Chapter tujuh

1.3K 60 2
                                    

LAILA
By
Vebryna Arifin



Setelah selesai acara hari demi hari menjadi semakin sibuk. Harus menyiapkan banyak hal untuk masuk ke universitas. Tapi karena nilai bagus aku tak perlu susah payah mencari universitas yang bagus. Aku diterima di universitas yang sama dengan Rofik, tapi dia masih saja tidak tahu. Aku dan mama mulai mencari cari kost yang dekat dengan kampus. Sangatlah melelahkan harus mencari tempat yang sesuai dengan yang aku inginkan. Setelah mengelilingi daerah itu aku dan mama menemukan tempat yang sesuai. Daerah yang dekat.dengan kampus, ramai, bersih, juga boleh dihuni satu orang saja,tanpa harus berbagi dengan orang asing,karena aku tak suka. Ponsel yang aku kantongi disakuku bergetar tanda ada pesan masuk,ku rogoh saku ku dan ku ambil ponselku. Itu pesan dari Rofik.

"Kamu dimana,kenapa susah dihubungi?"

"Nyari kost an"

"Oke,kapan pulang,kita jalan yuk, abis ini kita jarang ketemu"

"Nanti malam sampai rumah kok, kamu kerumah aja"

"Sipp"

Begitulah isi percakapan ku di pesan singkat dengan  Rofik. Dia belum tahu aku melanjutkan dimana, ingin aku memberitahunya tapi tinggal 2hari lebih baik buat kejutan nanti kalau sudah masuk, toh kost an ku nggak jauh dari kost an dia. Selesai menyelesaikan urusan kost antara mama dengan pemilik kami langsung kembali pulang ke kota kami. Diperjalanan aku hanya mendengarkan musik,dan merenung apa pilihanku sudah tepat,apa aku sudah yakin tapi ternyata mama tahu apa yang aku pikirkan.

"Kamu sudah benar memilih ini nak" ucap mama padaku

"Benarkah mam??"

"Iyha .. kadang sesuatu tak harus sama persis dengan cita cita"

"Terima kasih mam"

"Eh tunggu dulu nak, kamu ambil jurusan ini bukan karena Rofik kan??"

"What! Rofik??ya enggak lah mam, karena aku di IPA kan terus kalau ada Rofik mama juga tenang kan ninggalin aku di kost"

"Ya udah iyha iyha,, terserah kamu saja nak"

"Hmmm.. makasih mam"

Dalam hati aku juga bimbang dengan diriku sendiri sebenarnya bagaimana,kenapa aku selalu mengikuti Rofik tapi aku tak pernah merasakan sesuatu yang disebut cinta. Oh,, sebenarnya cinta itu seperti apa?? Kalau seperti aku dan Rofik kenapa dia tak pernah menyatakan nya padaku,berarti kami hanya sebatas sahabat,an aku mengikuti nya karena wajar.

"Mbak Laila cepetan cari pacar mbak,nanti kalau mas Rofik punya pacar biar nggak kesepian" ucap mas Nanang (sopir yang disewa mama)

"Mas Nanang ini ya kok ada ada saja,, bagaimana mau pacaran kalau si Rofik nempel terus..hehehehe" jawabku sambil tertawa

" Yasudah sama mas Rofik saja mbak"

"Aihhhs,, nggak lah mas,, nanti kalau pacaran terus putus malah nggak bisa temenan kaya gini lagi"

"Iyha mbak bener juga" ucap mas Nanang

Hmmm... Kenapa tiba tiba aku bilang kaya gitu sama mas Nanang ya??apa yang aku pikirkan sebenarnya. What... Jangan jangan aku memang suka Rofik. No No No... Jangan jangan deh.. gumamku dalam hati.

LailATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang