Chapter Tujuhbelas

1.2K 49 15
                                    

LAILA
By
Vebryna Arifin





Pagi ini aku berjalan jalan dengan suamiku mengelilingi kompleks rumah Mama. Kata mama sangat bagus berjalan kaki dipagi hari untuk ibu hamil tua,jadi aku menurutinya dan suamiku sangat semangat dan antusias menemaniku,padahal aku juga nggak apa-apa sendirian.

Para tetanggaku yang sudah bangun dan menyapu halaman menyapa kami dan mendoakan agar baby kami lahir sehat dan selamat. Mendengar para tetangga mendoakanku aku sangat bahagia,semua orang menyayangiku dan bayi dalam kandunganku.

Matahari sudah hampir tenggelam dan sudah mulai malam. Terdengar suara mobil terparkir di depan rumahku. Ya itu suara mobil mertuaku yang datang langsung berkunjung dirumahku. Mami mempersilahkan besan kesayangan nya masuk dan langsung menuju ruang keluarga untuk mengobrol.

Ibu mertua ku membawakan banyak hadiah untuk bangku nanti yang dibeli dari luar kota.  Aku sangat terharu mertuaku sangat memperhatikan baby dalam kandunganku.

"Dirumah sakit mana rencana melahirkan Lyl?" Tanya ibu mertuaku padaku

"Dirumah sakit ibu dan anak Fauziah Bu" jawabku

"Oh iyha disana ada teman ayahmu yang bekerja disana,,iyhan yah,, itu mas Broto temanmu waktu SMA" ucap ibu mertuaku

"Iyha,, nanti gampang ayah beri tahu dia supaya kamu dapat kamar yang nyaman disana nak" ucap ayah mertuaku

" Iyha yah" ucapku

"Ibu sama ayah udah nggak sabar tahu nggak nak, ngebayangin nanti baby ini mirip mami apa deddynya" ucap ibu sambil  mengelus perutku

Ucapan ibu mertuaku serentak membuatku gemetaran, rasa khawatir akan mengecewakan semua orang, rasa takut, sudah bercampur aduk sehingga aku tak mampu menjawab mertuaku dan hanya tersenyum.

"Mirip Daddy dong... Ya nak ya" jawab suamiku sambil mengelus perutku

"Harus itu nak" ucap papa pada suamiku

"Iyha dong pah, masa mirip maminya,, nie mami jelek begini coba..haah" jawab suamiku sambil menggoda mencairkan suasana hatiku

"Kamu ini nak bisa aja menggoda istrimu" ucap mama

"Iyha nih, jelek katamu.. tapi kamu jadikan teman seumur hidupmu nak.. kamu ini'' ucap mertuaku menggoda suamiku

Suasana rumah sangat ramai dan mereka bercanda. Tapi pertanyaan mertuaku tentang mirip siapa baby nanti membuatku tertekan dan mengingat kenyataan bahwa anak ini bukan anak kandung Rofik, kenyataan itu membuatku sangat tertekan hingga wajahku pucat dan perutku terasa sakit. Dan aku berpamitan masuk ke kamar lebih dahulu yang di antar suamiku karena melihat wajahku tiba tiba pucat. Kamarku berada di lantai dua rumah Mama, jadi Rofik dengan siaga mengantar ku ke kamar.

"Kenapa wajahmu menjadi pucat sayang?ada apa?" Tanya suamiku padaku

"Aku takut" jawabku

"Takut??takut pada apa,siapa???" Tanya suamiku

"Aku takut jika baby ini lahir mirip...." Belum sempat selesai ku berbicara Rofik membungkam bibirku dengan sebuah ciuman hangat.

"Aku tak mau dengar apapun yank,, sudah aku katakan sejak awal ini anakku,, jika tak mirip denganku pastilah dia mirip kamu" ucap suamiku meyakinkanku

"Hmmm... Tapi...." Suamiku segera memelukku agar aku tidak mengatakan sesuatu.

"Istirahat lah dulu sayang,, aku akan kembali ke kamar saat akan makan malam yank" ucap suamiku

"Hmmm" aku mengangguk. Suamiku memberi kecupan hangat dikeningku sebelum meninggalkan kamar.

Perutku terasa sangat tak nyaman entah ini rasa seperti apa. Rasanya sungguh tak dapat aku gambarkan. Baby pun tak menendang ku semenjak sara tertekan menimpaku tadi. Aku mengelus lembut perutku. Tapi aku merasakan sakit di perutku. Aku tak sanggup memanggil suamiku yank berada dilantai bawah. Ku mengambil ponselku Tan ku telepon suamiku dari dalam kamar.

"Hallo.." ucap suamiku dari balik ponsel

"Ya...n..k..." Suaraku merintih

Tak lagi mendengar kanku suamiku langsungenuju lantai atas ke kamar, dan melihatku yang sudah duduk kesakitan.

"Yang... Kenapa.. ada apa...?'' ucap suamiku panik

"Yank sakit,, sakit banget" ucapku

" Ayo berdiri yank aku bopong dan kita kerumahnya kita sekarang" ucap suamiku merangkul ku

Dan tiba tiba saat aku berdiri terdengar suara prak dan disertai air mengalir dari tubuhku. aku semakin merasa bahwa perutku semakin sakit. Suamiku sudah panik dan sangat kebingungan. Suamiku memanggil mama dan mertuaku, mereka juga sangat kaget karena ternyata air tadi air kawah yang sudah pecah terlebih dahulu.

Suamiku membopongku menuju mobil mertuaku yang sudah terparkir di depan,, aku ibu dan ayah dan suamiku menuju rumah sakit terlebih dahulu. Dan mama juga papa menyusul sembari membawa perlengkapan persalinan juga. Setelah 45menit perjalanan akhirnya sampai di Rumah sakit ibu dan anak Fauziah.

Segera beberapa perawat datang menghampiri kami dan membawakan korsi roda dan segera membawaku untuk diperiksa. Karena tak tahan merasa sakit, aku hanya sanggup meneteskan air mata,tanpa mengeluh sama sekali. Tapi sayangnya aku tak mampu menahan rasa sakitmu hingga aku jatuh pingsan.

Suami dan mertuaku sangat panik melihatku pingsan sebelum masuk ruangan dokter. Ibu mertuaku terus saja menangis, dan suamiku sangat terlihat kacau, panik khawatir campur aduk.

Tak lama kemudian mama dan papa juga Ridwan adik ipar ku sampai di Rumah sakit. Mereka tampak shyook saat di beritahu tentang aku yang jatuh pingsan saat sampai di rumah sakit. Mama hanya bisa menangis tanpa sepatah katapun. Papa yang tak pernah terlihat menangis pun terlihat sangat ketakutan akan sesuatu terjadi padaku.

Tak lama kemudian dokter keluar dari ruangan dan memberitahu keluargaku bahwa aku harus segera menjalani operasi Cesar, karena keadaanku yang tertekan sebelum pecah ketuban membuat babyku sedikit melemah didalam kandunganku. Tanpa berfikir panjang suamiku menggunakan iyhakan agar dokter segera mengoperasi cesar .

Orang tuaku mertua,adik ipar, suamiku tampak panik dan gelisah di depan pintu masuk ruang operasi. Mereka berdoa untukmu juga babyku agar semua lancar.

"Jangan khawatir nak,, Laila pasti kuat" ucap papa menenangkanku

"Iyha pa"

"Sabar..kita berdoa buat semua nak" ucap ibu

"Hmmm..."

Sekitar 1jam 25 menit  waktu operasi cesarku selesai semuanya.. dari dokter mulai membelah perutku ,mengambil baby dan ari2 juga menjahit perutku kembali.. dan proses lainya. Aku masih dalam keadaan belum sadarkan diri. Baby dibawa dalam ruangan baby dan hanya satu orang yang boleh masuk melihatnya.
.
.
.
..
.
.

.
.

See you next chapter ya teman teman💕💕💕💕

LailATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang