"KY, TAU GA?""Enggak,"
"Ah elu ya... "
"Lu kn belum ngasi tau apa apa ke gua, La."
"Oiya ya, hehe."
"Mulai lemot,"
"Iya iya maap, Jadi kemaren gw kerumah kak Arvind... Yeyyy,"
"Ngapain?" tanya Zacky heran.
"Bundanya Arvind tu temen lamanya mama gue, ky."
"Owh gtu, garing ga?"
"Enggak si, soalnya bundanya kak Arvind lumayan seru juga. Hehe,"
"Iya calon mertua,"
"SSSTTT, jangan kenceng kenceng anjir kalau ngomong." kata ku panik sambil menutup mulut Zacky.
"Lepwasin mulut guhe, La."
"Hehe iya maap,"
"Lu gk jiji apa nutupin mulut gua?"
"Gak lah, ngapain juga jijik. Jigong lu kan wangi,''
"Gak waras!"
***
Di parkiran sekolah...
Porsche cayman putih kesayangan Aldi memasuki area parkir sekolah. Terlihat parkiran sudah padat karena hari ini ia dan aku sedikit kesiangan dari hari biasanya. Sepertinya ini bukan hari yang menguntungkan untuk kami. Parkiran di depan sudah penuh, terpaksa harus parkir di ujung dan hal itu lah yang membuat malas karena harus berjalan jauh menuju kelasnya.
Di tengah jalan, aku tiba tiba menemukan slot kosong di dekat mereka dan menunjukannya pada Aldi. Dengan hati gembira, Aldi langsung melaju menghampiri slot kosong itu. Baru ingin menempatinya, sebuah mobil volkswagen bewarna hitam tiba tiba saja melaju kencang dari arah yang berlawanan dan langsung menempati slot parkir tersebut.
TINNN... TINNN...
Dipukulnya klakson dengan kesal. Woy bisa liat kagak mobil ini yang duluan! Kesal Aldi.
Aku tahu betul mobil sialan itu milik Raka. Ingin sekali aku melompat keluar dari mobilnya dan menyakar wajah Raka sampai tak berwujud. Bahkan kalau bisa, ingin memberi pukulan yang keras ke wajahnya. Tetapi jika aku keluar dari mobil, masalahnya akan memanjang dan ia juga pasti akan terlambat masuk kelas. Akhirnya aku pun membujuk aldi agar sabar menghadapi kelakuan iblis yang satu ini dan dengan lapang dada.
Aldi berlari kencang menuju kelasnya sedangkan aku berjalan dengan santai sambil mendekati mobil Raka lalu menendang keras mobil itu hingga alarmnya berbunyi nyaring. Aku tak peduli atas perlakuannya tadi dan merasa seperti orang yang tidak berdosa. Sesampainya di kelas nanti, aku berjanji akan langsung mencakar cakar wajah Raka.
Saat aku tiba di kelas, Raka yang duduk di samping Satria sambil menatapnya dengan senyuman mengejek. Dengan semangat 45 aku langsung menghampirinya. Zacky, Vian dan Risha keheranan melihat tingkah laku ku.
"TOLOL!! " seperti kerasukan, aku terus menghantam Raka dengan tas. Jika tas itu makhluk hidup, pasti sekarang sudah menangis kesakitan karena kulitnya tergores dan terkoyak karena ulah ku. Raka yang tidak menduga akan diserang hanya bisa menjadikan tangannya sebagai tameng perlindungan untuk diri ku.
Dengan cepat, kami berdua menjadi tontonan para siswa di kelas. Bahkan, banyak anak kelas lain baik seangkatan ataupun kaka kelas masuk ke dalam kelas kami karena tertarik dengan kegaduhan yang kami buat. Suasana kelas sekarang riuh. Yang cowok sibuk memberi semangat kepada ku dan yang perempuan hanya bisa bergidik ngeri. Zacky, Vian, Risha, Satria dan Gibran memisahkan kami berdua tetapi hal itu sia sia saja. Malahan mereka mendapatkan tatapan sinis dari ku.
![](https://img.wattpad.com/cover/179452771-288-k320486.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zackyla
Teen FictionPersahabatan bukan tentang siapa yang kau kenal paling lama. Tapi tentang dia yang datang ke kehidupanmu dan berkata, "Aku di sini untukmu." lalu membuktikannya, bukan hanya omong kosong saja. Kalau kau ingin tahu siapa sahabatmu, libatkan dirimu...