PEKA

ㅡ29

Budayakan vote sebelum membaca:v

Ga ngenggas kan:v

" ketemu lagi "

...

Mari kita biarkan Bagas dan Navya yang lagi rayain hari jadian mereka yang ke setahun. Author jomblo mah bisa apa:'v

Skip✓

Hari ini sekolah masih seperti biasa. Setelah acara pms Adel yang bikin Rafka sama Bagas kelelahan, sekarang saatnya Adel yang kelelahan ngurus Rafka.

Tinggal seminggu lagi pertandingan futsal antara tim posbabes dan tim Jokejay yang masih satu sekolah tapi beda tim.

Buat kalian yang bingung atau selebihnya jijik sama nama tim nya, sini author kasi tau.

Posbabes = Polos Badas beuh asique

Jokejay = Jomblo Keren Anjayy

Sebenarnya, ini bukan keinginan anggota tim yang buat namanya. Tapi dari pelatih futsal disekolah, namanya pak Glubuk. Bukan gubluk. Katanya biar agak gaul dan gak kalah sama emak-emak di sosmed.

"Yangg mau dong airnya" pinta Rafka. Malah rewel:v

"Ambil sendiri dong Raf, kamu minta lap keringet kamu, minta air, minta ini minta itu, tangan aku cuma 2 Raf, mana bisa sekalian gitu" kata Adel.

"Mampus deh lu dimarah" sambung Bagas yang duduk disamping Adel dan Rafka sambil ngemil potabee

"Ngikut aja deh lu Bagong, mending gue ada Adel, yang abis anniversary terus sekarang pacarnya gak Sekolah seminggu apa kabar?" Kata Rafka sambil nepuk bahu Bagas. Mood Bagas down lagi.

Jadi, Navya sudah membuat surat ijin seminggu karena ada acara di kampungnya, neneknya meninggal dan prosesnya cukup lama. Dan guru fine saja selama Navya mengirim surat dan tetap mencatat semuanya lewat groupchat yang dibuat. Yang gak fine itu Bagas, yang moodnya langsung down. Baru aja kemarin rayain anniversary tapi sekarang ditinggal, seminggu pula, kasian iler tapir satu ini.

"Raf, bentar dulu ya aku mau ke kelas bentar ambil tisu" ucap Adel dan dijawab anggukan oleh Rafka. "Jangan lama ya"

"Heleh, mau ngebucin kan lo" kata Bagas. Sedetik kemudian, botol freshtea melayang mengenai punggung Bagas. Jangan main-main sama Adel yang masih ada di masa singa.

Rafka cuman ketawa ketiwi ngeliat Bagas yang kena imbas keganasan pacarnya. Beberapa detik kemudian giliran Rafka yang mukanya kicep. Dia liat Adel yang udah jatuh gitu aja dilantai. Dan orang cowo didepannya.

"Eh maaf ya gue gak sengaja, bener" kata cowo ini sambil ngulurin tangannya ke Adel.

Tapi Adel lebih milih bangun sendiri. Menurutnya, kalo dia bisa sendiri kenapa enggak?

"Del, gak papa kan?" Tanya Rafka yang nangkup mukanya Adel.

"Gak papa kok Raf, aku balik ke kelas dulu ya" jawabnya lalu kembali ke kelas.

"Yang tadi pacar lo?"tanya cowo yang nabrak Adel. Rafka ngangguk. "Kenapa?"

"Bilangin dia ya, gue minta maaf gak sengaja nabrak dia. Dan.. oh ya! Payungnya minta dia ambil aja, ga usah dibalikin" jelas cowo itu, siapa lagi kalau bukan Radit.

"Eh? Lo kenal sama Adel?"

"Enggak sih, gue tau kemaren dia kehujanan, itu aja. Yuk bro! Gue kesana dulu" kata Radit sambil menepuk bahu Rafka.

Dan lagi-lagi Rafka cuman ngangguk.

🌜🌜🌜

Adel pov

Setelah lepas dari dunia sekolah, gue pulang dan ngebersihin diri gue. Sehabis gue mandi, gue lanjut buat makan malam sama bunda kesayangan gue. Dan baru aja keluar kamar, gue heran, bunda malem gini telfonan sama siapa?

"Iya, besok saya akan datang awal"

"..."

"Iya, saya mengerti, kamu tunggu saja disana sampai urusannya selesai. Lalu saya akan pergi"

"..."

"Iya,selamat malam"

Bunda naruh hp nya di nakas. Dan beranjak keluar kamar.

Gue yang takut ditauin kalo gue barusan nguping langsung gelapgapan.

"Eeh, bunda. Masak apa bun?"tanya gue basa basi.

"Bunda masak nasi goreng sama ayam goreng, yuk makan sayang" ajak bunda sambil ngerangkul bahu gue dari samping.

Jujur, ini rasanya aneh.

...

"Bun, aku udah selesai cuci piring, aku ke kamar dulu ya bun" pamit Adel setelah meletakkan piring habis dicuci dan berjalan ke kamarnya.

Jedeerrr ⚡⚡ (yain aja walau gak ngefeel)

"Bundaaaaa" teriak Adel yang lagi ngebirit ke pelukan bundanya.

"Kebiasaan ya, masih aja takut mati lampu" kata bunda sambil cengengesan.

"Bun, buruan bun, nyalain senter atau lilin gitu, Adel takut"

"Iya Del, gimana bunda mau ambil senter kalo kamu sesek bunda kayak gini, hm?"

"Hehe" Adel melepas pelukannya lalu duduk di sofa.

Tak lama kemudian, bundanya datang membawa beberapa lilin yang sudah hidup.

"Keringet kamu Del, ya tuhan" kata bunda sambil ngelap keringet dingin Adel. Ini udah kebiasaan Adel sejak kecil, sangat takut mati lampu atau berada diruangan gelap.

"Bun, makasi ya udah bawa lilin, kalo gak Adel bisa mati ketakutan disini" jawab Adel kembali memeluk bundanya.

"Iya sama-sama sayang, bunda gak mau kamu ketakutan gini, bunda udah biasa sama phobia kamu takut sama gelap. Ngomong-ngomong, Rafka takut gelap juga gak?" Tanya bunda.

Adel geleng-geleng. "Gak bun, emangnya kenapa?" Tanya Adel balik.

"Bagus lah. Biar nanti kalo gak ada bunda, ada Rafka yang jagain kamu" kata bundanya.

"Emang bunda mau kemana sampe punya pikiran gitu? Bunda mau ke kampung ya?" Tanya Adel.

"Gak kok sayang, bunda kan cuma nanya aja. Mungkin kalo pas bunda gak ada sama kamu, kamu minta jagain sama Rafka aja ya sayang? Bunda udah terlanjur percaya sama Rafka buat jaga anak kesayangan bunda ini" sambung bunda sambil mencubit pelan hidung Adel. Adel ngeeratin pelukannya lagi ke bunda.

"Bun, lama deh gak dinyanyiin sama bunda, nyanyi dong" pinta Adel.

"Iya bunda nyanyi,..

Ambilkan bulan bu, ambilkan bulan bu
Yang selalu bersinar, di langit
Di langit bulan benderang
Cahayanya sampai ke bintang
Ambilkan bulan bu
Untuk menemani, tidurku yang lelap dimalam gelap"

"Maafin bunda ya sayang, mungkin selama ini bunda belum bisa jadi bunda yang terbaik buat kamu" lirih pelan bunda.

🌙🌙🌙