Chapter 8

5.4K 350 37
                                    

Warning!! Mature Zone

Jika kamu berada di bawah 18 tahun jangan menscroll halaman ini untuk kesehatan dan keutuhan pikiranmu... Teeheee...

Read with your own risk ya.
================================

New POV

Aku turun dari lantai 2 menemukan Tay sedang berbicara di telpon, dia terlihat keren dan jantan dengan satu tangan berkacak pinggang dan tangan yang lain mendekatkan handphone ke telinganya.

Otot di tangan dan lengannya seolah tertarik dan menegang di sana. Aku bisa melihat urat nadi yang menonjol di tangannya. Dan tenggorokanku langsung terasa kering. Bagaimana aku bisa merubah moodku dari menahan semuanya di dalam baik perasaan dan hasratku pada Tay menjadi selalu bernafsu saat melihatnya hanya dalam hitungan jam?

Astaga… pagi ini aku sekuat tenaga menolak perasaanku padanya. Baru semalam aku menangis dan panik saat dia menciumku. Dan sekarang aku sudah setengah tegang, hanya dengan melihatnya berdiri di tengah dapur rumahku dan dibanjiri sinar matahari. Terlihat begitu jantan dan menggiurkan. Aku menampar diriku dalam hati dan memaksa tubuhku untuk bergerak mendekat.

“Kau bicara dengan siapa?” tanyaku padanya,

“Peng…” jawabnya singkat, kemudian me-loudspeaker handphonenya,

“Apa itu P’New?” tanya Gun dari seberang sambungan, “P’New krab… Mau makan siang dengan P’Tay?”

“Uhm Iya Gun… Kau sedang kencan dengan P’Off?” tanyaku padanya,

“Tidak kami masih di rumah… Boleh kami bergabung dengan kalian? Kalian mau makan dimana?” tanyanya lagi.

Tay hanya menatapku dengan tampang datar dan memberiku isyarat dengan menunjuk padaku, kemudian aku mengangkat bahuku menandakan aku tak tahu harus bilang apa.

“Kami akan makan di Palace!” kataku akhirnya sambil menghembuskan napas frustasi,

“Baiklah… Kita ketemu disana ya Phi… Bye!”

Aku mengembalikan handphonenya begitu Gun menutup sambungan telpon itu. Dia meraihnya kemudian meletakkan handphone itu di meja makan.

“Kenapa kau terlihat kesal?” tanyanya sambil menyentuh tanganku,

“Kau mengajak Gun dan Off untuk makan siang bersama?!” tuduhku,

“Bukan aku yang mengatakan restoran tempat kita akan pergi…” katanya sambil terkekeh,

“Tak mungkin aku tak mengijinkan mereka bergabung kan?” sahutku padanya sambil melotot,

“Tetap bukan aku yang mengundang mereka…” sahutnya lagi.

Dia terkekeh di sana sambil menatapku dengan pandangan mata berbinar. Sial dia membuatku merasa bersalah karena aku begitu ingin berbohong pada Gun beberapa saat yang lalu hanya karena ingin makan siang berdua dengan Tay tanpa gangguan.

Dan kini aku menyesal karena sudah mengundang mereka bergabung dengan kami.

“Tapi kau yang mengatakan pada mereka kalau kita akan pergi makan siang… Seharusnya kau tidak usah bilang apapun padanya. Jadi mereka tidak akan menanyaiku macam-macam. Kenapa kau selalu saja melemparkan kesalahan kepadaku?!”

Kata-kataku terhenti saat tiba-tiba Tay mengecup bibirku. Mataku menatap matanya yang bersinar jahil. Pria ini selalu saja begitu, selalu ada cara untuk membuatku terdiam, membuatku meleleh dan melupakan kemarahanku.

Bagaimana aku bisa mengalahkannya? Tak ada… tak ada yang bisa kulakukan jadi aku hanya menyerahkan diriku pada pusaran perasaan dan ini memasrahkan diriku padanya.

Loving You Since... Always (TayXNew)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang