New POV
Sudah hampir seminggu sejak jumpa pers dan Fans Meeting kejutan itu berlalu. Hari-hariku belum benar-benar kembali normal setelah masalah artikel itu berakhir dengan damai.
Pekerjaan yang sudah terlanjur di cancel, tampaknya tidak akan kembali ke tanganku. Aku sudah berusaha merelakannya. Walau Mae Godji sudah berjanji akan mengusahakan sesuatu untukku, tapi hingga hari ini aku masih saja menganggur di rumah.
Bukan berarti aku tidak suka. Aku punya caraku sendiri untuk menikmati hari liburku.
Aku membuat roti dan cake bersama mae di rumah. Bahkan aku sempat mengajak Mae untuk berjalan-jalan ke Hua Hin dan menginap semalam disana. Aku juga mengunjungi Tay di apartemennya dan makan malam bersamanya dan Off-Gun.
Bisa dibilang aku sangat produktif walau aku sedang liburan.
“Mulai hari Senin kau sudah diijinkan datang ke kantor?” tanya Tay sambil menonton tv dengan kepalaku di pangkuannya,
“Uhm… P’Jenny bilang begitu!” sahutku sambil memejamkan mata, menikmati sensasi jarinya yang membelai rambutku,
“Walau dibilang kau sedang liburan kenapa rasanya seolah kau sedang di skorsing?! Mereka bahkan tidak mengijinkanmu untuk muncul di kantor!” ada setitik rasa kesal dalam suaranya,
“Benar kan?! Aku sempat mengatakannya pada Mae Godji dan dia menceramahiku panjang lebar tentang rasa hormat pada senior dan atasan. Sepertinya dia menghukumku karena tingkahku kepada P’Bern saat briefing jumpa pers…” kataku sambil tertawa,
“Bagaimana dengan pekerjaanmu?”
“Kita tidak bisa melakukan apapun tentang itu Tay… Imageku sudah terlanjur tercemar karena kasus kemarin… Membersihkan namaku tidak akan memberi efek apapun…”
Kurasakan jemarinya menuruni sisi wajahku dan merayap menuju dadaku. Napasku memburu tanpa bisa ditahan, namun aku memukul tangannya yang sudah merayap ke balik kaos melalui kerung leherku.
Plak…
“Tay… Aku lelah…” keluhku,
“Kau bahkan tidak pergi bekerja seminggu ini… Apa yang kau lakukan saat aku bekerja, hingga kau terlalu lelah untuk bermain denganku?” godanya,
“Kau pikir siapa yang membuatku tak sadarkan diri semalam? Darimana kau menemukan cadangan energi untuk bercinta semalaman, padahal pekerjaanmu begitu banyak?” omelku padanya dengan pipi memerah.
Aku masih bisa mengingat apa yang kami lakukan semalam. Berkali-kali aku harus memekik di pelukannya. Beberapa kali dalam semalam aku terbangun karena tangan Tay memainkan putingku, membelai kejantananku bahkan memasukkannya ke dalam kehangatan mulutnya.
Demi Tuhan, apa aku mengencani dewa seks? Mengapa dia begitu haus?!
“Kau yang bilang untuk memperbaiki staminaku dan lebih sering berolahraga bukan?” katanya mengacu pada olokanku padanya sebelum kami berkencan, “Ayo olahraga bersama!”
Aku selalu mengejek Tay yang tak pernah bisa mengikuti gym routine ku saat dia mengikutiku ke gym. Dia selalu mengeluh capek dan tidak pernah bisa menyelesaikannya. Siapa yang menduga semua itu hanya kedok. Dia bukannya tidak kuat. Dia hanya tidak mau melakukannya.
Dan kini… semua energi berlebih yang tak dia salurkan dengan olahraga, disalurkan kepadaku.
“Jika kau masih mau aku ada disini… Hentikan itu sekarang juga! Atau aku akan segera memanggil taksi dan pulang!” ancamku, berusaha untuk bangkit dari sofa dan Tay langsung menahanku,
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving You Since... Always (TayXNew)
FanfictionApa yang terjadi antara Tay dan New? Mereka bersahabat bertahun-tahun, namun kini menjadi sahabat saja tak lagi cukup bagi mereka. Apa yang lebih dari sahabat? Teman tapi mesra? Friend with benefit?