PEKA

ㅡ09

"cie khawatir cie"

...

"Ya masa gue sih Nav, lo aja gih sama Bagas" kata gue.

"Lho? Kok kita? Bukannya yang pacarnya itu lo?" Jawab Bagas.

Gue mikir lagi. Jadi hari ini Rafka gak sekolah karna sakit. Katanya sih demamnya tinggi, sampe dirawat gitu. Nah si Bagas sama Navya malah nyuruh gue buat kesana. Tapi.....

Helaw? Gue jenguk dia? Gue siapanya?
Gue dimana? Dengan siapa? *Eh. Malah nyanyi lagunya rindu band.

"Ya kali kan lu bisa diseriusin lagi Del sama Rafka" sambung Navya.

"Ya udah deh, ntar gue kesana, puas kan kalian?"

...

Sore ini sehabis mandi, gue bakal kerumah sakit. Yaiyalah kerumah sakit, yakali jenguk orang ke kantor pos.

Skip aja✓

Gak perlu waktu lama-lama. Karna gue paling gak suka sama yang namanya nunggu, jadi gue udah pesen grab sebelum gue abis mandi. Hmm akang grabnya ganteng juga.

(Rumah sakit)

"Permisi" kata Adel sopan saat masuk ke ruangan Rafka dirawat.

"Kamu siapa?" Jawab seorang wanita yang terlihat dua tahun lebih tua dari Adel.

"Hm aku temen-"

"Pacarku kak" kata si orang yang lagi mau dijenguk.

"Ohh ini namanya Adel ya? Wahh mungil ya orangnya". "Kenalin, nama kakak Rifka, kakakknya Rafka"

"Ah, aku Adel kak" jawab Adel sambil menjabat tangan Rifka.

"Oh ya Del, jaga Rafka dulu ya. Kakak mau kekampus lagi. Nanti antara jam 7 malem mamanya dateng"

Adel cuman ngangguk-ngangguk sambil senyum sebelum kak Rifka keluar ruangan. Adel duduk dilantai tanpa ada keluh keaal sekalipun sambil menutup hidungnya.

"Kenapa duduk sana Del?" Tanya Rafka yang masih nyoba buat duduk.

"Terus? Gue harus duduk dimana? Di genteng?" Jawab Adel sinis.

"Ya kan disamping gue ada kursi juga kali Del, malah duduk di lantai" kata Rafka lagi.

Adel akhirnya pindah ke kursi disebelah Rafka. "Udah, puas lo?" Kata Adel.

"Ciee kenapa kesini? Khawatir ya Sama Aku?" Tanya Rafka.

"Geer banget lo bunglon"

"Terus kesini mau ngapain lagi coba kalo bukan khawatirin aku?" Goda Rafka lagi.

Adel tetep diem. Gak tau kenapa dia pengen muntah dari tadi.

"Del? Kamu gak papa kan?" Tanya Rafka yang mulai cemas melihat wajah Adel tiba-tiba pucat.

Semenit setelahnya, Adel tak sadarkan diri.