25 ••Sebuah ungkapan (2)

1.7K 92 0
                                        

Terimakasih sudah membuatku mengerti bahwa aku bisa dicintai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terimakasih sudah membuatku mengerti bahwa aku bisa dicintai.

☁☁☁☁☁

Seseorang dengan kepala tertutup hoodie berjalan pelan memasuki area kafe, menemui cewek yang sudah memasang wajah kesal.

"Lama lo!" Ketus cewek tersebut.

Cowok ber hoodie itu duduk, dengan kedua tangan masuk ke dalam saku hoodie.

"Langsung aja ya, gue males basa basi," Ujar cewek tadi,"kayanya lo harus cepet cepet lancarin aksi lo, gue udah males, dia makin hari makin murung mikirin si kegatelan itu."lanjut nya dengan nada sebal.

"Hm, beres." Ujar cowok tadi yang seketika membuat seringai muncul di wajah gadis yang duduk didepannya.

☁☁☁☁☁

Arin menatap nanar dirinya di cermin, mata sembab, hidung merah, rambut berantakan. Wajahnya benar benar kacau.

Untung saja hari ini adalah hari Minggu, sehingga Arin tidak perlu repot repot ke sekolah.

Arin lebih memilih untuk merebah lagi di kasur empuknya, enggan keluar dengan keadaan begini, semalaman, ia hanya menangisi kejadian kemarin.

Benar benar mengenaskan.

Ponselnya berbunyi tanda pesan masuk, Arin mengambil nya dengan malas.

RICA 🦇

Ka Arin! Sekarang hari libur lho ya?! Jangan lupa main, harus pokoknya!

Arin hanya membacanya, hari ini memang ia sedang tidak ada acara atau janji dengan siapapun, tapi, pergi bersama Rica bukanlah hal yang baik setelah kemarin Farel mematahkan lagi hatinya.

Sementara itu, ditempat lain,

"KAKAK IH!"

"Bacot banget elah, diem napa." Ketus Farel.

Rica tidak diam begitu saja, ia masih tetap mengikuti kakaknya dengan mulut komat kamit, sesekali beteriak nyaring.

Farel menuju meja makan untuk sarapan, tentu saja dengan Rica yang masih setia membuntuti.

"KAK FAREL AYO DONG! RICA MAKSA NIH! NGGA MAU TAU POKOKNYA HARUS!" Rica berteriak lagi, ia duduk dikursi meja makan.

Dirumah, mereka hanya tinggal berdua dengan para pembantu rumah tangga.

Ya, sebelum ada Rica, Farel hanya tinggal sendiri, mungkin itu sebabnya Farel agak semena mena, orangtua nya tinggal di Amerika bersama Rica.

Meski begitu, Farel masih cukup dewasa dengan tidak membenci Rica, bagaimanapun, Farel yang menginginkan untuk tetap disini, karena seseorang.

AWAN {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang