Titik Terang

63 19 2
                                    

    Pintu mobil berdebam keras satu detik setelah Jungkook berhasil keluar sambil menggendong Soorin.Donghwa, si pelaku utama lantas berlari tunggang langgang.Berteriak seperti orang kesetanan di depan pintu rumah sakit, meneriakkan satu nama berulang ulang dengan wajah memerah menahan tangis.Pemuda itu sepertinya sudah tidak peduli dengan tatapan dan spekulasi dari orang orang yang terus melihatnya.Tak lama kemudian beberapa perawat terlihat datang dengan mendorong brankar, menghampiri Jungkook yang masih berusaha menopang bobot tubuh Soorin.Para perawat itu segera membawa Soorin menuju Instalansi Gawat Darurat untuk mendapatkan penanganan secepatnya.Jungkook dan Donghwa langsung melemas saat tubuh Soorin raib dibalik pintu IGD.

Donghwa sedikit menjauhkan diri dari Jungkook, mengeluarkan ponsel untuk mengabari seseorang.Beberapa menit setelahnya seorang pemuda berlari dari lorong rumah sakit, terengah engah berhenti di depan ruang IGD.

"Bagaimana keadaan Soorin?"

Donghwa menggeleng, membuat Hoseok yang baru datang dari kantin rumah sakit membenturkan punggung ke dinding lantas merosot sambil meremat surainya.Jungkook yang baru pertama kali melihat Hoseok hanya menatapnya sebentar lalu kembali menunduk.

      Ketiganya menanti dalam diam.Kalut pada pikiran masing masing.Sampai suara derap pantofel mengisi rungu, mereka serentak menoleh kearah datangnya suara.Jungkook kenal dengan orang itu, Tuan Jung Jaejoon, pemilik perusahaan tempat Soorin bekerja.

Bertepatan dengan datangnya Tuan Jung, dokter keluar dari ruang IGD dengan wajah yang nampak kurang puas.Pada mata bertudung kelembutan itu menampung setidaknya kekhawatiran yang mencekik.Hoseok bangkit berdiri begitupun dengan Jungkook dan Donghwa.Tuan Jung menghentikan langkat tepat di hadapan dokter.Bertanya dengan nada khawatir.

"Seokjin–ah, bagaimana keadaan Soorin? Putriku baik baik saja kan?"

Membeku seketika.Jungkook tak diberi kesempatan untuk merespon oleh tubuh dan pikirannya sendiri.Dunia tengah mencuranginya hingga hanya dia yang nampak seperti si bodoh yang tak tahu apa apa.Kata kata Tuan Jung kian membuat Jungkook berpikir dalam, Soorin mungkin menyimpan lebih banyak rahasia yang tak diketahuinya.

🍂

    Empat jam terlewati tanpa terasa, Jungkook masih bersikeras menunggu Soorin sebelum Donghwa mengajaknya ke kantin rumah sakit untuk makan malam.Jungkook semula merasa aneh dengan pemuda itu yang tak lagi bersikap kasar padanya, namun ia sedang tak ingin memusingkan hal itu sehingga memutuskan untuk ikut saja.

Keduanya duduk berhadapan di meja yang sama.Jungkook sedang tak berselera makan sehingga hanya membeli minuman dingin.Donghwa menepikan biskuit didepannya, melipat tangan dengan dada yang dirapatkan pada meja.Mencari posisi ternyaman untuk memulai pembicaraan.

"Aku bisa menjelaskan semuanya jika memang kau ingin tahu."

Tanpa perlu di komando kepala Jungkook terangkat, memerangkapkan maniknya pada bola mata Donghwa.Mengalihkan tatapannya pelan pelan sebelum menatap kosong meja.

"Ada apa dengan dirimu?" Pertanyaan yang pertama terlontar sukses membuat Donghwa terkekeh pelan.

"Aku hanya melakukan apa yang seharusnya ku lakukan.Tingkatan terakhir dalam mencintai yakni dengan mengikhlaskan.Aku sedang merelakan egoku dan berdamai denganmu demi Soorin."

"Lalu apa yang terjadi pada Soorin?"

"Dia sakit," singkat pemuda itu, mengumpulkan terlebih dulu sekian banyak fakta yang sekiranya perlu Jungkook ketahui, "Soorin sudah tiga hari di rawat disini.Seharusnya hari ini ia masih dalam masa perawatan dan tidak diperbolehkan pergi kemana mana, namun karena dia ingin menemuimu Soorin memaksa dokter untuk mengijinkannya pergi sebentar.Hoseok hyung memintaku untuk mengawasinya berjaga jaga jika hal buruk terjadi.Dan benar saja ketakutan kami menjadi kenyataan."

Let's Go Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang