Part 29

4 2 0
                                    

Dengan cepat Arvind langsung menghampiri ku ketika kami sudah turun dari stage. Dia sangat terpukau dengan penampilan ku malam ini, padahal pakaian yang ku kenakan bisa dibilang sangat simple.

"Cantik!" puji Arvind yang memberikan bucket bunga mawar biru kepada ku.

Romantis! pikir ku.

''Ih kak, jangan gombal. Ku pikir tadi ga bakal cocok..."

''Kata siapa ga cocok? Kamu keliatan manis!"

"Wus was wes wos," sela Aksa.

"Aduh bujubuset slebew dilarang bucin dulu ni bos. Gue abangnya mau lewat," ucap Aldi yang membusungkan dada nya. 

"Gak usah peluk peluk. Najis," maki ku.

"Anjir lu awas aja." ancam Aldi yang melepaskan pelukan nya kepada ku.

Tak lama kemudian Vian, Raka, Risha, Gibran, dan Satria menyusul ke tempatku.

"Yok yok foto dulu, gue bawa camera nih." ujar Vian yang menodongkan Camera miliknya. Kami pun mengangguk setuju, memotret semua kenangan yang sedang kami alami saat ini. Sungguh menyenangkan!

Zacky yang terdiam sedari tadi lalu menarik tangan ku, menjauhi mereka.

"Ila.. Maaf." ucapnya tiba tiba. Aku sangat terkejut, tak menyangka dia akan mengatakan perkataan yang sudah nantikan.

"Udahh gue maafin kok, Ky. Maaf juga yaa gue sering gabisa jaga sikap."

"Gak apa apa, gua udah maklumin itu. kemarin gua kebawa emosi. Maaf ya?"

"Uh.."

Aku tak kuasa menahan air mata kebahagiaan ku hari ini. Mungkin bisa dibilang biasa saja tapi menurutku ini sangat penting. Zacky yang melihat air mata yang mulai mengalir langsung mengusap kedua pipi ku, menenangkan diriku bahwa tak akan ada pertengkaran yang akan terjadi lagi di antara kami.

Hanya saja Hal yang tak ku duga saat ini adalah... Arvind kebingungan mencari cari dimana keberadaan ku, panik setengah mati saat aku tiba tiba hilang dari sisi nya. Dia mulai merengek dan mengoceh tidak jelas seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Imut sekali!



***





Ding dong...



Suara bell rumah Raka berbunyi, tak lama selang beberapa detik Raka pun membuka pintu rumahnya.

"Kalian tau alamat gua darimana? " kata Raka yang keheranan karena melihat kehadiran Zacky, aku, Risha, dan Vian.

"Apasih yang gue gatau," ucap ku sambil mengibaskan rambut.

"Wah lu penguntit!" Tuduh Raka.

"Mana ada wehh,"

"Nih ya kita kesini mau bilang makasih sama lu soalnya udah mau diajak kompromi waktu masalah maren," Jelas Vian.

"Oo jadi maren lu semua kerjasama?!" tanya ku pada Vian.

"Ni bocah bukannya bilang makasih udh dibikin baikan malah ngamuk," cibir vian.

"Ribut gua kelitik smpe meninggal," ancam Zacky.

"Anj.. Tapi gua masih penasaran siapa yg ngasi tau alamat ini." kata Raka yang mulai kesal pada kelakuan kami. "Tadaaa!" Tiba tiba Satria dan Gibran muncul dari belakang kami. Gibran memasang wajah ceria dan Satria datar datar saja.

"Pasti kelakuan mereka, " tuduh Raka sambil menunjuk ke arah Satria dan Gibran, mereka pun membalas hanya dengan cengiran.

"Gua duluan balik ya, kesini cuma buat ngasih tau alamat." Kata Satria sambil meninggalkan kami.

"Najis sok sibuk tai," maki Raka.

"Eh udah, mending kita masuk aja ke rumahnya. Pegel nihh, " Kata Risha dengan polosnya memasuki rumah Raka tanpa dipersilahkan masuk. Dan akhirnya mereka pun masuk.



Di dalam rumah Raka...



"Rak... Lu sendirian di rumah segede ini?" tanya vian.

"Ga... cuma berdua sama kakak gua."

"Stepsister kali kali," Celoteh Gibran. Tak lama setelah mengatakan itu ia pun mendapatkan satu bogeman dari Raka.

"Stepsister?" tanya ku dan Risha.

"Gak usah di denger." ucap Zacky.

"Wehh lucu bangett ada anak kucingg," Kata Vian yang sengaja mengalihkan topik pembicaraannya.

"Di sekolah kayak anak brandalan tapi dirumah bisa jadi penyayang," sindir Zacky.

"Ish ky gabole gitu, maklum kepribadian ganda WKWKWK." balas ku.

"Gaje," Maki Raka.

"Eh iyaa nama kucingnya siapa? " tanya Risha.

"Ibunya ini yang warna oren item putih namanya piu, anaknya yang kesatu warna oren namanya Udin, kedua yang item namanya Lala, dan yang terakhir sama kayak ibunya punya nama pooo,"

"Bentar kayaknya gue familiar sama nama piu," ucap ku yang keheranan."Bukannya itu nama temennya molang ya?? Yang anak ayam itu?"

"Serius Rak? " tanya Vian yang sedikit terkejut.

"Molang?" Zacky pun ikut bertanya karena dia sama sekali tidak tahu apa yang kami bahas.

"Nih gua kasih liat di tv...

Nah ntu piu piu yg anak ayam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nah ntu piu piu yg anak ayam. Tapi Kakak gua yang ngasih nama nya, kalau yang oren itu gua yg ngasi nama. Kebanggaan gua nih bos, namanya Udin, "

"Wtf  Udin, kagak salah namanya itu? Pppfttt," aku pun tertawa lepas setelah mendengar nama kucing kebanggaan nya Raka.

"Kenapa lo? Sirik?"

''Ga. Lagian gue juga punya kucing, "

"Kucing apa La? Udah mokat kan bulan kemarin?" tanya Zacky.

"Ya.. Maksudnya kelinci si Panpan,"

"Lu apain La kucingnya?" ucap Vian sedikit terkejut.

"Kemarin.. Ga sengaja gue kasih nutrisari ke minum nya," jawab ku sambil menggaruk kepala belakang ku. Seketika tawa mereka pecah setelah mendengar alasan kematian dari kucing kesayangan ku itu.

Tiba tiba terdapat seorang wanita berparas cantik nan anggun bagaikan bidadari yang turun dari anak tangga. Kami sangat terkejut melihat nya.

"H.. Halo, kalian temen temen nya Raka yaa?? " Ucapnya sambil tersenyum kearah kami. "Maaf ya kalau Raka suka repotin kalian"

Astaga cantik banget, merasa gagal gue jadi cewek. Batin ku.

ZackylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang