Tay POV
Aku bisa merasakan saat ketegangan mengalir keluar dari tubuhnya. Dia menyandarkan kepala di bahuku dan membenamkan wajahnya di ceruk leherku.
Kedua tangannya melingkari tubuhku dan bersatu dalam sebuah genggaman di belakang punggungku.Menyatukan tubuh kami.
Dan ini semua terasa sempurna. Tubuhku menempel sempurna dengan tubuhnya dan pelukannya menenangkan seluruh inderaku. Tak ada lagi penolakan.
Aku menjauhkan wajahku dari wajahnya sejenak untuk menatapnya dan bisa melihat tak ada lagi kemarahan di wajahnya. Aku pun menyatukan bibir kami dalam sebuah ciuman yang dengan cepat berubah dari ciuman mesra dan perlahan menjadi sesuatu yang lebih intens.
Aku memiringkan kepalaku untuk memperdalam ciuman kami dan menggesekkan pinggulku dan pinggulnya, membuat New mendesah pelan dan aku pun memasukkan lidahku ke dalam mulutnya mencari lidahnya dan mengundangnya dalam tarian sensual.
Namun kemudian New meletakkan tangannya di dadaku dan mendorongku ke belakang sedikit menjauh dari tubuhnya.
“Lepaskan!” serunya perlahan,
“Tapi…”
“Aku mau mandi… Aku bahkan belum menggosok gigi!” sahutnya sambil menutupkan tangannya di depan bibir,
“Aku tak perduli…” sahutku sambil tertawa dan mencoba menarik tangannya,
“Aku perduli Tay sialan!! Lepaskan aku! Aku sudah bilang takkan lari kan?!” jawabnya setengah berteriak.
Aku pun melonggarkan pelukanku pada tubuhnya, namun sebelum benar-benar melepaskannya, aku memberinya satu kecupan basah di bibirnya. Membuat New menyuarakan protes.
Begitu aku membebaskannya, New langsung masuk ke dalam kamar mandi, meninggalkanku berdiri di dekat pintu dengan hati melambung karena bahagia. Kini setelah semua masalah terselesaikan, tempat tidur itu terasa begitu mengundang.
Bukan… bukan untuk itu… walau aku juga berpikir tentang itu, tapi tidak untuk saat ini.
Aku merebahkan tubuhku di tempat tidur, di sisiku. Sisi yang kutempati jika aku tidur di ranjang New. Aku masih bisa mencium aroma New dari bantal di sampingku, bau cologne, shampoo, bahkan air liur. Ya pria tampan dan seksi itu meneteskan air liur saat tidur.
Hey aku bersahabat dengannya bertahun-tahun bahkan mungkin sudah ratusan kali tidur dengannya di ranjang yang sama. Kami tidak berpacaran atau apapun, tapi justru persahabatan kami membuatku bisa melihat dia yang sebenarnya yang mungkin tak pernah dilihat oleh orang lain, bahkan deretan mantan-mantan pacarnya.
Alam bawah sadarku seolah menarik kesadaranku dengan perlahan. Setelah semua ketegangan itu mencair, semua kelelahan ini pun datang dan mulai menyerang. Dua malam kekurangan tidur akhirnya berhasil menang mengalahkan segalanya.
Aku bisa merasakan tubuhku yang semakin relaks dan akhirnya mataku pun menyerah.
New POV
“Tay… apa kau ada pekerjaan hari ini?” tanyaku saat aku keluar dari kamar mandi dan melihat Tay yang berbaring di tempat tidur, masih dengan pakaian lengkap dan kaos kakinya.
Aku berjalan mendekati ranjang dan mengamati pria tan yang sedang berbaring menyamping ke arahku dan wajah damainya. Wajahnya terlihat lelah saat aku melihatnya di meja makan, mungkin kami sama-sama susah tidur semalam. Ada cenkungan dangkal di bawah matanya.
Mungkin kami bisa ke salon dan melakukan perawatan bersama nanti saat dia bangun. Tay suka menemaniku ke tempat langgananku, mungkin sekali ini dia akan menyerah dan mengijinkan therapist itu menanganinya. Supaya dia tidak terlalu mirip dengan zombie setengah jadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving You Since... Always (TayXNew)
Fiksi PenggemarApa yang terjadi antara Tay dan New? Mereka bersahabat bertahun-tahun, namun kini menjadi sahabat saja tak lagi cukup bagi mereka. Apa yang lebih dari sahabat? Teman tapi mesra? Friend with benefit?