Chapter 25

4.5K 275 11
                                    

New POV

Begitu keluar airport aku dan Tay langsung naik taksi untuk menuju ke rumahku. Dia bilang dia ingin bertemu dengan Mae sebelum dia pulang ke condonya. Tay merasa dia perlu untuk bicara dengan Mae dan meminta maaf karena beberapa hari ini sudah membuatnya khawatir.

Tay sempat menceritakan tentang kejadian Mae yang menelponnya di pagi hari sebelum aku sampai di Chumphon dan bertemu dengannya. Tapi dia tak pernah benar-benar mengatakan apa yang dikatakan oleh Mae padanya.

"Tay... Kau yakin ingin bicara dengan Mae hari ini? Aku tahu kau pasti lelah... Bagaimana jika kita menunggu sampai beberapa hari lagi?" tanyaku padanya di taksi,

"Mei pen rai, New... Aku ingin melakukannya sekarang!" sahutnya meyakinkanku dengan senyuman,

"Jika kau memaksa..." jawabku,

"Aku memaksa..." sahutnya sambil tertawa.

Aku membuka pintu rumah dan berteriak memanggil Mae.

"Mae... Aku pulang!!"

"Uhm... Mae di dapur..." sahut Mae dari belakang rumah.

Waktu seolah berhenti saat Mae berdiri di depan counter dapur dan menoleh ke belakang melihat aku dan Tay memasuki ruangan. Aku bisa merasakan bulu kudukku meremang karena entah mengapa aura Tay terasa begitu serius. Aku bisa melihat wajahnya yang menegang saat melihat Mae berdiri disana.

Tiba-tiba Tay berderap cepat melewatiku dan langsung meraup Mae dalam pelukannya, aku terlalu terkejut untuk bergerak. Dia memeluk Mae dan Mae hanya berdiri disana membalas pelukannya sambil membelai punggungnya naik turun.

"Selamat datang di rumah Tay..." bisik Mae, cukup keras untukku mendengarnya, "Kau juga sudah banyak menderita bukan?"

Tay perlahan melepas pelukannya dan tubuhnya merosot turun ke lantai, bersimpuh di depan Mae. Mae hendak mencegahnya, namun tay bersikap keras kepala, menggelengkan kepala dengan cepat.

"Maafkan Tay sudah membuat Mae khawatir... Maafkan Tay sudah membuat Newwie sedih beberapa hari kemarin Mae..." katanya lirih, sambil memeluk tubuh Mae menempelkan sisi wajahnya ke perut Mae,

"Tay... Berdirilah nak... Apa yang kau lakukan?" tanyanya sambil tergelak,

"Mae... Newwie sudah menerima cinta Tay... Jadi Tay kesini untuk meminta restu pada Mae..." katanya sambil mendongak,

"Jika mae tidak merestuimu, Mae takan menelponmu dan memarahimu Tay..." kata Mae memukul pundaknya pelan,

"Aku tahu Mae... Tapi aku ingin mengatakan ini langsung pada Mae..." sahutnya dengan wajah basah karena air mata, "Mae... Biarkan Tay menjaga Newwie dan Mae! Aku akan berusaha untuk tidak mengecewakan kalian. Mae dan New adalah hal terpenting bagiku saat ini."

"Alai wa... Kita berpacaran bukan mau menikah!" sahutku sambil memukul pundaknya,

"Newwie... Jangan pukul Tay!" sergah Mae sambil melindungi Tay,

"Mae... Sekarang Mae lebih membela Tay daripada aku? Memangnya anak Mae yang mana?" sahutku ngambek,

"Kalian berdua anak Mae..." sahut Mae sambil masih menampik tanganku yang masih berusaha memukul atau mencubit Tay, "Newwie... Jangan lakukan itu na!"

"Kita memang masih berpacaran tapi apa kau kira aku akan meninggalkanmu dalam waktu dekat?!" kata Tay sambil menatapku tajam, kemudian dia menunjukkan senyum termanisnya pada Mae "Apa sebaiknya aku sekalian melamar Newwie, Mae?"

"Tay Tawan... Kau sangat menyebalkan! Apa kau kira aku akan mau menikah denganmu, huh?!" sahutku kesal dan mencoba semakin gencar meraih Tay yang sekarang sudah berdiri dan bersembunyi di balik Tubuh Mae.

Loving You Since... Always (TayXNew)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang