Saudara Perempuan

210 39 29
                                    

    Jungkook selalu memulai paginya pukul sembilan.Terdengar pemalas sekali dan kenyataannya memang demikian.Lagipula tiada aktivitas yang bisa dijadikan alasan untuk Jungkook bangun sedikit lebih pagi.Ia hanya akan berada didalam kamar apartemennya.Tidak kuliah atau sekedar berlari kecil menyegarkan badan.

Sepasang mata doe mengerjap perlahan.Seberkas cahaya mengusik retinanya.Jungkook sangat ingat bahwa semalam ia telah mematikan seluruh lampu, lalu cahaya apa yang kini membuat kedua bola matanya memanas?

"Bangun tuan muda Jeon, ini sudah pukul setengah delapan.Kau mau bergelung ditempat itu sampai siang?"

Sontak Jungkook terkejut, makhluk mistis apa yang mendatanginya dipagi hari seperti ini? Tubuhnya menegak, menoleh pada seseorang yang tengah memasang tali gorden.Ternyata gadis gila yang kemarin, Jung Soorin.

"Apa yang kau lakukan disini? dan bagaimana kau bisa masuk?" serungut Jungkook akan kehadiran gadis itu diapartemennya, lagi.

Soorin tak lekas menjawab, memilih memungut sapu yang tergeletak sadis masih dalam posisi saat Jungkook melemparnya kemarin.Terpaksa Jungkook mengikuti arah gerak gadis itu karena penasaran.

"Aku punya ini," Soorin menunjukkan sebuah kartu akses dari dalam saku celana trainningnya.

   Hari ini ia datang dengan penampilan sangat sederhana, sangat berbeda dengan kemarin.Hanya bermodalkan celana training hitam, kaos puma berwarna merah dengan rambut dicepol diatas kepala.

"Darimana kau mendapatkan kartu akses itu?"

"Tuan Jeon memberikannya padaku," tukasnya dengan tangan berusaha memunguti sampah yang berserakan.

"Ayah?" renyit Jungkook tak mengerti.Pasalnya selama ini ia tak tahu kalau sang ayah memiliki duplikat kartu akses apartemennya.

"Tuan Jeon memiliki duplikat kartu akses apartemen ini, bahkan sejak awal dia membelikan apartemen ini untukmu.Hanya saja jadwalnya terkadang terlalu padat untuk menyelinap pagi pagi buta demi melihat putranya masih sibuk terlelap."

   Jungkook terdiam diatas tempat tidur.
Ternyata selama ini sang ayah diam diam mengunjunginya.Pria tua itu bahkan tak menyerah meski selalu Jungkook tolak memasuki apartemen.

"Hey, daripada bengong disitu bantulah aku memindahkan meja ini.Aku tak bisa memindahkannya sendiri." Seru Soorin dengan wajah yang sedikit merengut.Jungkook menghela nafas berat.Soorin sangat cerewet sekali.Ia benar benar memiliki saudara perempuan sekarang.

🍂

     Atas kerja keras Soorin beserta sedikit bantuan Jungkook, apartemen sekarang terlihat sangat layak huni.Soorin menghempaskan tubuhnya ke sofa, mengatur demi sedikit nafasnya yang putus putus.

"Sebenarnya aku tidak dibayar untuk melakukan ini semua.Tapi karena apartemenmu terlihat seperti sebuah sarang, terpaksa aku mengerahkan tenagaku." Celotehnya dengan kepala bersandar pada sofa dan mata yang sengaja ia pejamkan.

Lalu ia merasakan sesuatu mendarat diatas pahanya.Mata Soorin terbuka, ternyata sekaleng soda yang dilempar oleh Jungkook.Pemuda itu memang tidak sopan, tapi Soorin tak punya pilihan selain mengucapkan terimakasih meski sebenarnya ia lebih ingin mengumpati perilaku dingin Jungkook.

"Gomawo."

   Soorin membuka penutup kaleng soda dan mulai menenggak isinya.Jungkook mendudukkan diri disofa yang sama seraya meminum soda kaleng ditangannya juga.

"Kenapa kau kesini lagi?" Nada bicaranya masih saja datar.

Soorin memutar bola matanya malas, " Berulang kali ku katakan ini sudah tugasku.Aku akan mengunjungimu setiap hari," Soorin menghabiskan sisa soda dalam kaleng miliknya.Tubuhnya benar benar butuh suplai cairan.

"Kau tak sakit hati denganku kemarin?"

"Hanya orang gila yang tak sakit hati karena bentakanmu.Sebelumnya aku ingin sekali membencimu, tapi tak jadi.Kupikir tak ada gunanya juga.Kau hanya belum terbiasa dengan kehadiranku beserta perubahan yang aku lakukan.Jadi aku memakhlumi itu." terang Soorin sementara Jungkook lagu lagi terdiam.

Sisa soda dikalengnya ia tenggak kembali, Jungkook melirik Soorin lewat sudut matanya.Gadis ini terlalu bersemangat, bar bar dan juga terlalu berani.Ia masih saja kembali meski telah Jungkook bentak seperti kemarin.Sebenarnya apa rencana tuhan dengan mengirimkan gadis seperti Soorin dalam hidupnya?

🍂

   Buam dong sebentar lagi akan dipeluk dengan sempurna oleh sang malam.
Matahari semakin turun diufuk barat, Soorin berpamitan pada Jungkook.Seharian penuh ia berada di apartemen Jungkook, sedikit membantu bersih bersih.Ralat, lebih tepatnya Jungkook yang sedikit memberikan bantuan bukan dirinya.Selain itu ia hanya menemani Jungkook membacak komik dan menonton siaran tv.

       Soorin sudah terbiasa akan kehidupan monoton seorang hikikomori, namun baru kali ini ia merasa sangat jengah.Meskipun seharian berada dalam satu atap, Jungkook bahkan konsisten pada sikap diamnya.Seolah keberadaan Soorin tak ada artinya.

"Aku permisi dulu." Tubuh rampingnya sedikit menunduk lalu dengan sedikit tak bersemangat beranjak pergi.

Baru saja kaki sebelah kanannya menapaki satu ubin, Jungkook meraih tangannya.Menggenggam pergelangannya erat.Terkejut? Pasti.Soorin mengangkat sejenak dagunya, seolah mengatakan apa.

"Sepatumu tertinggal." Jungkook mengambil sepasang sepatu hak berwarna biru dongker dari rak sepatu disamping pintu.

    Mulut Soorin terbuka, sekarang ia ingat bahwa sepatunya tertinggal kemarin di apartemen Jungkook.Soorin diburu akan rasa kekecewaan dan amarah hingga melupakan sepatu yang ia lepas didekat sofa.Tunggu, didekat sofa? tapi kenapa Jungkook mengambilnya dari rak.Padahal saat bersih bersih tadi ia tak memindahkanya sama sekali.Bahkan Soorin tak melihat sepatu itu tadi didekat sofa.Mungkinkah Jungkook yang menyimpannya?

"Jika kau tak membutuhkannya, aku akan membuangnya." Jungkook sedikit memiringkan kepalanya, ekspresinya masih dingin dan menjengkelkan.

Soorin merebut segera sepatunya yang masih menggantung di jemari Jungkook.Apa apaan pemuda ini asal membuang milik orang saja.Dengan sedikit merengut, Soorin mengucapkan terimakasih lantas pergi meninggalkan kediaman si dingin Jeon Jungkook.

Bibir berpoles lip tint itu tak henti hentinya mengucapkan sumpah serapah dan juga umpatan kecil yang ia tujukan pada pemilik apartemen yang baru saja ia tinggalkan.Setahun menjadi seorang rental sister, tak pernah ia memiliki klien semenyebalkan Jungkook.Tapi mau bagaimana lagi, ini sudah terlanjur.Lagipula ia harus menyembuhkan Jungkook.


TBC

Maaf bila ada typo
Jangan lupa voment kawan kawan

#Salam Hangat dari Wahyutel😉

Tulungagung
Kamis, 16 Januari 2020

Let's Go Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang