Part 3

67 17 4
                                    

Dengan nafas terengah engah kami berlari sekencang kencangnya menyusuri koridor. Aku sangat panik dan khawatir jika guru sudah berada di dalam kelas, karena pelajaran setelah jam istirahat adalah geografi. Untungnya keberuntungan memihak pada kami. Pada saat ini guru yang akan mengajar di kelas sedang ada urusan mendadak sehingga berhalangan untuk hadir, tetapi kami tetap diberikan tugas dan harus dikumpulkan ketika jam pelajaran selesai.

"Ky kita selamatt," ucap ku dengan nafas terengah engah.

"Yoi," balas Zacky.

Setelah itu aku dan Zacky langsung duduk di bangku masing masing dan mengerjakan tugas yang telah diberikan. Keadaan kelas saat ini sangat ramai, bahkan jika dideskripsikan seperti kapal pecah.

"Hey boleh kenalan? Kenalan aja gak sih biar nambah temen." ucap cowok itu dengan rasa yang sangat percaya diri.

"Hmm," jawab ku yang menatap sinis ke arahnya.

"Nama gua Raka Aristide Keano, kalau lu?" kata cowok itu yang memperkenalkan dirinya.

"Kyla," balas ku singkat, mata ku masih tertuju pada kertas gambar.

Cuek banget si, gumam Raka.

Ketika aku sedang seriusnya menggambar benua Australia di buku gambar. Entah sengaja atau tidak, tiba tiba Raka menyenggol siku ku, membuat garis yang seharusnya lurus menjadi tak karuan.

"Eh sorry gue gak senga- " Ucapannya terpotong saat melihat garis yang berada di buku gambar ku. "Lah? Kok keriting?" Tanya Raka di sela tawanya. "Itu garis apa indomie goreng? Masih laper?"

"Apa apaan sih?!" aku menyambar bahu Raka dengan cubitan. Keras. Tapi cowok itu malah cengegesan, membuat aku semakin geram. "Jangan ketawa! Gak ada yg lucu!"

"Dih marah," Raka mengusap bahunya. Ada sedikit rasa ngilu yang tersisa dari bekas cubitan ku tadi. "Lo kalau marah matanya jadi besar gitu ya. Kayak Anabelle,"

Raka tersontak saat melihat wajah ku yang berubah menjadi sangar karena perkatannya tadi.

"Emang! Lo baru sadar?!"

Raka menggaruk kepalanya "Eh barusan gue ngomong Anna yang Frozen kan ya? "

Aku melotot sebelum membuang pandangan ku pada buku gambar. Menyesal sudah menanggapi perkataan Raka tadi. "Resek! "

Zacky hanya bisa menggelengkan kepala ketika memperhatikan tingkah laku kami. "Baru aja hari pertama dh ada masalah aja."


Kringgggg


Bel sekolah pun berdering bertandakan sudah waktunya untuk pulang. Kami segera mengumpulkan tugas kepada ketua kelas dan bergegas merapihkan buku agar bisa cepat pulang ke rumah. Lalu Zacky dan aku pun menuju parkiran motor.

"Ky balik yuk! gue nebeng motor lu lagi ya," ucap ku yang menepuk nepuk jok motor belakang miliknya.

"Boleh," balas Zacky sambil tersenyum, namun terasa menyebalkan, "Tapi.....

"Tapi apa?"

"Bayar utang dulu, " ucap Zacky yang membuat ku terkejut.

"Pinter udah kayak ibu kos an aja ya." ketus ku lalu menjitak Zacky, "Emangnya berapa sih? Sampai lu inget terus buat nagih?"

"Kalau gue hitung semuanya jadi  Rp. 280.000,- " 

Buset banyak juga, batin ku.


                              *****

Sesampainya di rumah, hujan turun dengan deras. Untung saja aku dan Zacky sudah sampai di rumah masing masing.

ZackylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang