LAILA
By
Vebryna Arifin#Rofik#
Sudah lewat dari satu jam sejak istriku masuk ruang operasi. Rasa khawatir,rasa takut,rasa gelisah,dan semua perasaan bercampur aduk hingga sulit mengungkapkan bagaimana perasaan ku saat ini. Aku takut akan hal buruk terjadi pada istriku.
Ya Allah berilah kelancaran dan keselamatan untuk istri dan anakku. Aku terus berdoa di setiap detiknya. Hingga lampu sudah dimatikan tanda operasi selesai. Hatiku semakin berdegup kencang, apakah kabar baik apa sebaliknya. Hingga seorang yang berjubah putih keluar dari ruang operasi,yaitu dokter Stevani,dokter yang bertugas mengoperasi cesar istriku.
"Keluarga ny.Laila.... " ucap dokter Stevani
"Iyha dok,saya suaminya" jawabku pada dokter Stevani
"Selamat bapak anak anda laki laki, tapi ny.Laila masih belum sadarkan diri dan si kecil masih di bersihkan perawat" ucap dokter Stevani membuat air mata keluarga kami bahagia. Ya air mata syukur dan kebahagiaan.
"Bisakah kita mengobrol di ruangan saya pak?" Tanya dokter kepadaku
"Iyha dok" jawabku sambil berjalan mengikuti dokter Stevani.
Sesampainya di ruangan dokter Stevani, beliau menjelaskan padaku kenapa istriku belum sadar. Dokter bilang bahwa sebelum kontraksi yang membuat istriku pingsan yaitu karena setres fikiranku dan tertekan yang membuat istriku belum sadar, tapi itu akan membaik setelah beberapa jam nanti. Meski semestinya istriku sudah sadar.
Aku kembali ke tempat keluargaku berkumpul. Mereka melihat bayi mungil kami yang berada di ruang baby, dia terlihat sangat mungil,tak terasa aku meneteskan air mataku. Seorang perawat memanggil namaku untuk masuk kedalam ruangan. Digendong lainnya bayi mungil itu padaku. Aku elus pipi mungilnya,sungguh menakjubkan,inikah keajaibannya Tuhan.
Bayi mungil itu sangatlah mirip denganku. Hidungnya,bibirnya, alisnya, hingga bentuk mukanya. Hanya saja mata itu bukan milik kami, mata itu tak mirip denganku atau istriku. Aku menyadari itu. Tapi begini saja sudah ku bersyukur padaNya. Dan hanya kulit putih nya yang mewarisi kulit istriku. Aku pergi ke kamar mandi untuk berwudhu dan segera kembali ke ruangan baby dan segera mengAZANi anakku.
Ya Allah sungguh indah karuniamu. Ku gendong anakku menuju kaca ruangan agar orang tua kami melihat dengan jelas anakku. Dengan raut wajah bersyukur,bahagia yang terlihat di wajah keluargaku, aku sangat bahagia.
Waktu sudah habis hingga aku harus keluar ruangan dan kembali memberikan bayiku pada perawat.
"Omaigat brother, baby sangat mirip denganmu" ucap adikku yang membuatku sangat bahagia mendengarnya
"Iyha dong anak siapa kalau tak mirip coba" jawabku
"Mau kamu kasih nama siapa nak" tanya ayahku
"Muhammad Rasya,, yah.." jawabku
"Nama yang bagus" sahut ibu mertuaku
"Makasih ma,, nanti panggilannya Rasya" ucapku
Sudah lewat dari 5jam setelah operasi Cesar selesai, istriku belum juga siuman. Aku menunggu di dekatnya dengan duduk disamping ranjang tempat dia terbaring lemas dengan selang infus yang ada di tangan kanannya.
Setelah beberapa saat,, kurasakan tangan istriku bergerak dan mulai membuka mata, ku peluk dia karena aku bahagia dia sudah siuman. Aku segera memanggil dokter untuk memeriksa keadaanya.
Alhamdulillah istriku sudah berangsur pulih dia sekarang sedang duduk bersandar di ranjang pasien . Tak lama kemudian bayi mungil kami di bawa ke kamar tempat istriku menginap. Seorang perawat memberikan bayi kami padaku agar istriku bisa menggendongnya.
"Dia mirip kamu" ucap Laila padaku sambil meneteskan air mata
"Iyha lah,, kan anak Daddy.. ya kan sayang" ucapku sambil mengelus pipi anak kecil ini
"Siapa namanya" tanya istriku padaku
"Muhammad Rasya,,, kamu nggak keberatan kan" ucapku
"Tentu saja tidak, dia anakmu jadi kamu pantas memberikan nama apapun untuknya" ucap Laila membuatku semakin bahagia.
" Rasya.... Bayi mungilku" ucap istriku mengelus pipi anak kami.
Ku peluk istriku dengan penuh kasih sayang
" Terimakasih sayang" ucapku sambil mencium keningnya.
Tak lama kemudian orang tua ku juga mertuaku masuk dalam ruangan. Kami semua sangat bahagia. Oh hari dimana selama ini aku tunggu akhirnya datang juga, akhirnya keluarga kecil ku semakin sempurna.
Lima hari setelah persalinan istri dan anakku sudah boleh meninggalkan rumah sakit. Keadaan Laila semakin baik, senyum sumringah nya terpampang jelas diwajahnya saat bersama baby Rasya.
Sesampainya dirumah, kami segera masuk ke kamar yang sudah rapi yang di siapkan sebelumnya. Kami tinggal dirumah orang tua Laila hingga baby 40hari kedepannya sebelum balik ke Surabaya.
Hampir Setiap hari ayah dan ibu datang untuk melihat cucu pertamanya itu, mereka tampak sangat bahagia. Mertuaku juga sangat bahagia.
Selain orang tuaku dan adikku yang datang hampir setiap hari,juga ada sanak saudara yang datang melihat anak kami, tetangga juga banyak yang datang dan memberi selamat.
Apakah ini yang dinamakan kebahagiaan seutuhnya, aku merasa bahwa aku adalah laki laki yang beruntung akan hal ini. Mempunyai orang tua dan keluarga yang begitu harmonis, yang begitu mendukung dan menyayangiku.
Dan sekarang lahirlah seorang malaikat kecil yang membuat kebahagiaan keluarga kami sangatlah amat sempurna. Ya meski dia bukan darah daging kurban tapi dia Adalah anakku. He is My SoN.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. Next chapter ya guys....💕💕💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
LailA
RomanceHidup tak seindah yang kita bayangkan. Hidup tak semudah orang lain menjalani. Kehidupan begitu berat hingga kadang lelah melanda ruang hati hingga ingin melwpaskan segalanya. Tak ada manusia yang sempurna. Tak ada manusia yang tak luput dari kesala...