Chapter Tigapuluh Tiga

1K 39 10
                                    

LALA
By
Vebryna Arifin

Devan POV

Hatiku gelisah,aku takut aku malu semua perasaanku bercampur aduk ketika melajukan mobilku menuju arah rumah Laila. Aku tak yakin menuruti keinginan anakku untuk bertemu Rasya. Bagaimana dengan Laila jika tau semuanya.

Ketika mobilku sudah terparkir didepan rumahnya kubwranikan langkah kakiku menuju dalam rumah Laila. Kami disambut oleh seseorang yang bekerja dirumah Laila. Dias langsung masuk dan mencari keberadaan rasya, dan pembantu Laila mempersilahkan ku masuk.

Aku duduk di sofa ruang tamu dengan kaki gemetaran. Tak lama kemudian sesosok wanita yang kukenal muncul dari dalil ruangan, dia berhenti sejenak sebelum melanjutkan lajang kakinya.

Dia melihatku dengan expresi yang tak dapat digambarkan, expresi yang bercampur antara kemarahan,ketakutan,dan kesedihan, membuatku semakin terpukul melihat sorot mata Laila.

Maafkan segala kesalahaku,maaf jika aku membuatmu seperti ini, ucapku dalam hati. Dia duduk dikursi depan ku duduk, terlihat wajahnya yang begitu membenciku,kaki dan tangan yang gemetaran,aku ingin berkata sesuatu tapi aku tak dapat membuka mulutku untuk mengeluarkan kata-kata.

Dia memanggil pembantu rumahnya dengan nada Prau yang membuatku semakin merasa bersalah telah bertamu dirumahnya. Mbak Sri yang di panggil tak kunjung dengar panggilan Laila. Akhirnya dia berdiri dan berjalan namun karena kakinya begitu gemetaran hingga lemas dia jatuh tersungkur.

Ingin ku menolongnya namun dengan tegas dia berkata tak ingin ku sentuh, PRANGGH bagai dihantam besi hati selera hancur mendengar perkataan Laila yang begitu dia ketakutan kepadaku,bahkan dia jijik kepadaku.

Dosa yang aku lakukan memang tak pantas untuk dimaafkan. Aku hanya bisa berdiri terpaku melihat Laila yang dibawa masuk dalam mobil ambulance. Dan membuatku semakin seperti di tombak dari segala arah yang menembus tubuhku saat aku melihat anak ku Rasya menangis tanpa henti sambil memegang tangan laila. Hatiku hancur berkeping-keping melihat kenyataan bahwa aku menyakiti hati keduanya untuk kedua kalinya.

Rofik POV

Aku termenung sesaat istriku meneleponku, tak hanya istriku yang mendapat firasat tak baik, ibu dan mama mertuaku juga sama-sama mendapatkan mimpi yang buruk. Hatiku terasa mengganjal akan ada apa dihari ini,kenapa semua orang terkasihku mendapatkan firasat seperti itu.

Ya Tuhan tolong lindungi istri dan calon anakku. Aku tak ingin terjadi apa-apa kepada mereka. Aku menatap banyaknya orang lalu lalang diluar dari balik jendela kaca ruang kerjaku. Melakukan sesuatu yang membuat hatiku terasa sakit dan leherku terasa tercekik. Semenjak jumpaku dengan Evan memang aku seperti tak bisa hidup tenang, hari hariku terfikir kan hanya kegelisahan.

Lamunanku mendadak ambyar ketika ponselku berbunyi dan mbak Sri yang menelpon ku memberitahu bahwa Laila jatuh ,dengan sigap aku menelpon bagian UGD dan meminta ambulan kerumahku untuk membawa istriku.

Di luar gedung rumah sakit aku tidak bisa tenang menanti kedatangan ambulance yang membawa istriku. aku seakan akan mati sendiri membayangkan keadaan anak dan istriku.

Sesaat ambulan menuju gedung UGD diturunkannya ranjang pasien dari dalam ambulans, terlihat istriku yang terbaring lemah,pucat seperti tak mempunyai darah. Tubuhku seakan tak bertulang, lemas hingga aku tak dapat menopang tubuhku sendiri. Aku ketakutan, hingga aku panik dan entah apa yang aku rasakan.

LailATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang