Part 13

37 6 0
                                    

"Ni anak bisanya cuma ngomong doang, gini gini juga lo beruntung kan bisa nemenin cewek secantik gue!" aku langsung menyingkirkan tangan nya dari rambut ku, kemudian memukul kepala Zacky dengan novel baru ku.

" Kalau gue geger otak gimana?"

"Ih omongan lo!"

"Makannya jgn byk protes," balas Zacky jengkel.

"Bentar deh mau ke toilet,"

"Emang tau dimana tempatnya? Gue temenin."

"Enggak, gausah." aku pun berlari kecil mencari keberadaan toilet. Setelah 15 menit kemudian aku kembali dan membawa beberapa kantung kresek jajanan.

Zacky hanya menganga ketika melihat diriku yang baru saja dari toilet membawa kantung keresek sebanyak itu. Sungguh membuat heran!


*****


Langit mulai tampak jingga. Tapi mereka masih duduk dengan santai beralaskan ribuan pasir yang ada di bibir pantai. Zacky sangat suka dengan pemandangan gulungan ombak yang terombang ambing tak tentu arah. Melihat cowok yang disebelah nya tersenyum sambil memandang langit sore sudah cukup membuatnya bahagia.

"Bang Zein, kita bakalan kayak gini terus kan? Janji lho jangan tinggalin Zacky,"

Cowok itu mengangguk pelan, dalam hatinya dia berjanji tidak akan meninggalkan adik nya "Iyaa janji."

Perlahan, matahari mulai turun dari singgasananya. Inilah pertunjukan yang Zein tunggu sedari tadi. Dia mengusap kepala mungil Zacky.

"Keren ya," ucap Zacky riang sambil menoleh ke arah Zein.

"Gak akan sekeren ini kalau gak ditemenin sama Zacky,"

"Oke, berarti kalau mau keren terus kesini nya harus sama Zacky!"

"Aaarrrgghhh." teriak Zacky gusar ketika sekelebat bayangan masa lalu merasuki mimpinya. Sungguh pagi yang buruk. Karena mimpi itu dia jadi terbangun, bahkan sebelum bunyi alarm membangunkannya.

Zacky turun dari ranjangnya, mengambil handuk dari lemari lalu menuju kamar mandi. Dia menatap bayangan dirinya pada cermin yang menempel dibalik pintu kamar mandi, terlihat amat berantakan. Mimpi yang baru saja dia alami mengingatkannya pada sosok Zein.


*****


Zacky melirik ke arah ponsel ku agar melihat nama yang tertera disana. Kepala Zacky mengangguk pelan. "Arvind." Dari namanya ok. Tapi, bukan berarti nama jadi patokan sikap seseorang.

"Tumben lo bales chat, lo suka ya sama tu cowok? " tanya Zacky.

"Hish kepo!"

"Soalnya lo gak kayak biasanya rajin balesin chat cowok kayak gini," balas Zacky malas. "Dari yang gue amati, udah enam hari yang lalu lo chatting an sama dia. Aneh, gk kayak biasanya."

"Harusnya lo seneng dong! Temen lo punya temen chat sekarang," gerutu ku.

Beberapa menit kemudian Zacky mulai merasa jenuh saat melihat aku masih saja berbalas chat.

"Giliran cowok lain ngechat gak pernah dibales secepet ini,"

"Chat dari elo gue bales cepet! Vian sama bangal juga!" balas ku sebal.

"Beda," Zacky berdecak.

"Sama sama cowok!"

"Sakit woy," Zacky mengaduh saat aku dengan sengaja memukul perutnya.

ZackylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang