Chapter Tigapuluh Empat

1K 37 2
                                    

LAILA
By
Vebryna Arifin

Sudah dua jam berlalu, Dewi keluar dari ruang operasi. Dengan raut wajah yang tak bisa aku pahami dia memberiku selamat namun dia juga menyimpan kesedihan dibalik matanya.

"Fik, selamat anakmu laki laki" ucap Dewi sambil menepuk punggungku

"Terimakasih Dewi, bagaimana dengan istriku,apa dia baik baik saja??" Tanyaku serius

"Laila,,belum sadarkan diri karena masih pengaruh obat dan juga dia kehabisan banyak darah. Kamu yang sabar kita tau Laila sangat kuat" ucap Dewi membuatku kembali lemas.

"Tapi dia baik baik saja kan??"tanyaku dengan nada gemetaran.

"Tenanglah Fik, Laila pasti akan segera siuman, yang kuat ya Fik kamu,kita hanya bisa menunggu" jawaban Dewi membuatku sedikit tenang,aku yakin istriku akan segera siuman.

"Terimakasih Dewi" ucapku lirih. Dan Dewi meninggalkan kami dan kembali ke ruangannya.

"Fik, kamu cepat lihat anakmu yang sudah dipindah di ruang bayi, biarkan aku disini dan nanti menemani Laila kalau dia di pindah ke kamarnya" ucap nurma kepadaku

"Baiklah, Rasya akan ikut denganku" jawabku pada Nurma

"Ya, nanti akan ku kirim pesan untukmu jika Laila sudah pindah kamar'' ucap nurma.

'' terimakasih mbak" ucapku sungguh sungguh.

Aku berjalan menuju ruang bayi dimana anak kedua dipindahkan ruangan. Suster yang berjaga sudah tidak asing bagi ku,karena aku bekerja di rumah sakit ini. Mereka mempersilahkan aku masuk dengan Rasya,untuk melihat anakku.

Digendongkannya bayi yang mungil kepadaku oleh salah satu suster. Bayi itu sangat mirip dengan lama istriku. Hampir semua menurun dari istriku. Mungkin jika perempuan akan begitu cantik,karena ini laki laki saja terlihat seperti perempuan, karena parasnya yang cantik.

Terlihat Rasya yang begitu gembira, dan memegang kain bedong adiknya dengan tersenyum.

"Dad,bolehkah Rasya mencium adek bayi'" tanya Rasya pada ku dengan tersenyum.

"Tentu saja sayang" ku duduk dan memperlihatkan wajah adikknya

"Wah,, adek Rasya cantik" ucap Rasya membuatku tertawa.

"Ganteng sayang,adekmu laki laki,kan tampan sayang" ucapku menjelaskan.

"Dad, mommy??" Ucap anakku

"Mommy masih tidur sayang"jawabku berbohong pada anakku. Bagaimana aku bisa menjelaskan kepada Rasya yang masih kecil tentang keadaan momnya.

Setelah beberapa saat aku azani anak keduaku yang baru lahir. Tak terasa air mataku mengalir hangat membasahi pipiku. Kuciumi pipi mungil anakku yang aku beri nama Muhhamd Raska panggilannya Raska.

Aku memberikan Raska kembali pada suster, karena sudah habis waktunya berada di ruang bayi. Aku segera berjalan menghampiri mbak Nurma yang sudah berada di ruang ICU Rumah sakit,dimana Laila istriku dipindah ruangan nya.

Melihat istriku yang masih terbaring lemah dengan alat detak jantung Disampingnya. Karena Laila masih belum sadarkan diri jadi harus dipantau keadaaannya secara intensif. Pikiranku kacau hingga aku lupa memberitahu orang tua kami tentang ini semua.

LailATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang