Tay POV
Setelah pertemuannya dengan P’Bern dan Mae Godji, aku membawa New dan Gun ke lounge di lantai 2 untuk bicara dan bersantai sebelum aku harus pergi untuk jadwal kerjaku hari ini.
Sejak dia kembali, New menjadi lebih pendiam, membuatku dan Gun ikut terdiam.
Kami membiarkannya dengan pikirannya karena dia nampak sedang berpikir keras.
Namun saat hal itu semakin berkepanjangan, akhirnya aku memecah lamunannya. Aku mencengkeram lengan atasnya dan meremasnya sedikit, menuntut perhatian New.
“Newwie… Kau baik-baik saja?” tanyaku,
“Huh??”
“Kau melamun terus sejak tadi… Kami sudah memanggilmu berkali-kali!” kataku padanya,
“Maaf…”
“Kau mau membicarakannya?”
“P’Bern memberiku project baru… Tapi sebagai pemeran figuran!” katanya pelan,
“Kau kecewa?”
“Aku berbohong jika aku bilang aku tidak kecewa. Aku merasa seperti seorang pegawai yang di turunkan jabatannya, Tay!” katanya dengan senyum sedih,
“Karena sebelumnya mereka menawarkan peran utama untuk filmmu dan Earth?”
“Uhn…”
“Kau tahu ini akan terjadi kan P’New?” tanya Gun dengan kepala menempel di meja,
“Tahu ini akan terjadi dan benar-benar merasakan saat ini terjadi adalah hal yang berbeda Gun!” sahutnya sambil mendesah frustasi.
Aku melihat bagaimana dia menahan perasaannya saat ini. New terlihat merana, seolah menatap jalan karir yang dibinanya runtuh di depan mata. Kami sudah membicarakan hal ini beberapa hari yang lalu. Kemungkinan dia harus merintis karirnya dari awal atau mungkin sedikit di bawah titik yang telah dia capai sebelumnya. Bahkan mungkin harus mengikuti audisi untuk project seperti saat kami masih baru pertama bergabung dalam industri ini.
Dan dalam hati, aku yakin New tahu… Apa yang dia hadapi saat ini tidak mendekati hal terburuk yang kami pikirkan. Ini hanya sebuah kemunduran kecil. Dia masih mendapat project dan melalui jalur langsung. Dia tak harus mengikuti audisi demi sebuah peran. Dan lagi, karakter yang dia dapatkan juga bukan karakter yang buruk.
Dia hanya butuh waktu untuk meresapi kenyataan itu.
“Aku harus pergi ke tempat pemotretanku setelah ini… Kau mau menemaniku?” tanyaku padanya sambil menggenggam tangannya di bawah meja, “Aku tak mau meninggalkanmu sendiri!”
“Aku akan baik-baik saja…”
“Aku yang tidak baik-baik saja… Temani aku na…” rayuku,
“P’New ikut saja! Tidak baik sendirian saat banyak pikiran…” dukung Gun,
“Ikutlah na…”
“Uh… Uh… Ke dai… Aku akan ikut!” sahutnya kemudian,
“Kalau begitu… Ayo berangkat sekarang! Bye Gun… Salamku untuk Off ya…”
“Cai Phi… Selamat bersenang-senang!”
New POV
Tay berusaha keras untuk membuatku tidak merasa kesepian saat dia menjalani pemotretan. Terkadang dia membuat pose-pose konyol di sela pemotretannya demi membuatku tertawa. Dia juga selalu bicara padaku, menggodaku setiap kali dia beristirahat.
Aku tahu kesedihanku dan kekhawatiranku tidak beralasan. Aku akan kembali bekerja, bergabung dalam sebuah project seri baru dengan peran yang cukup bagus dan saat itu pekerjaan lain juga tentunya akan kembali mengalir masuk. Aku seharusnya bersyukur dan senang, namun hatiku terasa sesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving You Since... Always (TayXNew)
FanfictionApa yang terjadi antara Tay dan New? Mereka bersahabat bertahun-tahun, namun kini menjadi sahabat saja tak lagi cukup bagi mereka. Apa yang lebih dari sahabat? Teman tapi mesra? Friend with benefit?