ㅡ41

62 6 0
                                    

"nyerah?no!"

...

Masih disini. Dengan perasaan yang sama seperti sebelumnya. Pria bernama Rafka ini duduk di minimarket dekat sekolah. Sepulang sekolah tadi, dan setelah kejadian di rooftop tadi, Rafka berdiam diri. Apakah dirinya tidak memiliki kesempatan lagi? Ia kenal Adel, dan sayangnya sekarang Adel mempunyai pertahanan yang kukuh.

Drrttt

"Halo?"

"..."

"Maksud lo apa?"

"..."

"Oke gue kesana"


...

Itu bukan hal gampang buat gue lupain dia. Tadi di sekolah, dia udah bikin hati gue terhanyut lagi, dan gue gak mau hanyut lebih jauh lagi. Rooftop tadi serasa bukan rooftop sekolah yang gue biasa datengin. Rooftopnya jadi berwarna. Gue gak tau berapa lama dia nyiapin semuanya. Tapi sama aja, sekali-nya kecewa akan tetap kecewa bukan?

Lamunan gue buyar saat ketukan pintu kamar gue. "Del, makan dulu yuk" . Gue tau ini suaranya bang Radit.

"Ya bang, ntar Adel nyusul. Mau mandi dulu" jawab gue. Dan perlahan setelah bang Radit jawab 'iya', gue langsung ke kamar mandi.

Setelah gue mandi, gue turun dan berujung makan sama ayah sama bang Radit.

...

Keesokan harinya, kelas XII diminta untuk simulasi UNBK. Jadinya sekolah hari ini sepi gak ada adik kelas satupun kecuali emang jadi OSIS. Seperti biasa, sebelum mulai simulasi, Adel, Bagas dan Navya pergi ke kantin dulu. Isi perut dulu sebelum isi otak.

"Cantik-cantiknya gue mau apa nih, gue yang pesen" tawar Bagas.

"Samain aja deh" kata Adel dan Navya barengan. Selanjutnya, mereka terkekeh berdua.

"Oke, tunggu dulu ya princess-ku" Bagas berlalu menuju salah satu kantin.

"Jelek juga ya Del, bentar lagi kita mau tamat, terus gak bisa ketemu sama temen-temen SMA lagi" lirih Navya sambil menekuk tangannya lalu menopang dagunya.

"Lebih jelek juga gak tamat-tamat Nav, emangnya lo mau disini sampe Bagas beruban" jawab Adel.

Navya menggeleng. "Yeee engga gitu juga kali Del. Berat aja gitu ngelepas masa SMA yang isinya kenangan-kenangan indah" kata Navya sambil cekikikan.

"Indah buat lo Nav, bukan buat gue" jawab Adel, wajahnya kembali sendu.

Perlahan ada seorang wanita yang datang mendekat. "Ups, kisah lo di SMA buruk banget ya Del? Sampe mau cepet-cepet tamat?"

Mata Navya memanas melihat cewe didepannya ini. Sedangkan Adel hanya mengehela nafasnya panjang tanpa mengindahkan kedatangan cewe yang udah buat masa-masa SMA-nya kacau.

"Syif, lo pergi aja deh, ganggu mulu lo!" Bentak Navya. "udah cukup ya lo sakitin hati sahabat gue, kalo lo gak mau pembalasannya, lo pergi aja, pengen muntah gue liat drama queen kayak lo!" Sambungnya.

Tangan Adel perlahan menyentuh lengan Navya. Dengan tatapan Adel yang meminta 'biarin gue selesaiin dulu ya Nav' akhirnya Navya pergi mencari pacarnya, Bagas.

"Duduk" kata Adel dingin.

"iih seneng deh gue akhirnya image lo yang ceria itu jadi suram gini" kata Syifa sambil duduk didepan Adel.

"Gue pengen lurusin semua ini, kali ini gue bakal bertahan buat Rafka, keliatannya gue bodoh, tapi gue gak akan sebodoh dan licik kayak lo Syif" ucap Adel menatap keluar jendela di kantin.

"Gue? Diem? Biarin lo sama Rafka? Mimpi aja deh lo Del, gimana pun Rafka bakal punya gue, dan selalu jadi milik gue. Gue akan lakukan apapun itu bahkan sampe ngebunuh orang sekalipun biar Rafka tetep memihak gue Del" jawab Syifa.

"Gila, nih cewe psycho banget!" Kata seseorang dari kejauhan.

"Itu terserah lo Syifa, gue juga gak akan terpengaruh sama ancaman lo, karna gue tau, Rafka cuma cinta dan sayang sama gue" kata Adel dengan smirk nya tak mau kalah dengan Syifa.

"Dasar murahan!" Plak!

"Dih, mainnya tangan, kayaknya lo harus periksa ke rsj deh" jawab Adel lagi dengan tenangnya ia mengibas rambutnya setelah ditampar Syifa yang wajahnya sekarang sudah memerah.

"Mampus lo dasar cabe kiloan!" Batin orang itu lagi.

"Mending gue nyusul Navya sama Bagas deh, daripada ngeladenin cewe cengeng kayak lo" kata Adel lalu bangun dan berlalu dari kantin.

...

"Hai" sapanya.

Adel mendongak. "Hai" sapa Adel balik.

"Kenapa lo disini? Bukannya simulasi udah selesai ya?" Tanya cowo ini.

"Ya emang sih udah selesai, gue cuma mau diem disini dulu sambil nunggu jemputan, kalo lo?" Tanya Adel balik.

"Gue-em itu-"

"Adel! Buruan pulang!" Teriak Radit.

"Gue balik duluan ya" kata Adel lalu melambai ke arah siswa itu.

"Duh, adem banget mata gue" katanya.

🌻🌻🌻

PEKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang