part 45

167 7 0
                                    

"Cil sekamar mau gak?" Tanya vanesa dengan sebutan kesayangan yaitu acil, begitupun ara yang memanggilnya kak anes

"Mauuuu" ucap ara bahagia, dan akhirnya mereka masuk kekamar

"Tapi ada jarum suntik gimana dong" ucap vanesa yang usil karena dia masih tau kalau ara dulu takut jarum suntik dan ya kak vanesa selalu mengingat ara bila melihat jarum suntik

"Engg...gak jadi, ara gk mau..."ujar ara melihat pintu kamar di mana tadi dirinya melihat jarum suntik

"Ya udah ayo ke kamar kamu" ucap vanesa terkekeh melihat tingkah laku ara

"Nii ini kamar kamu" ujar vanes dengan membuka pintu

"Cil"

"Yaa?"

"Kamu masih takut jarum suntik?"

"Ihh kak anes udah ah jangan dibahass" ujar ara dengan wajah cemberut

"Iya iyaa gak akan"ucap vanesa dengan mencubit pipi ara

"Kak anes waktu kita berpisah dulu itu ara masih kecil kan terus waktu kak anes pergi ara sempet ngira kak anes pergi sebentar" ucap ara dengan duduk di tepi ranjang

Flasback on

"kak anes kemana ma??" Tanya ara mencari vanesa

"Nak, kakak mu kan udah pulang ke rumahnya" ujar tante ria mengelus kepala ara dengan lembut

"Tapi katanya kak anes pergi mau beli ice crim doang tapi kok lama" ucap ara dengan menangis terus menerus tanpa henti

Sempat beberapa hari ara sakit demam membuat tante ria khawatir dan pasrah, namun untungnya lambat laun ara mulai lupa dengan sahabat kecilnya itu, kakak pelindung nya, dan satu hal yang selalu ara rindukan itu

Flasback of

"Masa iya??" Tanya vanesa memandang ara, dan ara hanya tersenyum dan mengangguk

"Maaf ya cil, waktu itu kak anes gk tega kalau harus ninggalin kamu" ucap vanesa yang memeluk ara

"Gk nyangka kamu udah segede ini"

"Eh kak, kak anes dokter?" Tanya ara semangat

"Iya dong emang kenapa?" Tanya vanesa

"Ara juga pengen jadi dokter, dan kata mama ara akan masuk universitas kedokteran di singapore" ucap ara

" ouh ya??, bagus deh, kak anes pun dulu sekolah di sana"

"Masa" teriak ara makin bahagia, namun tak di sangka hidung nya mengeluarkan darah membuat vanesa menyelidiki dan khawatir

"Cil, kamu mimisan" ucap ara kemudian menyeka hidungnya, vanesa segera membawakan tisue dan memberikannya

"Kamu kenapa??" Tanya vanesa dengan khawatir saat ara keluar dari kamar mandi dengan keadaan pucat

"Aku terkena leukimia kak" ucap ara membuat hati vanesa seolah hancur

"Astagfirullah" ucap vanesa dengan memeluk erat ara tanpa vanesa sadari air mata nya menetes

"Kak anes mau gk ajarin ara jadi dokter?" Ucap ara dalam pelukannya

"Mau tapi ada syarat nya"

"Apa?"

"Kamu harus sembuh"

"Pasti"

"Yasudah kalau begitu kamu istirahat kakak ke kamar dulu, kalau butuh apa apa bilang" ucap vanesa mengelus kepala ara kemudian pergi

Takdir Cinta❤[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang