" ayah mau kemana? "
...
Gadis bermata bulat ini terbangun karena usapan seseorang terhadap dahinya. Terasa kain basah diatas dahinya karena orang didepannya ini. Sambil tersenyum Rafka terus menggenggam tangan Adel dan menatapnya sayu.
"Kamu sakit" katanya.
Adel memegangi dahinya. "Dikit doang bentar juga sembuh" jawab Adel.
"Makan bubur ya? Aku buatin dulu"
Adel mengangguk dan Rafka keluar kamar menuju dapur.
Adel baru sadar ini bukan rumah Navya. Dari desain kamarnya ini adalah kamar Rafka. Rapi, harum, bersih, menarik karena kamar ini menggunakan kaca besar dan panjang seperti pintu yang menghadap keluar rumah dari atas. Ya, kamar Rafka ada di balkon. Suasananya masih sama, masih terngiang di kepala Adel perkataan ayahnya ke bundanya.
"Del" lamunannya hilang. Ia membalikkan badannya. "Makan dulu yuk, biar cepet sembuh" ajak Rafka yang sudah membawa mangkuk bubur.
Adel lagi-lagi hanya mengangguk.
"Aaaa-"
Dengan perlahan Adel melahap buburnya.
...
"Bagas, tapi Adel gak apa-apa kan?" Tanya seorang pria berumur 40-an.
"Gak apa kok om, Adel baik-baik aja" jawab Bagas.
"Terus dia sekarang dimana? Dirumah kamu? Atau dirumah Navya?" Tanya ayah.
"Dia lagi dirumah Navya om. Om tenang aja, Adel aman sama kita" kata Navya berbohong.
Ayah mengembuskan nafasnya kasar. "Semuanya salah om, harusnya om gak bilang ini ke Adel. Adel pasti sakit hati" kata ayah sambil memijit pelipisnya.
"Bukan salah om kok, dan kalo pun itu bener pasti om punya alasan kenapa mau cerai sama tante Wina" sambung Bagas.
"Om takut Adel gak bakal mau ketemu om lagi seterusnya, om pasti menyesal seumur hidup"
"Gak mungkin om, Adel kan masih anak kandung om, gak bakalan bisa pisah om. Dan Navya percaya Adel masih ingin ketemu om setiap saat asalkan om gak jauh aja tinggalnya" jawab Navya.
"Rencana om setelah pisan sama Wina, om akan tinggal di Australia"
Raut wajah Bagas dan Navya langsung down.
"Gak kejauhan banget tuh om?" Tanya Bagas.
"Iya om rasa juga begitu. Tapi om memang ada urusan penting dan harus kesana" jawab ayah.
"Alasan om pisah sama tante Wina tuh apa om? Bagas kira om sama bunda bakal langgeng, tapi kenapa om gini?" Tanya Bagas.
"Om masih belum mau kasi tau kalian, maafin om ya" sambung ayah dan menundukkan kepalanya. "Om minta kalian jaga Adel baik-baik ya, om juga mau minta kalian kasi tau Adel untuk jaga bundanya sampe sembuh" kata ayah.
"Iya om, kami janji bakal jaga Adel dan bunda juga, om juga baik-baik ya disana" kata Navya.
"Iya om, Bagas sebagai sahabat dan sepupu Adel bakal jaga dia om"
"Kalo begitu, om permisi dulu. Besok om sudah berangkat ke bandara, salam sama Rafka juga ya"
Bagas dan Navya mengangguk bersamaan. Perlahan badan ayah menjauh dan menghilang dari pandangan pasangan yang masih duduk di cafe dekat sekolah.
"Kasian ya Adel" kata Navya sambil mengusap airmatanya.
"Aku bingung kenapa om Ardi gitu banget. Padahal setiap ada acara keluarga, om Ardi sama tante Wina yang paling mesra. Dan aku yakin Adel bakal sakit hati lagi karna tau ayahnya pergi ke Australia" jawab Bagas.
"Aku gak tega deh sama Adel sama bunda, apalagi bunda lagi sakit. Aku khawatir banget"
"Udah ya jangan nangis, kamu, aku, sama Rafka bakal buat Adel seneng lagi"
"Iya"
Bagas mengambil ranselnya dan Navya juga. Mereka berdua keluar cafe bersama dan segera menemui Adel dirumah Rafka.
✈✈✈
KAMU SEDANG MEMBACA
PEKA
Teen FictionBuah mangga buah manggis Adel pacaran yuk! 🎐🎐 Love journey pt.2 .... Started : 27 Januari 2019 🌻 🌻 🌻