Chapter 22

5.9K 291 8
                                    

New POV

Kami tidak menghabiskan stok kondom dan lube yang diberikan Nammon semalam. Tapi Tay berhasil merayuku untuk melakukan 1 ronde lagi sebelum kami memutuskan untuk tidur.

Pagi ini, aku terbangun dengan sakit pinggang yang untungnya tidak terlalu parah. Saat aku terbangun, Tay masih tidur menelungkup. Sebagian besar kelopak mawar sudah jatuh ke lantai dan lilin yang menyala sudah padam. Cahaya matahari mengintip dari tirai putih yang menutupi pintu balkon.

Aku hendak turun untuk ke kamar mandi saat Tay berbalik dan membuka mata.

“Apa yang kau lakukan?” tanyanya dengan suara parau,

“Aku mau ke kamar mandi…”

“Uhm… Cepat kembali!” sahutnya sembari kembali memejamkan mata,

“Ini sudah pagi… Bukankah kau masih ada acara pagi dan siang ini?” tanyaku padanya,

“Aku ingin bolos…” sahutnya pelan,

“Ini hari terakhir kalian… Aku takkan kemana-mana…” sahutku,

“Mau makan pagi bersamaku dan yang lain di bawah?” tanyanya,

“Baiklah… Biarkan aku mandi dulu…” kataku mendekati tas ranselku dan mengambil baju ganti,

“Bagaimana pinggangmu dan itu?” tanyanya,

“TIdak terlalu sakit untungnya. Aku masih bisa berjalan jika itu yang kau tanyakan…” kataku lagi,

“Aku akan coba mintakan obat pereda sakit pada teman segrupku!”

Setengah jam kemudian, aku dan Tay sudah berjalan ke restoran untuk makan pagi. Di receptionist kami bertemu dengan seorang wanita paruh baya yang aku tahu bernama P’Nana. Dia kemarinlah yang mengatakan padaku tentang jadwal Tay.

“Sawadee Phi…” sapaku,

“Sawadee Nong… Akhirnya kamu menemukannya huh?” katanya sambil tersenyum menunjuk Tay,

“Iya Phi… Terima kasih atas bantuannya…”

“Kamu akan tinggal sampai Minggu?” tanya P'Nana berbasa-basi,

“Iya… Aku akan pulang bersama kalian!”

“Syukurlah… Kau bisa sekalian liburan!” kemudian dia menoleh pada Tay, “Oh iya Tay, kau tadi bilang kepalamu pusing kan? Ini ada obat pereda sakit. Jika memang masih sakit aku rasa tak apa skip gathering pagi ini…”

Pintar sekali Tay, kau mencari alasan agar kau bisa mangkir dari gathering itu. Aku meliriknya tajam, jelas mengisyaratkan aku tak suka dengan triknya. Aku bisa melihat saat dia menyerah dan tersenyum pada P’Nana.

“Tidak apa Phi… Aku yakin aku akan baik-baik saja setelah minum obat. Terima kasih Phi…” sahutnya sambil tersenyum mempesona.

Tay berjalan lebih dulu mengambil meja di sudut dekat jendela. Aku mengikuti di belakangnya dengan langkah perlahan. Aku bisa melihat beberapa teman gatheringnya menatap kami saat kami melewati meja mereka. Kumpulan itu lebih memilih menggunakan meja besar dan sarapan bersama dalam kelompok.

Tentu kami menarik perhatian karena Tay memilih meja terpisah agar bisa sarapan berdua denganku.
Beberapa saat setelah kami duduk, seseorang datang menghampiri meja kami, menyapaku dan Tay sambil berdiri di samping meja.

“Sawadee P’New… P’Tay! Kalian menikmati malam kalian?" tanya pria itu dengan cengiran usil di wajahnya,

“Sawadee Nong Nam…” sahut Tay, “Kau sudah pernah bertemu dengan New? Kenalkan ini New…”

Loving You Since... Always (TayXNew)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang