ㅡ45

69 5 0
                                    

"kelelahan yang berarti"

...

"Ngantin yuk Del, laper banget nih gue" ajak Bagas.

   Adel hanya mengikuti langkah Bagas yang menuju kantin. Mereka duduk setelah memesan makanan. Cukup lama mereka tidak bergeming sampai makanan mereka datang. Dan yang membawa pesanan mereka bukanlah ibu kantin yang biasanya, dia adalah Jun, teman baru Adel kemarin.

"Jun? Kenapa lo yang bawa?" Tanya Adel.

"Tadi gue liat kalian pesen makanan, dan ya gue yang bawain sekalian gabung sama kalian" jawab Jun lalu duduk didepan Adel disamping Bagas.

"Kenapa lo bisa tau gue pesen makanan? Perasaan tadi gue gak liat lo dateng" kata Bagas lalu menyeruput es nya.

"Gue tadi ada di dalem kantin, lagi nitip dagangan ibu gue jadi gue liat kalian" jawab Jun.

"Ibu lo? Jualan apa Jun?" Tanya Adel.

Setelah itu Jun mengangkat belanjaannya. Segelas es kelapa muda yang menyegarkan. "Es kelapa muda Del, Ba, kalian mau gak?" Tawar Jun.

"Ah es kelapa ya, gue jadi keinget yang di pantai" lirih Adel.

Bagas menatap heran Adel. "kenapa sama pantai?"

"Gue jadi inget kisah ibu-ibu jualan es kelapa disana, gue sampe nangis dengerinnya, dan gue mikirin anak kecil yang ikut jualan sama ibu nya itu" jelasnya.

"Nama anak kecil itu Ica bukan?" Tanya Jun. Adel melotot ke arah Jun, kenapa Jun bisa tau?

"Kalo iya, berarti kisah yang buat lo nangis itu kisah keluarga kecil gue Del, Ica adik gue dan Ranti nama ibu gue" jelas Jun setelah mendapat tatapan dari Adel.

"Ya tuhan Jun! Kenapa lo gak bilang-bilang sih?! Tau gitu gue mau main sama adik lo! Gemesin tau gak si Ica?!" Bentak Adel. Yang dibentak hanya terkekeh.

"Ya masa iya gue ngasi tau kalian tanpa kalian tanya, ntar yang ada kalian malah risih sama gue" jawab Jun.

"Ekhm" Bagas derdehem. "Maaf ya mba, mas, ini gue gak ngerti ceritanya, jadi, CERITAIN ULANG ANYING! GUA KAYAK KAMBING CONGE DISINI GAK TAU APA-APA!"

    Adel dan Jun menatap satu sama lain lalu tertawa bersamaan. Setelahnya, Jun bercerita tentang kehidupannya tanpa menampilkan wajah sendu, malah ia masih ceria seperti Jun yang biasanya. Dan yang daritadi nangis denger cerita Jun itu Adel sama Bagas. Awalnya Bagas ngejek Adel yang udah mewek diawal cerita, eh akhirnya Bagas kena azab jadi ikutan mewek malah nangisnya lebih parah daripada Adel.

...

    Rafka duduk disebuah kursi panjang. Pikirannya melayang kemana-mana. Ia masih tidak menyangka bahwa ia baru saja melihat seorang ibu dan anak kecil pingsan diramainya lalu lintas. Bukan, bukan Rafka yang tega menabrak mereka, tapi mobil yang berada jauh didepan Rafka yang memilih kabur dan tidak bertanggung jawab. Rafka yang tanpa basa-basi langsung menolong mereka dan membawa mereka ke rumah sakit. Ia mengenal dua orang itu, tapi ia tidak tahu siapa keluarganya, bahkan ponsel atau dompet saja mereka tidak bawa, bagaimana caranya mengabari keluarga mereka?

   Rafka yang pusing setengah mati ini akhirnya menelfon orang yang bisa menenangkannya, siapa lagi kalau bukan Adel.

"Halo Raf? Kenapa?"

PEKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang