Part 36

1 0 0
                                    

Aku sudah mengambil keputusan yang salah, memilih diam tak mengatakan apa apa kepada Arvind. Tetapi saat ini Arvind tak memberikan reaksi apa apa. Dia berbalik lalu berjalan menjauhi kami berdua. 

Esok nya aku memutuskan untuk mengirim pesan pada Arvind, memastikan suasana hati nya sudah membaik atau belum. Jujur saja aku merasa tak enak hati, terus memikirkan nya hingga larut malam.

Aneh. Pesan ku tak dibalas, biasanya dia langsung membalas semua pesan yang ku kirim kepadanya, aku bertanya kepada Aldi tetapi dia meyakinkan diriku bahwa Arvind akan baik baik saja. Mungkin saja kemarin dia ada urusan mendadak? Ntah lah.

Aku sempat berpikir apa mungkin suasana hatinya akan kembali jika aku mengunjungi kelasnya? Aku bertekat membuat makanan kesukaan nya lalu memberikan nya pada saat jam istirahat.



***



"Apa tuh?" tanya Vian.

"Udah tau bekel masih aja nanya," jawabku ketus.

"Wahh ayo kita barter, gue juga bawa!" kata Risha semangat.

Mampus isi nya risol gosong, bisa di ketawain gue. Pikirku.

"Eh! Ini bekel Bangal, lupa ketuker. Gue ke kelasnya dulu ya!" ucap ku sambil berlari keluar kelas.

Sejak kapan Bang Aldi bekel makan? Tanya Zacky.




Di depan kelas Arvind...




Aku berdiri di samping pintu kelasnya sambil celingak celinguk berharap menemukan sosok Arvind di dalam nya. Namun aku di kejutkan karena kehadiran Aldi yang tiba tiba berada di samping ku.

"Apasih kagetin aja."

"Lagian lu ngapain ngintip kelas orang? Nyari gua?" Tanya Aldi.

"Anu.. Em yang semalem."

"Oh, tuh anaknya di belakang lu."

Sontak aku langsung membalikkan badan, kini posisi kami sangat berdekatan. Hampir tak ada jarak! Aku mundur satu langkah agar siswa lain yang melewati koridor tak berpikir aneh aneh.

"Kak, boleh minta waktunya sebentar?" tanya ku yang menarik pelan kemeja di pundaknya.

"Hnn? Iyaa boleh kok," jawabnya dengan senyuman khas miliknya.

Ketika aku melihat Aldi, dia sudah mengerti lalu masuk kedalam kelas meninggalkan kami berdua.

"M-maaf yang kemarin kak..."

"Iyaa gak apa apa cantik."

"Maaf aku gak mikirin perasaan kk kemarin," kata ku sambil menundukkan wajah.

"Udah lewat, jangan bahas bahas lagi yaa." pinta nya yang mengelus lembut kepala ku." Btw kamu bawa apa tuhh??"

"Um ini kesukaan kk, tapi..."

"Heee kamu repot repot bangun pagi buat bikin makanan kesukaan ku yaa??"

Aku menggeleng, terlalu malu mengatakan nya. Namun Arvind mengerti dan akhirnya menunduk kearahku, mendekatkan telinga nya menjadi berhadapan dengan bibirku.

ZackylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang