun dan memasuki pesta tersebut berdampingan.
Belum terlalu ramai, sehingga Arin tidak terlalu malu. Tapi tetap saja, penampilannya malam ini mengundang perhatian orang orang.
"Itu Niko, ayo kesana." Mike menunjuk dengan dagunya.
Arin mengangguk, mereka berjalan menghampiri Niko, namun, tiba tiba Farel dan Niken muncul dan sampai lebih dulu pada Niko.
Arin memelankan langkahnya, sedikit gugup.
"WOW ARIN BEUTIPUL BWANGET!" Seru Niko saat Arin baru saja datang, disana hanya ada Niko, Farel dan Niken.
"Makasih Niko, tumben." Arin tersenyum, "selamat ulang tahun ya." Arin menjabat tangan Niko.
"Thanks rin."
KAMU SEDANG MEMBACA
AWAN {End}
Teen Fictionkamu seperti awan, aku berjalan mendekatimu, tapi kamu berjalan untuk mendekati yang lain, sesederhana itu, perasaanku tidak terbalas. ^ Saat cowok dengan julukan 'Playboy' berhasil berubah hanya karna satu cewek.ane...
