Setelah mendapatkan dua gelang tiket yang akan dililitkan ditangan, kami langsung menghampiri petugas untuk diperiksa kembali. Karena angin yang cukup kencang, kertas yang semula dililit ditangan Arvind terjatuh, otomatis membuatnya berjongkok untuk mengambil gelang tersebut.
Tentu saja aku sedikit heran mengapa Arvind belum berada di sampingku, dan ternyata dia masih di periksa oleh Petugas. Arvind tersenyum sesaat kearahku sebelum akhirnya masuk dan berjalan di sampingku. Jujur saja aku merasa panas dan sedikit kesal ketika dua wanita di belakang ku histeris sambil memuji ketampanan Arvind.
Ga cuaca, ga cewe gatel sama sama bikin panas. Celetuk ku dalam hati.
Arvind mengerti bahwa saat ini aku sedang cemburu karena kejadian barusan, namun dia memberhentikan langkahnya."Sebentar," Dia berjongkok di hadapan ku, membenarkan tali sepatu ku yang sedari tadi terlepas. "Nah udah dehh."
Lagi lagi aku harus menenangkan debaran jantung ku yang sudah diporak poranda karena ulahnya.
"Aku ke toilet dulu ya? Kamu duduk di bangku yang teduh ini sambil nunggu. Kata Arvind menghampiri antrean toilet yang tak terlalu panjang.
Aku mengangguk sambil memandang pantulan wajah ku di layar handphone. "Buset cantik juga ya." perkataan ku membuat Arvind menghentikan langkah nya lalu berbalik.
"Makanya jangan cantik cantik, aku cemburu nanti banyak yang naksir!"
Setelah beberapa menit kemudian...
Arvind membawakan orange juice dingin yang barusaja ia beli, lalu menghampiri ku yang sedang duduk. Dia menusukkan kemasan orange juice lalu menyodorkanya kearah ku. "Mau ke rumah burung itu nggak?"
Wajah ku merengut. "Burungnya gigit?" tanya ku yang mulai mengesap orange juice.
"Yang suka gigit itu kamu." bantah Arvind yang menoel ujung hidungku.
"Ih apasihh? Mulai deh nyebelin nya."
"Hmm mau apa dong? Naik Gajah???" Tanya Arvind yang memberi penawaran lain pada ku.
"Takut di isep belalai nya."
"Hahahahaha gak akan. Terus cantik ku ini mau apaa?"
Aku menggelengkan kepala."Kita muter muter aja, sambil liat saudara kk."
"Saudara ku?" Arvind tergelak mendengar pernyataan ku. Dia langsung berdiri dan mendekat, kemudian menggenggam tangan ku lagi.
"Iyaa, buaya kan?"
"Kamu belum tau yaa kalau buaya itu hewan paling setia?"
"Iya tau, tapi kk beda. Buaya darat." celetuk ku.
"Kalau aku buaya darat, udah pasti cabang ku masih banyak. Jangan gemes gemes deh nanti aku ketuker mana kamu mana piggy." Kata Arvind yang membuat ku kesal.
Bahkan saat ini Arvind masih saja memimpin jalan, energi nya tak kunjung habis. Dengan polosnya dia menerobos kerumunan pengunjung di kebun bintang, sampai sampai aku dibuat keheranan karena sifat kekanak kanakan nya kini terlihat lagi.
Aku sedikit kelelahan karena harus menyeimbangkan langkah kecil ku dengan langkah besar milik nya. Aku masih santai sampai ketika Arvind melambaikan tangan nya di depan kandang harimau betina.

KAMU SEDANG MEMBACA
Zackyla
Ficțiune adolescențiPersahabatan bukan tentang siapa yang kau kenal paling lama. Tapi tentang dia yang datang ke kehidupanmu dan berkata, "Aku di sini untukmu." lalu membuktikannya, bukan hanya omong kosong saja. Kalau kau ingin tahu siapa sahabatmu, libatkan dirimu...