ㅡ21

140 6 0
                                    

"ayah?"

...

Adel yang gak tahan akhirnya pergi ke toilet dan harus melewati Rafka yang nunggu Adel diluar cukup lama. Daritadi Adel didalam cuma ngegerakin kakinya hanya untuk menahan kencing, dan akhirnya keluar ruangan juga nyari toilet.

"Eh-" kata Rafka sambil nahan tangannya Adel.

"GUE KEBELET MONYET! LEPASIN!" teriak Adel, padahal lagi dirumah sakit.

Beberapa menit kemudian Adel keluar toilet dan segera kembali ke ruang inap bundanya. Saat berjalan dan ingin membuka pintu ruangan, tangan dingin menarik pergelangannya dan menariknya ke tubuh si penarik ini.

Adel mendongak dan melihat wajah pacaranya sendiri. "Rafka, lo ngapain sih, gue mau liat bunda dulu" kata Adel sesek karena dipepet banget sama Rafka.

"Please, jangan kesana dulu. Aku gak mau kamu nangis" jawab Rafka yang membuat Adel heran.

"Raf-"

"Enggak Del! Jangan kedalem! Jangan ngeyel dibilangin!" Bentak Rafka.

Mungkin karena moodnya Ade lagi gak konsisten, akhirnya Adel nangis. Wajar aja sih, Adel termasuk orang yang gak suka dibentak, sekali dibentak pasti langsung nangis kayak sekarang. Nah si Rafka bingung kan kalo Adel nangis gini.

"Eh eh kok nangis Del, eh maafin aku Del" kata Rafka sambil mengusap-usap rambut Adel.

"Lo sih, bentak gue. Kan gue nangis. Emangnya kenapa gue gak bisa masuk dulu? Emangnya ada apa?" Tanya Adel.

Rafka menggaruk tengkuknya. "Ada Del, kamu gak boleh tau sekarang. Kamu diem disini dulu sekarang" kata Rafka mencoba menutupi semuanya.

Suara tangis dan teriakan khas bunda Adel terdengar sampai keluar ruangan. Adel panik setengah mati, dan nyoba buat lepas dari pelukan Rafka yang mungkin gak erat banget meluknya. Dan yap! Berhasil.

"DEL!" Panggil Rafka.

"Bunda kenap- Ayah?"

Sekarang giliran Adel yang nangis+emosi. Apa yang ditakutkan Rafka akhirnya terjadi.

"Ayah apain bunda hiks hiks" kata Adel sambil menangis.

"Ayah kamu mau cerai sama bunda nak" kata om Aris, om nya Adel, saudara nya bunda.

"Gak! Om Aris bercanda kan? Enggak beneran kan yah?" Tanya Adel sambil menatap tajam ayahnya. Dan ayahnya hanya menundukkan kepala dan berkata, "maafin ayah ya sayang"

Detik itu juga Adel berlari keluar ruangan. Menuruni anak tangga dari lantai 4 ke 1 dan kabur entah kemana sambil menangis.

"Rafka, kejar Adel nak" kata bundanya lirih.

Suasana di rumah sakit hari ini sangat sendu, Ayah yang tiba-tiba datang menceraikan bunda, dan Adel yang kabur entah kemana.

🍃🍃🍃

PEKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang