New POV
Jatuh cinta pada sahabatmu adalah hal terbaik yang bisa terjadi pada seseorang. Well... itu hanya ada di dalam lagu. Saat ini aku merasa jatuh ke dalam jurang yang sangat dalam karena aku menyadari telah jatuh cinta pada sahabatku. Untuk beberapa saat sekarang. Atau harus aku bilang sejak beberapa tahun yang lalu.
Aku melakukan segala cara untuk melupakan ide gila mencintai sahabatku sejak aku menyadari perasaan aneh yang aku rasakan setiap kali melihat Tay. Dan sama sekali tidak membantu ketika Tay mengira aku patah hati dan selalu ada di sekitarku untuk menghiburku.
Pada akhirnya aku bisa move on dari Tay dan cinta monyet masa remajaku. Entah bagaimana caranya aku melakukan itu beberapa tahun yang lalu. Aku akan membayar berapapun harganya untuk mengingat caraku melakukan itu saat ini.
Karena aku sedang dilanda serangan panik. Perasaan yang selama ini telah berhasil aku kubur dalam-dalam akhirnya meledak keluar hanya karena sebuah ciuman.
Aku bersumpah neraka akan membeku sebelum aku mengakui tubuhku menggila hanya karena sebuah ciuman dari Tay Tawan. Pria jomblo akut tak berpengalaman yang kebetulan ada sahabat terdekatku.
Flasback
Tay nampak terganggu karena aku menolak usaha sia-sianya untuk menghiburku malam ini. Aku baru saja kembali dari kencan bersama kekasihku. Mantan kekasihku. Dia baru saja memutuskanku setelah makan malam romantis yang sudah aku rencanakan sejak sebulan yang lalu.
Dan yang lebih menyedihkan lagi aku pulang ke rumah dan mendapati sahabatku ada di dalam kamarku menawarkan penghiburan dengan keadaan setengah mabuk.
“Pulanglah Tay…” kataku sambil melepas jaket dan menggantungnya di belakang pintu,
“Aku datang untuk menghibur sahabatku yang sedang patah hati! Beraninya kau mengusirku…” sahutnya sambil menunjukku dengan mulut botol bir,
“Aku tidak perlu hiburan darimu yang bahkan tidak pernah merasakan rasanya berpacaran. Pulanglah Tay… Kau bau minuman keras!” sahutku lagi sambil mendorongnya minggir dari depanku,
“Aku akan mandi dan aku akan menginap… Aku tak mau kau menangis sendirian di tengah malam karena patah hati. Aku akan meminjamkan pundakku untukmu. Kau sahabatku… Berani sekali perempuan itu mematahkan hatimu?!” omelnya lagi dengan muka memerah,
“Newwie… Biarkan saja Tay menginap! Kita tak bisa membiarkan dia pulang dengan keadaan mabuk seperti itu…” suara Ibuku terdengar dari lorong kamar,
“Dia cukup sadar untuk menyetir kesini Mae…” sahutku lelah,
“Tapi dia sudah menghabiskan 2 botol bir di dalam lemari esmu sejak dia datang menunggumu pulang!” katanya lagi sambil melongokkan kepala melalui pintu kamarku yang sedikit terbuka.
Aku menatap 2 botol bir kosong di lantai kamarku dan mendesah sebal. Aku meraih handuk di gantungan dan melemparkannya pada Tay yang masih berdiri dengan wajah memerah di tengah-tengah kamar.
“Mandilah! Jika kau masih bau bir saat kau keluar, aku akan membuatmu tidur di lantai!” sahutku akhirnya dan melihat matanya berubah seperti mata anak anjing.
Dengan segera Tay berlari masuk ke dalam kamar mandi dan tak lama suara shower langsung terdengar. Aku terduduk lemas di tepi tempat tidur dan memutar ulang adegan demi adegan acara makan malamku beberapa saat yang lalu.
Gadis sialan itu mengatakan putus tepat setelah aku membayar tagihan makan malam romantis sebesar 50 dollar. Aku merasa menyesal telah menghabiskan uang sebanyak itu untuk ulang tahunnya.
“New…” panggilnya.
Aku menatap Tay yang sekarang berdiri di depanku dengan celana boxer dan handuk menutupi kepalanya. Tubuhnya terlihat menguarkan uap dan dia berbau seperti sabun mandi aroma madu yang biasa kugunakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving You Since... Always (TayXNew)
FanfictionApa yang terjadi antara Tay dan New? Mereka bersahabat bertahun-tahun, namun kini menjadi sahabat saja tak lagi cukup bagi mereka. Apa yang lebih dari sahabat? Teman tapi mesra? Friend with benefit?