LAILA
By
Vebryna ArifinKeheningan sore dirumahku. Tak terlihat mama ataupun mak nah dirumah. Aku baru saja sampai dengan rofik setelah membeli beberapa buku tadi. Ku ajak rofik masuk dan dia duduk di sofa ruang tamu dan aku pergi kegudang samping rumah menanyai mama ada dimana pada orang yang bekerja di gudang kayu ku. Kata mas yani mama pergi dengan mak nah untuk belanja.
"Fik,minum apa,kubuatin sirup aja ya??" Ucapku menanyai rofik
"Serah kamu aja yang penting jangan manis,awas kamu ngerjain aku lagi" ucap rofik padaku
"Siap tuan muda...hahahah" ucapku menggodanya
"Lyl, ada snack nggak .. aku laper...hahah" ucapnya
"Ada... tenang aja,yang penting kerjakan itu tugasku sekalian penjelasannya"
"Dasar anak IPA gadungan kamu...hahaha"
Dengan tekun rofik mengerjakan tugasku beserta penjelasannya. Dia memang sangat baik apalagi denganku. Aku selalu menjodohkan dia dengan temanku tapi tak pernah direspon olehnya. Selalu saja jawabnya kalo aku belum pacaran dia nggak mau pacaran. Dasar anak keras kepala. Selagi dia mengerjakan tugasku aku memainkan ponselnya karena aku sangat suka memainkan ponselnya dan dia diam saja tanpa merasa risih aku membuka apapun diponselnya. Diponselnya hanya ada foto keluarganya fotoku dan dia yang aku mengambil dari ponselku dan aku kirim ke ponaelnya. Dia tidak pernah aneh aneh atau yang tak baik diponselnya. Dia sangat serius dalam sekolah sangat beda denganku, aku sangat malas sekolah apalagi sejak aku masuk jurusan IPA sungguh membosankan. Tapi karena dia aku masih bisa semangat untuk kesekolah.
"Lyl, udah selesai" ucapnya
"Tingkyu Bf" ucapku
"Siniin ponselku, kamu liad apa sih nggak ada apa apanya juga" katanya padaku
"Main ponselku saja aku lagi serius ini baca pesan pesan dari para cewek cewek pengagummu...hahah" ucapku
"Dasar kamu, aku malas membukanya jadi biarkan saja"
"Kenapa sih.. udah pake ponselku aja sana"
"Lyl dapat pesan ni kamu,dari Tyo anak IPS II" ucap rofik setelah membuka ponselku
"Biarin aja.. kalau kamu mau bales ya udah kamu aja yang balas"
"Idih.. ogah"
Tak lama kemudian mama pulang, dan aku sudah tertidur disofa karena kelelahan membaca pesan pesan diponsel rofik.
"Fik, kamu disini,..dasar anak nakal, temen nya maen kok malah tidur" ucap mama membangunkanku
"Iyha tan, tadi maaf pulang telat beli buku soalnya tan". Jawab rofik
"Nggak apa apa..tante nggak khawatir kalau sama kamu"
"Makasih tan"
"Mam.. dah pulang?"ucapku bertanya pada mama
"Dasar kamu ini, rofik diaini kok kamu malah tidur"
" cuma ketiduran mam,mam laper"
" makan sana mama beli bakso itu"
"Fik makan yuk" ucapku mengajak dia makan
"Kenyang deh aku Lyl, aku pulang aja ya" ucapnya
"Nggak mau,pokoknya makan dulu bareng aku" ucapku memaksanya dan akhirnya membuat dia mengalah lagi terhadapku.
Kami makan bersama di ruang makan,dan sesaat setelah selesai makan Rofik berpamitan untuk pulang karena jam sudah menunjukan pukul 5.30 sore.
Rumahku sepi sekali mak nah sudah pulang, orang orang yang bekerja digudang juga sudah pulang. Mama sedang mandi dan papa masih belum pulang. Papa 4bulan sekali pulang kerumah karena papa di kalimantan usaha pertambangan emasnya. Dan aku tak punya saudara. Jadi aku sangat merasa kesepian.
Detik bergati menit , menit berganti jam , dan begitu pula hari semakin cepat berlalu. Tak terasa sudah hari sabtu, sekolah hanya sampai pukul 11 pagi. Rasanya sungguh malas, hari ini aku membawa motor sendiri karena Rafik tak masuk sekolah, dia sakit flu karena kehujanan saat bermain sepak bola dengan teman temannya. Oh, sungguh menjengkelkan kalau dia tak sekolah.
Sepulang sekolah akupun menyempatkan mampir kerumahnya untuk melihat keadaannya.
"Assalamuallaikum" ku berkata sambil mengetuk pintu rumahnya
"Waallaikumsalam, eh kamu Lyl,masuk nak" ucap ibunya Rofik
"Makasih tante, Rofiknya ada tan?" Tanyaku pada ibunya rofik
"Dikamar Lyl, masuk aja.. tante mau kebelakang dulu ya.. kamu langsung naik aja"
"Makasih tan"
Aku jalan menuju kamar Rofik, karena sudah biasa aku dirumahnya sudah seperti anak sendiri disana.
"Fik, fik, fik, buka pintu dong" ucapku sambil mengetuk pintu
"Kamu, ngapain kesini" ucap Rofik sambil membuka kan pintu
"Ngelihat keadaan kamu separah apa himgga kamu nggak masuk sekolah"
"Dasar kamu, ga nglihat sehari aja udah bingung kan,..hahaha" ucap Rofik menggodaku
" ih kamu keGR an deh.."
"Hahhaah" dia tertawa
Kami mengobrol dikamar Rofik sambil mendengarkan musik, aku sangat nyaman dengannya hingga aku merasa aku tak butuh orang lain untuk disampingku. Aku sangat suka tatapan Rofik padaku. Tatapan yang sangat hangat.
"Lyl, sebentar lagi lulus kamu jadi masuk dimana??" Tiba tiba rofik bertanya padaku
"Hukum" jawabku singkat
"Sebentar lagi kita akan berpisah, karena kita beda univeraitas," ucapnya
"Sedih kamu pisah dariku" tanyaku padanya
" kamu kali yang sedih kangen aku, kan kita kjadi jarang ketemu" ucapnya
"Dasar kamu"
Saat mendengar ucapan rofik aku jadi berfikir gimana nanti aku. Aku masih berfikir untuk seperti apa setelah lulus sekolah nanti.
"Saat kita jauh, jarang bertemu, kamu harus hati hati jangan sembrono jaga itu kaki kamu,jangan sampai terluka atau sakit lagi" ucapnya tiba tiba dengan nada sedih
"Hmm aku tahu" jawabku
Memang dia paling tahu bagaimana aku, Setahun yang lalu aku mengalami kecelakaan motor dan membuat kakiku cidera dan harus menjalani operasi di kaki kiriku dan mengakibatkan aku tak bisa berjalan hingga 3bulan dan aku harus memakai korsi roda untuk pergi kesekolah,selama sakit Rofik setia menemaniku dan menjagaku, oleh karena itu dia sangat takut aku terluka lagi.
Dia sangat telaten menjagaku, mengantarku untuk terapi agar aku bisa berjalan lagi. Dari situ aku jadi merasa minder karena meski aku bisa berjalan normal kembali tapi ada bekas luka yang tak hilang dikaki kiriku. Sejak saat itu aku tak lagiengikuti perlombaan fashionshow lagi, meski sedih tapi Rafik selalu ada buatku saat keadaan ku yang terpuruk sekalipun. Maka dari itu dia sangat perhatian kepadaku,dan dia sudah memikirkan jika kami berpisah untuk menuntut ilmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LailA
RomanceHidup tak seindah yang kita bayangkan. Hidup tak semudah orang lain menjalani. Kehidupan begitu berat hingga kadang lelah melanda ruang hati hingga ingin melwpaskan segalanya. Tak ada manusia yang sempurna. Tak ada manusia yang tak luput dari kesala...