Chapter 15

3.9K 295 12
                                    


Tay POV

Kami mendapat kamar dengan balkon yang menghadap ke pantai. Aku juga merasa senang karena tak harus sekamar dengan orang asing. Aku sekamar dengan Nammon jadi aku tak perlu merasa tak nyaman.

Malam ini aku dan Nammon memutuskan untuk tinggal di hotel karena kami lumayan lelah dengan jadwal kami sore tadi. Setelah makan siang dan cek in di hotel, kami segera bersiap untuk mengejar sunset. Setelah makan malam, aku mengajak Nammon dan beberapa teman seperjalanan kami untuk hunting foto dan jalan-jalan di pasar malam yang kebetulan berlangsung di sebuah desa tak jauh dari resort.

Alhasil ketika kami kembali ke penginapan, kami benar-benar sudah lelah dan ketika para crew majalah mengajak kami untuk minum-minum di beach bar, aku memutuskan untuk tidak ikut.

Dan yang mengherankan, Nammon juga memutuskan untuk tinggal di kamar. Dan saat ini kami sedang duduk berdua di balkon sambil menikmati fish and chips yang kami pesan dari restoran dan minum beberapa botol bir.

“Jadi… Aku belum sempat bertanya kenapa malam itu Phi tiba-tiba minta dijemput dan menginap di tempatku!” katanya membuka obrolan,

“Aku hanya tak ingin sendirian di condoku. Malam itu aku bisa dibilang sedang patah hati…” sahutku sambil tertawa,

“Aw, P’Tay kau bisa patah hati juga eo~… Memangnya siapa yang sudah membuatmu patah hati?” godanya.

Entah apa yang membuatku ingin curhat pada Nammon malam ini. Mungkin karena saat ini hanya ada dia yang bisa mendengarkan ocehanku. Mungkin karena aku merasa dia adalah orang yang ada di depanku saat aku merasa terpuruk.

“Ada seseorang yang dekat denganku. Kami bersahabat bertahun-tahun lamanya. Aku sedang melakukan pendekatan padanya selama sebulan ini dan hubungan kami sudah sangat dekat.

Aku berencana memintanya menjadi kekasihku secara resmi akhir minggu ini. Tapi tiba-tiba sahabatnya yang lama menghilang kembali dan aku tahu sahabatnya itu menaruh hati padanya. Tiba-tiba aku merasa tidak lagi menjadi prioritasnya…” aku merasa sangat mellow begitu selesai memgeluarkan isi hatiku,

“Aw… Apa dia tiba-tiba mengacuhkanmu karena ada sahabatnya?” tanyanya sambil tersenyum miring,

“Nampaknya begitu Nam. Menyedihkan… Aku menyadari aku tak berarti untuknya…” aku mendengus kesal,

“Aw Phi… terkadang sesuatu yang dekat dan selalu ada membuat kita tidak menyadari bahwa kita memerlukannya. Namun ketika dia menghilang, kita baru akan menyadari betapa pentingnya itu untuk diri kita. Aku rasa keputusanmu tepat untuk pergi dan memutuskan jalur komunikasi kalian untuk sejenak!”

“Darimana kau tahu aku memutus komunikasi dengannya?”

“Phi sama sekali tak mengeluarkan handphone sejak kemarin malam aku menjemputmu. Ketika yang lain mengambil foto dengan handphone, update IG dan sebagainya, kau tak melakukan itu. Tidak sulit untuk menyadari kau mematikan handphonemu selama kau disini.” katanya sambil tertawa,

“Kau cukup observant ya…” sahutku ikut tertawa dengannya,

“Akhirnya aku melihat Phi tertawa…” katanya sambil menatapku.

Di matanya aku melihat sesuatu. Mungkin rasa kasihan, mungkin simpati.

“Apa kau jatuh cinta padaku Nong?? Aku sudah mencintai orang lain…” kataku sambil menggodanya,

“Alai wa Phi… Aku hanya senang kau tak lagi nampak terlalu menyedihkan!” sahutnya sambil tertawa, “Jadi kapan P’Tay memutuskan akan menghubungi P’New?”

“Mungkin dalam beberapa hari, aku masih ingin memberi kami waktu untuk menenangkan di…” aku langsung berhenti bicara dan menatap Nammon yang masih menatapku, “Bagaimana kau tahu kalau orang yang kubicarakan adalah New?”

Loving You Since... Always (TayXNew)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang