Chapter Duapuluh Lima

1K 37 1
                                    

LAILA
By
Vebryna Arifin

KEHADIRAN EVAN

Sudah 3 bulan berlalu, hari ini adalah ulang tahun suamiku, dan pastinya ini weekend jadi kami merencanakan untuk pergi ke BATU Malang  selain itu juga akan bertemu para sahabatku.

Setelah satu  jam lebih perjalanan kami sampai di tempat tujuan. Terlihat Rosa, Alisha, Fadli, ada di depan hotel tempat kami akan menginap. Ya semua tak bisa berkumpul karena ada urusan pekerjaan.

Rosa sudah memesan kamar buat kami jadi tinggal masuk untuk mengambil kunci dan masuk alam kamar kami nanti.

"Hai ..." Ucapku setelah keluar dari mobil

"Lama tak jumpa" ucap dua sahabatku dan memelukku bergantian

"Hallo Tante Al,Tante Rosa ,om Fadly" sapa si kecil Rasya

"Hallo sayang... Udah gede kamu" jawab Rosa

"Sini sama Tante" ucap Alisha

"Hai, Rasya..sini om Fadly gendong" ucap Fadly

"Nggak mau om, Rasya udah gede" ucap Rasya membuat kami semua tertawa

"Yuk istirahat dulu nanti jam dua kita nilai trip nya" ajak Rofik

"Oke oke" ucap Fadly

" Rasya bbok sana Tante Rosa sama Tante Alisha mau nggak??" Ucap Rosa

"Iyha yuk sama Tante saja" tambah alisha

"Mommy,, bolehkah??" Tanya Rasya

"Kalau kamu mau nggak apa-apa sayang" jawabku

Akhirnya kami masuk dalam hotel dan beristirahat.  Rasya ikut dua sahabatku dan aku dikamar sendiri sedang suamiku masih asyik mengobrol dengan kawan lamanya Fadly.

Jam sudah menunjukkan pukul 1.30 siang jadi aku segera membersihkan diri dan berganti pakaian. Meski begitu aku tak lupa merias wajahku dengan makeup tipis.

Suamiku masuk kamar dan berganti pakaian. Hari ini kami akan pergi ke MUSEUM ANGKUT terlebih dahulu. Karena kedua temanku itu belum pernah masuk ke tempat itu.

Saat aku dan suamiku selesai berdandan kami segera keluar dari kamar kami menuju halaman hotel tempat kami akan bertemu dengan temanku.

Saat berjalan menuju halaman tak kusangka dan tak pernah aku bayangkan sebelumnya. Aku dan suamiku harus berpapasan dengan sesosok lelaki tinggi tegap itu kembali. Ya dia Evan laki laki yang telah menghamiliku tapi menghilang entah kemana.

Sekujur tubuhku lemas seakan tak mempunyai tulang lagi. Suamiku yang merasakan tubuhku lemas segera meraih pundak ku.

"Yank,,, nggak apa-apa??" Tanya suamiku

"Oh.. hmmm... Ayo jalan kembali yank" jawabku

" Kalau kamu nggak enak badan kita kembali ke kamar saja" ajak suamiku

"Enggak yank,, kita ikut mereka" ucapku

Suamiku tahu itu Evan, tapi dia berpura-pura tak mengenalnya. Aku ingin sekali bertindak seperti itu tapi rasanya aku kembali ke 4tahun lalu, aku merasa malu hina dan perasaan yang bercampur aduk .

Aku dan suamiku berjalan lurus melewati lelaki yang masih tertegun melihatku bersama suamiku. Di luar hotel sudah berkumpul teman temanku dan juga anakku yang digendong oleh Fadly.

"Lama banget sih kamu Laila" ucap Rosa saat aku sampai di depan hotel

"Maaf, tadi aku mandi lama" jawabku berbohong

"Udah yuk berangkat sekarang saja" ucap Fadly

"Daddy.." teriak anakku dan langsung minta gendong suamiku

"Sini sayang" ucap suamiku dan langsung menggendong rasya dan masuk kedalam mobil.

Diperjalanan kami tak banyak bicara hanya Rasya yang terus cerewet dan bertanya ini dan itu. Aku tahu kenapa suamiku tak banyak bicara.

#ROFIK

Tubuhku langsung kaku melihat sesosok bajingan yang berdiri di depan kamar hotel itu. Rasanya ingin ku hajar lelaki itu, tapi aku masih menjaga perasaan istriku aku harus bisa menahan semua emosiku.

Aku berpura-pura tak mengenl dan berpura-pura tak mengingat segalanya meski hati ini sudah hampir meledak. Aku membayangkan wajah istriku saja sudah tak sanggup lagi.

Aku dan istriku tetap berjalan menuju depan hotel dimana semua sahabatku berkumpul dan juga anakku yang sedang bersama mereka.

Diperjalanan menuju museum angkut aku tak banyak mengobrol dengan istriku karena aku tahu suasana hatinya sedang tidak dalam keadaan baik. Aku terus melajukan mobilku ke tempat tujuan.

Sekitar tiga jam mengelilingi museum angkut kami semua memutuskan untuk pergi kesebuah rumah makan yang berada di dekat tebing karena itu adalah tempat yang nyaman dan begitu indah.

Dengan bangunan yang dari kayu rumah makan itu sangat pas dengan tempatnya yang di pinggiran tebing,angin yang berhembus begitu dingin dan segar membuat selera makan menjadi bertambah.

Kami memesan ayam bakar dan gurami bakar karena makan yang hangat-hangat adalah menu yang pas untuk ini. Raut wajah bahagia tergambar di setiap wajah sahabatku, anakku juga yang sedari tadi girang karena bertemu dan bercanda dengan sahabatku.

Tapi sayang istriku masih menyembunyikan wajah tertekannya dibalik senyuman yang bisa aku rasakan. Ingin ku menghiburnya tapi ada sahabatku yang tak tau akan pokok permasalahannya. Namun Tiba-tiba Fadly menyinggungnya.

"Kalian tahu aku tadi seperti berpapasan dengan senior kita dikampus dulu??" Ucap Fadly

"Siapa??" Ucap Rosa

"Kayaknya Devan, anak fakultas ekonomi" jawabnya

"Devan yang populer dulu,,bukannya dia keluar dari kampus dan pindah ke Australia" jawab alisha

" Iyha ya.. ah mungkin aku yang salah lihat" pangkas Fadly

"Haiih... Kamu ini" ucap Alisha

Aku melihat istriku yang langsung meletakan sendok makannya dan tak makan lagi membuatku semakin gelisah. Sedangkan aku mendengar namanya saja sudah naik darah. Namun melihat senyum Rasya membuatku kembali dingin dan meyakinkan diriku sendiri bahwa dia adalah anakku dan sampai kapanpun tetap anakku.
.
.
.
.
.
.
See you next chapter ya guys..

Jangan lupa vote coment nya ya

Terimakasih yang sudah ngebayangin tulisanku .... 💕💕💕💕

LailATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang