Chapter Duapuluh Delapan

1K 38 2
                                    

My SoN
By
Vebryna Arifin


Pagi ini aku akan memberikan kejutan untuk suamiku. Jadi aku bangun pagi sekali,segera pergi kekamar mandi dan mengetest kehamilanku dengan tespack yang di berikan Dewi kemarin padaku. Ya memang benar yang dewi ucapkan, aku bisa melihat dengan jelas dua garis merah di tengah testpack yang aku pakai. Hatiku memang berdebar ada sesuatu yang aneh, rasanya sangat membahagiakan.

Tak terasa air mataku menetes dipipiku. Ya tuhan engkau dengarkan doa kami. Aku berjanji akan menjaga janin dalam rahimku dengan sangat hati hati,dan terima kasih engkau telah mempercayakan anak ini padaku.

Aku merasa bahwa kebahagiaan kami akan lebih sempurna dengan kehadiran janin yang ada di kandungan ku ini. Membayangkan expresi suamiku nanti membuatku bahagia hingga air mataku masih setia menetes.

Aku kembali ke kamar dan meletakkan testpack ku di atas meja riasku. Dan aku keluar dari kamar menuju lantai bawah untuk menyiapkan sarapan di dapur dan di bantu mbak Sri.

"Mbak biar saya saja yang memasak" ucap mbak Sri padaku

"Hari ini aku yang memasak sarapan untuk kita mbak"jawabku

" Baiklah mbak, kalau begitu saya siapin yang lainnya mbak" ucapnya.

"Baiklah mbak, terima kasih" ucapku

Hari ini adalah hari yang istimewa bagiku dan mungkin bagi keluarga kami. Tak yakin bahwa ini adalah nyata.

Selesai memasak aku menyiapkan di meja makan dan bergegas mandi karena sebentar lagi Rasya dan daddynya akan bangun.

Selesai mandi aku membangunkan Rasya dilamarnya,dan setelah Rasya bangun aku menyuruh Rasya untuk membangunkan daddynya.

Anak itu, berjalan menuju kamarku untuk membangunkan daddynya,dengan wajah yang masih mengantuk. Dan aku menunggu mereka di sofa sambil menonton berita pagi.

Rofik POV

Aku terbangun saat anak laki laki ku memanggil membangunkan ku. Memang menjadi rutinitas pagi hari kalau anakku yang selalu membangunkan ku .

"Oh SoN" ucapku sambil mencium Rasya

"Daddy, bangun.." ucapnya sambil menggoyah goyah kepalaku

"Iyha sayang iyha bangun ini Daddy" jawabku

Aku bangun dari tidurku, aku duduk di ujung kasur dengan mata yang masih mengantuk dan masih berupaya mengumpulkan semua nyawaku yang belum masuk dalam ragaku dengan sempurna karena masih tersisa di alam tidurku.

Dengan tidak yakin akan benda seperti bolpoin yang bertutup warna pink itu. Apakah itu??aku tak pernah melihat benda seperti itu. Dengan penasaran aku merayuh benda itu dan melihatnya.

Wahh...sungguhkah ini?nyatakah ini? Ya Allah apa ini benar benar kenyataan atau karena aku belum sepenuhnya bangun dan ini mimpi.

Saat aku menyadari bahwa ini adalah kenyataan, air mataku tak terasa menetes , ini bukan air mata kesedihan tapi air mata kebahagiaan. Ya Allah terimakasih atas kebahagiaan yang engkau berikan kepada keluarga kami.

Lamunanku tersadar saat anakku memanggilku dan mengusap air mataku.

"Daddy, kenapa menangis??" Ucap Rasya

LailATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang